Berbicara perkembangan Metaverse, nama negara Korea Selatan hampir selalu tersemat karena memiliki ambisi serius untuk mendominasi Metaverse. Namun kini, sebuah laporan baru muncul dan memprediksi bahwa China akan menjadi negara terdepan dalam teknologi Metaverse di tahun 2023.
Kok bisa? Simak isi berita ini sampai habis, ya!
Dilansir dari Bitcoin News (20/3/23), baru-baru ini, GlobalData, sebuah perusahaan konsultan dan analisis data global membagikan prediksinya mengenai negara China yang akan memimpin teknologi Metaverse pada tahun 2023.
Dalam laporannya, GlobalData menuliskan bahwa China telah memposisikan dirinya untuk melampaui negara-negara Barat dalam hal teknologi Metaverse, karena China berencana berinvestasi dalam teknologi yang terkait dengan bidang ini.
Bukan tanpa alasan, Cryptoslate (20/3/23) mengatakan bahwa laporan dari GlobalData adalah hasil dari rencana Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China yang telah menerbitkan rencana, dengan jumlah 12 halaman untuk memadukan sektor VR dengan aplikasi industri seperti manufaktur, yang menunjukkan keseriusan negara tersebut untuk mengikuti perkembangan teknologi yang sedang tren ini.
GlobalData menyatakan China akan terus memberikan teknologi aksesori yang memungkinkannya menjadi pusat Metaverse.
“Penekanan China yang semakin meningkat pada virtual reality (VR), augmented reality , artificial intelligence , dan 6G bertujuan untuk melampaui kemajuan di negara Barat dan memposisikan negara ini sebagai pusat global untuk Metaverse,” mengutip dari laporan GlobalData.
Baca juga: Dikasih Modal Rp230,5 Miliar, Perancang Busana Digital DressX Terjun ke Metaverse!
Selain itu, GlobalData percaya bahwa terdapat tanda-tanda yang menunjukkan bahwa China akan terus berinvestasi dalam realitas virtual (VR) dan kecerdasan buatan (AI) yang bermaksud untuk mempromosikan pembangunan ekonomi bangsa.
Bersamaan dengan laporan yang dibagikan, beberapa provinsi dan kota di China, termasuk Shanghai dan Zheijiang, telah mempresentasikan rencana untuk menjadi pusat teknologi Metaverse ini.
Sementara itu, dilansir dari Cryptonomist (20/3/23), Shanghai, yang merupakan kota terbesar di China berdasarkan jumlah penduduknya, telah menerbitkan dokumen yang menyajikan rencana untuk mengubah dirinya menjadi pusat utama kegiatan industri Metaverse.
Selanjutnya, salah satu tujuan utama dari recana ini adalah untuk mengembangkan klaster Metaverse senilai $52 miliar atau Rp7,9 triliun di kota tersebut.
Dalam mencapai tujuannya, kota Shanghai berencana untuk menjadi tuan rumah bagi setidaknya 10 perusahaan Metaverse inovatif terkemuka dan 100 perusahaan yang menghadirkan teknologi terkait Metaverse, dengan jangkauan internasional.
Tidak hanya itu, dokumen yang diajukan juga mengusulkan serangkaian tugas, termasuk menambahkan komponen digital ke berbagai kegiatan dan sektor, seperti keberadaan perusahaan virtual, pendidikan dengan realitas virtual, pariwisata, hingga hiburan dengan elemen virtual.
Kemudian, laporan dari Cryptonomist mengatakan bahwa dokumen yang diterbitkan oleh kota Shanghai menyebutkan bahwa pemerintah harus membentuk serangkaian dana khusus untuk mendukung industri Metaverse dengan menawarkan subsidi investasi, potongan bunga, dan insentif lain yang disediakan oleh undang-undang dan peraturan untuk mendukung penelitian dan pengembangan teknologi ini.
Belum berhenti sampai di sana, dokumen tersebut juga menyebutkan sejumlah teknologi, termasuk teknologi layar dan prosesor, sebagai beberapa teknologi dasar yang harus dikembangkan untuk mencapai Metaverse yang lebih baik di masa depan
Berdasarkan dokumen-dokumen ini, nampaknya China mulai menyusul langkah-langkah Korea Selatan dalam mencapai ambisinya untuk jadi negara yang memimpin Metaverse. Pasalnya, baru-baru ini Korea Selatan telah mengucurkan dana untuk kesekian kalinya untuk perkembangan Metavserse.
Ingin tahu perkembangan Metaverse di Korea Selatan? Simak selengkapnya di Ngambis, Korea Selatan Kucurkan Dana Lebih Dari Rp750 Miliar Untuk Pertumbuhan Metaverse.
Referensi: