Berdasarkan pernyataan dari sejumlah eksekutif di industri, United Arab Emirates (UAE) atau Uni Emirat Arab tampaknya lebih ramah terhadap bisnis crypto dibandingkan dengan Amerika Serikat.
Pernyataan ini dikaitkan dengan peraturan dan kebijakan di UAE yang dinilai lebih mendukung pertumbuhan dan perkembangan industri crypto.
Hingga saat ini, UAE telah menjadi rumah bagi berbagai start-up dan perusahaan crypto yang sedang berkembang. Dengan peraturan yang ramah bisnis, negara ini telah berhasil menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan industri crypto.
Menurut beberapa eksekutif di industri crypto, UAE menawarkan lingkungan yang lebih mudah dan lebih ramah untuk melakukan bisnis crypto dibandingkan dengan Amerika Serikat.
Salah satu pendiri Crypto Oasis, Saqr Ereiqat, mengatakan
āDalam hal mendukung bisnis crypto, UAE tampaknya berada beberapa langkah di depan Amerika Serikat. Peraturan yang lebih ringan dan pendekatan yang lebih progresif terhadap inovasi telah menjadikan UAE sebagai tempat yang ideal bagi perusahaan crypto.ā
Selain itu, UAE juga telah memperlihatkan komitmennya dalam mendorong adopsi blockchain dan teknologi crypto lainnya. Misalnya, pemerintah UAE telah meluncurkan berbagai inisiatif dan program untuk mempromosikan penggunaan teknologi ini di berbagai sektor.
Hal tersebut juga menunjukkan bahwa UAE tidak hanya berfokus pada pengembangan industri crypto, tetapi juga pada integrasi teknologi ini ke dalam ekonomi yang lebih luas.
Baca juga: Uni Emirates Arab Luncurkan Kementerian Ekonomi di Metaverse
Amerika Serikat, meskipun merupakan rumah bagi beberapa perusahaan crypto terbesar di dunia, masih berjuang dengan peraturan dan kebijakan yang ketat seputar crypto.
Di sisi lain, UAE telah berhasil menciptakan lingkungan yang lebih mendukung dengan peraturan yang lebih fleksibel dan ramah inovasi. Dalam presentasinya di Dubai FinTech Summi, Ereiqa, mengatakan bahwa dibandingkan dengan Amerika Serikat, di UAE ada lebih banyak peluang untuk perusahaan crypto untuk berkembang dan berinovasi.
Selain itu, sang eksekutif mengakui bahwa sudah ada minat yang berkembang di wilayah ini. Menurut Ereiqat, data terakhir yang mereka miliki menunjukkan bahwa sudah ada lebih dari 1.800 organisasi Web3 di kawasan ini, dengan lebih dari 8.000 orang yang bekerja di bidang ini. Ia menambahkan,
āDubai FinTech Summit adalah acara penting yang mempertemukan para pemangku kepentingan dari industri fintech [ā¦] Kehadiran para pemimpin dan proyek kripto dan Web3 di acara tersebut merupakan indikator penting dari meningkatnya minat dan adopsi teknologi ini di wilayah tersebut.ā
Di sisi lain, CEO Coinbase, Brian Armstrong, juga mengungkapkan sentimen serupa dalam sebuah obrolan hangat di acara Dubai FinTech Summit. Menurut eksekutif tersebut, AS mungkin āsedikit tertinggalā dalam hal kejelasan peraturan. Armstrong juga mengatakan bahwa negara ini merupakan pusat internasional potensial yang menarik untuk Coinbase.
Dengan pendekatan yang lebih progresif terhadap industri crypto, UAE mungkin berperan penting dalam masa depan industri ini. Pasalnya, hingga saat ini, UAE telah menunjukkan komitmen untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan crypto, dan ini dapat membantu menetapkan standar baru untuk bagaimana negara lain mengatur industri crypto.
Seorang eksekutif industri crypto mengungkapkan, āUAE dapat menjadi pemimpin dalam penyetaraan aturan permainan di industri crypto.ā
UAE telah menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang tepat, sebuah negara bisa menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan industri crypto.
Baca juga: Pertama di Dunia, Uni Emirat Arab Sediakan Zona Bebas Untuk Perusahaan Aset Digital dan Virtual
Melalui peraturan yang ramah bisnis dan pendekatan yang mendukung inovasi, UAE mungkin menjadi model bagi negara lain dalam menangani industri crypto. Dengan kata lain, masa depan industri crypto mungkin berada di Timur Tengah, bukan di Barat.
Referensi: