Menjelang natal dan tahun baru 2025, harga Bitcoin dan pasar crypto bergejolak akibat ‘sabda’ Ketua The Federal Reserve Jerome Powell terkait pemangkasan suku bunga dan kebijakannya di tahun 2025 mendatang. Meski begitu, para analis nampaknya tetap positif BTC bisa melonjak di tahun depan. Baca analisis lengkapnya yang dikumpulkan oleh tim trader Pintu.
Pada Rabu (18/12) lalu, The Fed memangkas suku bunga dana federal sebesar 25 basis poin sehingga mencapai kisaran target 4,25%-4,50% sesuai yang telah diantisipasi. Pemangkasan suku bunga ini tampaknya jadi siklus terakhir sebelum adanya peralihan ke kenaikan suku bunga di tahun 2025 yang tidak bisa lagi dihindarkan.
Pemotongan suku bunga kali ini menimbulkan bereaksi beragam; Dollar AS melonjak ke level tertinggi dalam dua tahun, imbal hasil Treasury juga ikut melonjak, sementara pasar saham turun tajam. Meskipun pasar bereaksi berlebihan, pernyataan The Fed terkait proyeksi yang direvisi dan komentar Ketua Jerome Powell ternyata memberikan pembenaran yang cukup untuk pergerakan kemarin.
Salah satu faktor utama keputusan pemangkasan tersebut adalah kurangnya suara bulat dalam keputusan tersebut, dengan Presiden Fed Cleveland yang tidak setuju. Powell juga menggambarkan pemangkasan suku bunga sebagai “keputusan yang lebih sulit” dibandingkan dengan keputusan baru-baru ini dan mencatat bahwa kebijakan moneter sekarang “secara signifikan kurang ketat” dan mendekati “netral.”
Sementara itu, untuk tahun 2025, para pembuat kebijakan menaikkan prospek inflasi rata-rata dari 2,1% menjadi 2,5%, sehingga meningkatkan suku bunga netral jangka panjang ke level tertinggi dalam enam tahun di angka 3,0% dan mengurangi jumlah pemotongan suku bunga yang diproyeksikan tahun depan dari empat menjadi dua.
Meskipun ada revisi ini, pasar suku bunga bersikap skeptis dan memperkirakan hanya akan ada pemotongan 35 basis poin di tahun depan, dan tidak ada pelonggaran tambahan setelahnya. Hal ini pada dasarnya menantang proyeksi The Fed.
Keraguan ini berasal dari ketidakkonsistenan yang tampak dalam prospek Fed, di mana The Fed memperkirakan inflasi akan tetap lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya tetapi tetap berencana untuk memangkas suku bunga. Powell sendiri menghadapi pertanyaan sulit tentang logika ini selama konferensi persnya, karena sikap tersebut tampaknya lebih sulit dibenarkan mengingat proyeksi The Fed yang relatif stabil untuk pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja yang diperkirakan akan tetap kuat hingga tahun 2026.
Padahal hanya jelang setahun setelah perubahan sikap Powell yang sempat *dovish (*mendukung kelonggaran kebijakan), namun pasar sekarang mempertimbangkan prospek pembalikan sikap hawkish (mendukung kebijakan moneter yang ketat). Saat ini pasar suku bunga tengah mengantisipasi jeda yang panjang, dengan pemotongan suku bunga berikutnya yang tidak sepenuhnya diperhitungkan hingga September 2025. Namun, berbagai faktor eksternal seperti kembalinya Presiden terpilih Donald Trump dan potensi inflasi yang didorong oleh tarif, dapat mempersulit rencana The Fed. Ekonom Phil Suttle memperkirakan bahwa kenaikan inflasi pada kuartal kedua tahun 2025 dapat memaksa The Fed untuk menaikkan suku bunga pada bulan Juli.
Meskipun Powell menepis gagasan kenaikan suku bunga tahun depan karena dianggap mustahil, pergerakan pasar keuangan baru-baru ini menunjukkan sebaliknya. Dollar telah naik 8% sejak pemotongan suku bunga pertama Fed pada bulan September dan imbal hasil Treasury telah naik 80 basis poin yang menunjukkan bahwa sebagian pasar keuangan sudah bersiap untuk kebijakan yang lebih ketat.
Tekanan jual di pasar crypto pekan lalu sangat besar akibat dari keputusan The Fed terkait pemangkasan suku bunga dan pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell. BTC merespons hal tersebut dengan turun di bawah harga $100 ribu. Padahal sebelumnya BTC telah menguat tajam menyusul kemenangan Trump dalam pemilihan presiden AS, dengan harapan akan lingkungan regulasi yang pro-kripto di bawah pemerintahan baru. Di samping itu, minat institusional juga melonjak yang dibuktikan oleh arus masuk yang substansial ke dalam ETF BTC. Namun, penurunan pekan lalu telah menimbulkan kekhawatiran atas ketidakpastian ekonomi makro dan meningkatnya volatilitas pasar keuangan.
Seperti yang kita ketahui, The Fed pekan lalu mengumumkan pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin yang sejalan dengan ekspektasi pasar dan memberikan optimisme jangka pendek. Namun, komentar dari Jerome Powell meredam sentimen tersebut. Powell mengindikasikan The Fed mungkin memperlambat laju pemotongan suku bunga di tahun mendatang. Selain itu, The Fed memangkas setengah proyeksi jumlah pemotongan suku bunga untuk tahun 2025, dari empat menjadi dua, yang selanjutnya melemahkan kepercayaan pasar dan berkontribusi pada aksi jual Bitcoin.
Meskipun terjadi kemunduran jangka pendek, para analis tetap optimis. Banyak yang percaya bahwa BTC diposisikan untuk pemulihan dengan mengutip perkembangan pasar yang positif. Misalnya, laporan menunjukkan bahwa AS sedang mempertimbangkan untuk mendirikan Bitcoin Strategic Reserve yang meningkatkan kepercayaan investor. Demikian pula, para pemimpin EU sedang menjajaki inisiatif serupa yang selanjutnya dapat mendukung sentimen pasar.
Secara keseluruhan, sementara volatilitas jangka pendek terus berlanjut, perkembangan pasar yang mendasarinya dan dukungan kelembagaan menunjukkan potensi pemulihan Bitcoin dalam waktu dekat.
Bitcoin saat ini diperdagangkan pada EMA 21 hari yang sejalan dengan level harga $100 ribu. Penurunan ini berfungsi sebagai koreksi yang sangat dibutuhkan setelah reli agresifnya selama sebulan terakhir. Level resistensi utama berada di $106 ribu, penembusan yang jelas di atas resistensi ini dapat memposisikan BTC untuk memasuki kisaran harga baru.
Bagikan