5 Tips Trading Ketika Bull Market

Update 26 Jan 2024 • Waktu Baca 6 Menit
Gambar 5 Tips Trading Ketika Bull Market
Reading Time: 6 minutes

Bull market selalu menjadi periode yang ditunggu-tunggu oleh trader dan investor crypto. Potensi cuan yang menggiurkan menjadi daya tarik utama. Namun, bagaimana cara agar bisa memaksimalkan imbal hasil yang didapat? Berikut ini lima tips yang bisa kamu terapkan untuk memaksimalkan trading selama bull market!

Ringkasan Artikel

  • 🔎 Langkah awal ketika trading di bull market adalah mengubah mindset trading dari bear ke bull market agar strategi trading bisa lebih efektif.
  • 🥇 Untuk memaksimalkan peluang keuntungan, trader harus bisa mengidentifikasi dan masuk pada fase S2 atau perubahan tren sedini mungkin.
  • 🏆 Selain masuk seawal mungkin, keberhasilan trading di bull market dipengaruhi oleh pemilihan proyek atau token winners pada sektor atau narasi yang akan booming pada 2024.
  • ⚡ Menetapkan target harga dan menggunakan indikator seperti titik resistansi dan fibonacci extensions untuk hasil yang lebih maksimal

Persiapan untuk Trading Ketika Bull Market

Sebelum bull market dimulai, pasar akan terlebih dahulu mengalami fase transisi. Periode ini adalah fase yang paling tepat bagi para trader dan investor untuk melakukan adaptasi. Salah satunya adalah mengganti mindset trading. Perlu diingat, mindset trading di saat bull market akan berbeda dari mindset selama bear market.

Mengganti mindset ini merupakan hal yang penting untuk menentukan kesuksesan trading selama bull market. Kamu bisa mengetahui perbedaan antara keduanya dan bagaimana cara mengubah mindset tersebut melalui artikel Pintu Academy berikut.

Selain menyesuaikan mindset trading, persiapan lainnya untuk trading ketika bull market berkaitan dengan teknis dan strategi. Mulai dari menyiapkan dan mengumpulkan modal untuk trading, lalu membuat daftar aset crypto yang hendak dibeli, menentukan strategi trading serta manajemen pengelolaan risiko.

Mengapa persiapan tersebut penting? Lalu seperti apa cara melakukan persiapan tersebut? Semuanya bisa kamu pelajari melalui artikel berikut.

Cara Trading Ketika Bull Market

Ketika hendak melakukan trading di bull market, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi berada di fase apa pasar crypto saat ini. Terdapat empat fase yang bisa digunakan untuk melihat sebuah tren pergerakan harga.

Fase pertama (S1) adalah area akumulasi. Pada fase ini, umumnya minim pemberitaan dan katalis signifikan, sehingga harga cenderung bergerak sideways. Kendati begitu, fase ini menawarkan peluang keuntungan terbesar.

Fase kedua (S2) adalah perubahan tren. Pada fase ini, harga mulai berada dalam tren kenaikan akibat dorongan katalis positif. Fase ini mengonfirmasi tren sideways berakhir sehingga menjadi momentum paling tepat untuk masuk dan melakukan trading.

Fase ketiga (S3) adalah volalititas yang tinggi. Umumnya, pemberitaan dan hype terkait sangat tinggi. Fase ini menawarkan peluang keuntungan yang cenderung terbatas. Fase keempat (S4) adalah crash. Tren berbalik arah dan koreksi besar terjadi.

Cara termudah untuk mengidentifikasi fase tersebut, adalah dengan melihat pergerakan harga BTC. Selama harga BTC belum bergerak naik dan memasuki fase S2, mayoritas crypto lainnya juga akan belum bergerak naik.

Fase S2 adalah fase terbaik untuk melakukan trading karena 90% keuntungan profit yang bisa didapat terjadi pada fase tersebut. Oleh sebab itu, hindari melakukan trading pada fase S1/S3/S4 untuk mengurangi risiko melakukan kesalahan.

Ada lima pelajaran pahit yang bisa diambil dari kesalahan selama bull market. Yuk pelajari artikel berikut agar terhindar dari kesalahan tersebut.

5 Tips Trading Ketika Bull Market

Setelah berhasil mengidentifikasi bahwa pasar crypto memasuki fase S2, berikut ini adalah lima tips yang bisa kamu pertimbangkan ketika trading di bull market.

1. Masuk Sedini Mungkin

Perhatikan grafik fase harga di bagian sebelumnya. Untuk memperbesar peluang kentungan, jalan terbaiknya adalah dengan masuk sedini mungkin di fase S2. Idealnya, trader masuk ketika harga sebuat aset mengalami breakout dari fase S1. Pasalnya, ketika memasuki S2, harga akan berada di fase uptrend hinga fase tersebut berakhir.

Grafik harga ETH di atas bisa menjadi contoh. Lingkaran hijau tersebut merupakan fase awal S2. Ia ditandai dengan adanya indikator Exponential Moving Average yang mengalami crossover dan kemudia sama-sama bullish. Setelah itu, ETH bergerak menguat hingga lebih dari 2.000% selama S2 berlangsung.

Pada fase S2, altcoin akan mengungguli kinerja BTC. Pasalnya, BTC umumnya akan bergerak naik terlebih dahulu, sementara harga altcoin akan cenderung masih stagnan. Namun, begitu kenaikan harga BTC mulai mereda, barulah harga altcoin yang mengalami kenaikan.

Perlu diingat altcoin mempunyai tingkat volatilitas yang lebih tinggi dibanding BTC. Tak jarang, harganya akan mengalami koreksi hingga 20-30%. Padahal, jika dilihat secara makro, sejatinya tren positif masih berlangsung. Bagi trader yang tidak mempunyai rencana matang, koreksi tersebut bisa memicu panik yang berujung pada cutloss.

2. Memilih Narasi yang Potensial

Setelah tahu kapan waktu yang ideal untuk ambil posisi, faktor lain yang menentukan kesuksesan trading adalah memilih narasi yang akan booming pada bull market. Narasi menjadi salah satu faktor yang penting karena ia mempunyai peran dalam membentuk persepsi publik dan memengaruhi pergerakan pasar.

Jika sebuah narasi sampai mendominasi bull market, dapat dipastikan proyek yang ada di dalamnya akan mencatatkan kenaikan harga signifikan. Sebagai contoh, pada bull market 2021, narasi yang booming adalah DeFi Summer. Saat itu, proyek-proyek DeFi memberikan cuan yang besar bagi para trader.

Dalam setiap narasi akan terdapat tiga kelompok token yang bersinggungan dengan narasi tersebut. Ketiga kelompok tersebut adalah token market leader, token mid cap, dan token baru yang lahir berbarengan dengan narasi.

Pintu Academy memprediksi ada sembilan narasi utama yang akan mendominasi pasar crypto di tahun 2024. Apa saja kesembilannya? Cari tahu di sini.

3. Mencari Altcoin Winners

Seperti yang sudah disinggung, token market leader pada sebuah narasi bisa menjadi opsi altcoin terbaik. Umumnya para whale dan big money lainnya akan masuk ke token kelompok ini ketika narasi terbentuk. Kenaikan token dari kelompok pertama juga akan memicu kenaikan harga token pada kelompok lainnya.

Apa yang dimaksud altcoin winners? Misalnya, kita melihat sektor dan narasi layer 2 akan booming. Berdasarkan riset, diketahui bahwa Arbitrum (ARB) menjadi market leader karena mempunyai jumlah TVL dan transaksi harian tertinggi. Selain itu, ia juga mengembangkan teknologi Layer 3. Mengingat kuatnya fundamental Arbitrum dibanding protokol L2 lain, ia berpotensi menjadi token winners pada sektor L2

Setelah menemukan beberapa altcoin yang termasuk ke dalam market leader pada sebuah narasi, cari aset yang pergerakan harganya justru sedang sideways. Mengapa demikian? Aset yang sedang mengalami konsolidasi punya peluang besar untuk mengalami breaking out ketika bull run berlangsung.

Ada dua cara utama untuk melakukan hal tersebut. Pertama, mulai buat posisi ketika harga berada di rentang bawah dan diperdagangkan secara sideways. Lakukan DCA jika kamu yakin dengan aset yang kamu pilih. Kedua, tunggu sampai harga aset tersebut mengalami breakouts dan bersiap menuju uptrend. Jika terkonfirmasi, segera pasang posisi.

4. Menentukan Target Harga yang Optimal

Setelah melakukan trading dan keuntungan mulai diperoleh, timbul pertanyaan seberapa besar keuntungan yang sebaiknya dikejar? Sulit untuk mendapatkan jawaban pasti karena setiap trader punya angkanya masing-masing. Namun menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut bisa membantumu menilai apakah keuntungannya sudah cukup atau belum.

Apakah kenaikan harga dan keuntungan yang diperoleh sudah mencapai batas logis? Apakah ini saatnya untuk mengambil modal awal dan membiarkan sisanya naik? Apakah narasi dari crypto yang kita punya sudah mencapai puncaknya? Apakah BTC sudah menembus level ATH dan memperlihatkan tren koreksi?

Level ATH BTC pada 2021 bisa dijadikan sebagai titik resistance untuk menentukan target harga.

Selain itu, terdapat beberapa faktor yang bisa digunakan untuk melihat apakah tren bullish masih akan berlanjut atau segera berakhir. Faktor-faktor tersebut meliputi kondisi makroekonomi, posisi BTC/ETH, sentimen, dan tingkat euforia publik.

5. Menggunakan Indikator yang Tepat

Jika sudah merasa waktunya untuk melakukan take profit, ada beberapa indikator yang bisa digunakan sebagai titik keluar. Pertama adalah area resistansi tertinggi sebelumnya. Biasanya, pergerakan harga akan menguji level resistansi sebelumnya. Jika gagal menembus, harga akan berbalik arah. Sementara jika menembus, akan terjadi breakout dan harga menuju ke area yang belum pernah dicapai.

Kedua, menggunakan indikator fibonacci extensions untuk memprediksi rentang harga di area yang belum pernah dicapai. Indikator ini pada dasarnya memprediksi bahwa harga akan terus naik sampai menyentuh level resistance di 161,8% atau 261,8% fibonacci sebelum akhirnya berbalik arah.

Selain untuk titik keluar, fibonacci extensions juga bisa digunakan untuk titik masuk. Umumnya, area .618-.786 dijadikan sebagai area untuk melakukan pembelian.

Kesimpulan

Kesuksesan trading di bull market dimulai dengan keberhasilan dalam mengidentifikasi fase pasar, khususnya fase S2 atau perubahan tren. Fase tersebut merupakan periode di mana sebagian besar keuntungan bisa didapat. Faktor lainnya adalah dengan sukses memilih proyek-proyek crypto yang mempunyai narasi potensial untuk booming.

Seluruh keuntungan hanya akan sebatas di atas kertas jika trader tidak dapat merealisasikannya. Oleh sebab itu, tak kalah penting untuk menentukan target harga serta melakukan take profit di saat yang tepat. Secara keseluruhan, faktor terpenting ketika melakukan trading di bull market adalah kesabaran. Trader juga harus bersiap untuk mengambil langkah lebih awal, alih-alih kecolongan dan membuka posisi sebatas karena FOMO tanpa rencana yang jelas.

Beli Aset Crypto di Pintu

Tertarik berinvestasi pada aset crypto? Tenang saja, kamu bisa membeli berbagai aset crypto seperti BTC, ETH, SOL, dan yang lainnya tanpa harus khawatir adanya penipuan melalui Pintu. Selain itu, semua aset crypto yang ada di Pintu sudah melewati proses penilaian yang ketat dan mengedepankan prinsip kehati-hatian.

Aplikasi Pintu juga kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. Ayo download aplikasi Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.

Selain melakukan transaksi, di aplikasi Pintu, kamu juga bisa belajar crypto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial.

Referensi

Penulis:Hikma Dirgantara

Beri nilai untuk artikel ini

Penilaian kamu akan membantu kami.

Apa yang kamu tidak suka?

Apakah ada saran untuk artikel ini?

Terima kasih untuk masukanmu!Tutup
Masukan gagal terkirim. Silakan coba lagi.Tutup

Bagikan