Emosi bisa menjadi salah satu faktor yang memengaruhi pengambilan keputusan, manajemen risiko, dan keuntungan seorang trader. Oleh sebab itu, diperlukan mindset yang tepat agar bisa mengendalikan berbagai hal tersebut demi trading yang lebih optimal. Apalagi, mindset trading ketika pasar sedang bullish dan bearish bisa berbeda. Seperti apa perbedaannya? Bagaimana cara untuk melatih emosi agar memiliki mindset yang lebih baik? Simak ulasan lengkapnya di artikel berikut
Ketika melakukan trading crypto, mindset dan kondisi psikologis trader punya peranan penting dalam pengambilan keputusan. Dengan menganalisis mindset atau psikologis para trader, kita bisa mengidentifikasi dan menemukan penjelasan di balik pola ataupun motivasi mereka secara keseluruhan.
Metrik seperti indeks fear & greed merupakan salah satu bentuk untuk mengukur sentimen dan kondisi psikologis pelaku pasar. Namun, tetap saja metrik tersebut tidak bisa mengukur secara akurat. Pengamatan dan pengalaman berdasarkan bukti-bukti yang ada masih jadi salah satu cara terbaik mengidentifikasi psikologis pelaku pasar.
Untungnya, Bitcoin dan pasar crypto secara keseluruhan punya siklus unik dan aliran dananya sendiri. Hal ini dapat mempermudah kita dalam mengidentifikasi kondisi pasar dan psikologis pelaku di dalamnya.
Dengan mengetahui tanda-tanda apakah pasar berada dalam kondisi bullish atau bearish, kita bisa menentukan mindset trading yang paling sesuai. Pasalnya, mindset trading di saat bear market akan berbeda dari mindset di saat bull market, begitupun sebaliknya. Bagian berikutnya akan menjelaskan tentang mindset trading pada masing-masing kondisi pasar.
Cari tahu terlebih dahulu cara membedakan bull dan bear market melalui artikel Pintu Academy berikut.
Dalam kondisi pasar yang sedang bearish, uang dan likuiditas menjadi sesuatu yang langka. Selain itu, tak banyak spekulasi yang bisa mengangkat harga aset. Dengan kondisi tersebut, mindset trading para pelaku pasar menjadi lebih realistis.
Dengan mindset tersebut, banyak trader mencari proyek yang punya aliran pendapatan solid serta memperlihatkan aktivitas dan jumlah pengguna yang tinggi. Dengan kata lain, pelaku pasar akan berinvestasi pada proyek yang dapat diukur metriknya. Pelaku pasar yang jeli akan mencari proyek dengan fundamental bagus yang diharapkan memiliki potensi yang jauh lebih menjanjikan.
Banyak investor dan trader berpengalaman akan mencari proyek baru dengan potensi bagus. Mengingat setiap bull market lahir narasi baru, maka mencari proyek yang berpotensi masuk ke dalam narasi tersebut bisa menjadi salah satu mindset trading. Apalagi, pada periode bear market seringkali dimanfaatkan tim pengembang untuk membuat proyek baru yang diharapkan bisa menjadi “the big thing” pada bull run berikutnya.
Namun, banyak trader yang berkinerja bagus selama bear market, justru akan kesulitan ketika pasar beralih ke fase bullish, khususnya di fase awal. Mindset yang mereka gunakan tadi rupanya tidak berlaku di bull market. Bull dan bear market punya karakteristik yang berbeda. Pada akhirnya, hanya trader yang bisa beradaptasi dan menyesuaikan mindsetnya yang akan mencatatkan kinerja baik ketika kondisi pasar sudah berbalik arah.
Kondisi yang berbanding terbalik terjadi bull market. Dalam kondisi ini, uang serta likuiditas sangat berlimpah. Spekulasi menjadi penggerak utama harga beragam aset crypto. Alhasil, dengan kondisi tersebut, mindset trading pelaku pasar menjadi oportunis dan dipenuhi oleh keserekahan.
Ketika pasar sudah berada di fase bullish, proyek-proyek potensial yang perlahan tumbuh ketika bear market akan memperlihatkan hasilnya. Apalagi dengan adanya suntikan likuiditas dan investor baru yang masuk akan semakin mendorong kenaikan harganya.
Salah satu contohnya adalah Injective (INJ) yang pada awal tahun 2023 harganya masih di US$ 1,5. Lalu, berkat dorongan dari kenaikan harga BTC kemarin, harga INJ sudah berada di level US$ 17,12 per 8 November 2023.
Selain proyek potensial yang dibangun di saat bear market, beragam proyek baru yang inovatif akan bermunculan ketika pasar berada dalam fase bullish. Berbeda dengan proyek dari bear market, proyek ini belum dapat diukur metriknya. Kendati begitu, proyek-proyek tersebut tidak akan kesulitan untuk mencapai valuasi sebesar ratusan juta bahkan hingga miliaran.
Salah satu penyebabnya adalah kombinasi antara proyek baru yang konsepnya belum dipahami banyak orang namun potensi dan prospeknya selalu dibahas. Dengan kondisi pasar yang dipenuhi oleh keserakahan dan mindset oportunis, hal tersebut justu mendorong rasa optimistis yang akan mengangkat valuasi beragam proyek baru tadi.
Dalam kebanyakan kasus selama bull run, ketika proyek tersebut mulai menghasilkan pendapatan dan metriknya dapat diukur, ternyata kinerjanya tidak terlalu mempesona. Valuasinya kemudian dihitung ulang dan disesuaikan yang pada akhirnya mengakhiri hype dan FOMO di sekitarnya. Harga asetnya pun terkoreksi menyesuaikan valuasinya.
Benarkah saat ini bull market crypto sudah di depan mata? Berikut ini adalah cara untuk mengidentifikasinya.
Pelaku pasar yang berhasil memanfaatkan momentum umumnya akan mendapatkan keuntungan besar karena akan melakukan take profit ketika harga aset mulai turun. Sebagian lagi akan nyangkut karena mereka menjadi korban exit liquidity.
Sementara pelaku pasar yang masih menggunakan mindset trading di bear market, umumnya akan melewatkan kesempatan mendulang profit. Mereka terlalu sibuk menunggu sampai sebuah proyek dapat diukur metrik dan kinerjanya. Ketika metrik-metrik tersebut dapat diukur, mereka menyadari bahwa proyek tersebut mungkin sudah overvalued. Banyak trader yang akan terlambat masuk karena momentum hype dan FOMO-nya telah hilang.
Oleh sebab itu, lupakan pertimbangan metrik pengguna, jumlah transaksi, atau jumlah pendapatan ketika melihat sebuah proyek di bull market. Ketika jumlah uang dan likuiditas sangat berlimpah, menunggangi spekulasi dan FOMO adalah jalan trading terbaik dan paling optimal. Dengan kondisi pasar yang telah berubah, pendekatan trading juga harus diubah dan disesuaikan. Jika tidak, maka kamu akan tertinggal dari gerbong tersebut.
Ketika membahas soal mindset trading, pertanyaan terbesarnya adalah bagaimana cara membentuk atau menguasainya. Jawabannya tentu tidaklah mudah. Pasalnya ketika melakukan trading, kita akan melibatkan emosi di dalamnya.
Cara termudah untuk membentuk mindset trading adalah dengan mengontrol emosi. Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa diterapkan untuk mengendalikan emosi dan membentuk mindset trading:
Dengan menentukan batas maksimal toleransi risiko, trader akan memiliki mindset yang lebih bijak. Misalkan, Dimas sanggup menerima kerugian 25%. Selama tradingnya belum merugi sampai level tersebut, ia akan tetap bisa hold. Jika ternyata asetnya turun melebihi batas tersebut, maka Dimas akan langsung melakukan cutloss. Cara ini bisa membantu trader memiliki mindset yang lebih tenang ketika menghadapi gejolak ataupun kerugian.
Berikut ini adalah cara melakukan manajemen risiko ketika trading crypto.
Cara lain untuk membatasi keterlibatan emosi ketika trading adalah dengan menggunakan otomatisasi. Salah satu caranya adalah memanfaatkan fitur limit order untuk melakukan penjualan dan pembelian secara otomatis. Dengan menentukan target harga untuk jual dan beli dari awal, proses pembelian dan penjualan tidak akan melibatkan emosi.
Mau tahu cara menggunakan limit order? Berikut ini adalah panduan menggunakan limit order.
Mempunyai jurnal trading juga menjadi salah satu cara untuk melatih mindset seorang trader. Dengan mencatat dan mengevaluasi seluruh posisi yang pernah diambil, trader dapat mengidentifikasi kesalahan ataupun strategi yang berhasil. Berbagai hal tersebut bisa membantu trader menjadi lebih objektif dan mengetahui kemampuannya.
Mau membuat jurnal trading? Tenang, Pintu Academy sudah siapkan panduannya di sini.
Jika melibatkan uang sungguhan dapat memengaruhi emosi dan mindset seorang trader, maka dianjurkan untuk menggunakan paper money. Dengan menggunakan akun demo, trader bisa melakukan simulasi trading dan menguji strateginya. Setelah mengetahui strategi dan metode yang cocok, ini akan membantu trader mempunyai mindset yang lebih tenang di pasar sungguhan.
Mindset trading dalam crypto sangat penting karena mempengaruhi keputusan trader. Dalam bear market, mindset trader cenderung realistis dan memilih investasi berdasarkan metrik yang solid. Sementara di bull market, mindsetnya akan oportunis dan didominasi oleh spekulasi dan keserakahan. Kesuksesan trader bergantung pada kemampuan beradaptasi dengan kondisi pasar yang berubah.
Untuk membentuk mindset yang tepat, trader harus mengontrol emosi mereka. Dalam mengeliminasi emosi, trader bisa menetapkan batas toleransi risiko, menggunakan otomatisasi, serta berlatih dengan akun demo untuk mengembangkan strategi tanpa tekanan emosional. Terakhir, mencatat jurnal trading juga bisa solusi untuk membuat mindset menjadi lebih objektif dalam memandang trading.
Tertarik berinvestasi pada aset crypto? Tenang saja, kamu bisa membeli berbagai aset crypto seperti BTC, ETH, SOL, dan yang lainnya tanpa harus khawatir adanya penipuan melalui Pintu. Selain itu, semua aset crypto yang ada di Pintu sudah melewati proses penilaian yang ketat dan mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Aplikasi Pintu juga kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. Ayo download aplikasi Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.
Selain melakukan transaksi, di aplikasi Pintu, kamu juga bisa belajar crypto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial.
Bagikan