Di tengah melemahnya ekonomi saat pandemi, Bitcoin justru kian menguat. Terutama pada beberapa minggu terakhir di bulan November, BTC dicatat mengalami peningkatan lebih dari 150%. Penguatan nilai BTC ini didukung dengan analisa seorang analis senior dari Citibank, Tom Fitzpatrick. Analis dari bank raksasa ini memprediksi bahwa Bitcoin akan mencapai $300,000 atau Rp4,2 miliar pada Desember 2021.
Baca Juga: Popularitas Bitcoin Semakin Naik, 8,9 Juta Volume Pencarian di Google
Analisa ini dituliskan di dalam catatan yang diperuntukkan klien Citibank saja. Namun, pada 16 November lalu dibocorkan di Twitter oleh akun ClassicMacro. Di dalam catatan tersebut Fitzpatrick menuliskan tentang kesamaan antara pasar emas pada 1970-an dan Bitcoin.
Dengan Judul Bitcoin: 21st Century Gold catatan ini menggambarkan bahwa dengan reli saat ini berpotensi bagi Bitcoin untuk mencapai puncaknya pada tahun depan, yaitu 2021. Fitzpatrick juga menunjukkan grafik mingguan dari Bitcoin dan menggunakan analisis teknis. Ia memperlihatkan tiga pola penguatan yang terjadi selama tiga dekade yang menunjukkan potensi lonjakan $318.000 per koin pada Desember 2021.
“Waktu yang akan memberi tahu kita jika pada akhirnya kita dapat melihat level tinggi seperti itu. Tetapi latar belakang dan aksi harga yang kita lihat dengan jelas menunjukkan potensi pergerakan besar yang lebih tinggi dalam 12-24 bulan ke depan.” Jelasnya.
Di dalam cuitannya di twitter, ClassicMacro merespon isi analisis teknis tersebut “Analisis teknikal semacam itu nilainya kecil. Sejauh ini tidak ada akurasi dalam memprediksi target dengan technical analysis. Namun, kita tahu bahwa adanya kemungkinan harga Bitcoin akan terus naik.”
Baca Juga: People in Crypto: Maisie Williams Putuskan untuk Beli Bitcoin
Menurut Fitzpatrick, pemisahan emas dari mata uang fiat, pandemi COVID-19 dan keinginan bank sentral untuk mengejar digitalisasi mata uang akan membawa ledakan pada Bitcoin di masa depan. Ia percaya Bitcoin bisa menjadi safe haven abad ke-21.