Perbedaan Kewajiban Jangka Pendek dan Jangka Panjang dalam Akuntansi
Updated
November 9, 2022
• Waktu baca 4 Menit
Reading Time: 4minutes
Kewajiban atau liability adalah hal yang pastinya dimiliki seseorang atau perusahaan, baik berupa utang, hipotek, pendapatan yang ditangguhkan, jaminan, obligasi dan masih banyak lagi. Jenis kewajiban dalam dunia akuntansi dibagi menjadi dua, yakni kewajiban jangka pendek dan jangka panjang. Keduanya memiliki perbedaan baik dari segi definisi, karakter hingga prosedur pemeriksaan. Berikut selengkapnya mengenai perbedaan kewajiban jangka panjang dan jangka pendek dalam akuntansi.
Pengertian Kewajiban Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Kewajiban dalam akuntansi adalah pembayaran dari sesuatu yang memiliki manfaat ekonomi, seperti uang, barang atau jasa. Kewajiban dicatat di sebelah kanan pada jurnal keuangan, berlawanan dengan posisi pencatatan aset.
Nah, kewajiban terbagi menjadi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang. Kewajiban jangka pendek adalah jumlah yang harus dibayar dalam tenggat waktu kurang dari 1 tahun. Sedangkan kewajiban jangka panjang adalah jumlah yang harus dibayar dalam jangka waktu minimal 12 bulan, bisa juga lebih.
Prosedur Pemeriksaan Kewajiban Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Secara berkala, auditor perlu melakukan pemeriksaan terhadap kewajiban jangka pendek dan panjang perusahaan. Berikut prosedur pemeriksaan kewajiban jangka pendek:
Mempelajari dan mengevaluasi kontrol internal atas kewajiban jangka pendek.
Meminta rincian kewajiban jangka pendek, baik berupa utang usaha maupun kewajiban lainnya, periksa penjumlahannya, kemudian cocokkan saldonya dengan saldo utang di buku besar.
Khusus untuk utang usaha, cocokkan saldo tiap supplier dengan sado yang ada di buku besar pembantu utang usaha.
Periksa bukti pendukung dari saldo utang ke beberapa supplier.
Periksa pembayaran sesudah tanggal neraca.
Jika terdapat pinjaman ke bank, konfirmasi ke pihak bank dan periksa surat janji kredit.
Sementara prosedur pemeriksaan kewajiban jangka panjang meliputi:
Mempelajari dan mengevaluasi kontrol internal atas kewajiban jangka panjang.
Catat seluruh utang jangka panjang per tanggal neraca dan diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. Jika ada utang leasing kendaraan, maka harga perolehan kendaraan dan utang leasing harus dicatat sesuai nilai tunainya.
Tentukan apakah utang jangka panjang yang tercantum di neraca termasuk kewajiban perusahaan.
Identifikasi utang jangka panjang yang berasal dari legal claim atau aset yang dijaminkan.
Perbedaan kewajiban jangka pendek dan jangka panjang juga bisa dilihat dari jenis-jenisnya. Beberapa jenis kewajiban jangka pendek adalah:
Utang usaha, yakni semua utang dari pembelian kredit. Misalnya dari pemasok untuk pembelian grosir. Termasuk juga sewa kantor dan tagihan listrik.
Pinjaman jangka pendek, termasuk saat perusahaan membutuhkan modal tambahan untuk mengembangkan bisnis. Karena itu, perusahaan mengajukan pinjaman dari bank atau lembaga pemberi pinjaman lainnya. Biasanya perusahaan bisa mengambil pinjaman yang tenornya 90 hari.
Pembayaran sewa. Banyak perusahaan yang lebih memilih menyewa daripada membeli lokasi. Pembayaran sewa biasanya jatuh tempo dalam waktu 12 bulan ke depan.
Pajak terutang, termasuk di dalamnya adalah pajak lokal dan pajak lainnya yang harus dibayar dalam jangka waktu kurang dari 1 tahun.
Gaji dan upah karyawan, yaitu semua gaji yang harus dibayar pada karyawan.
Dividen saham. Jika perusahaan sudah mengumumkan dividen pada pemegang saham, tapi belum dibagikan, maka dividen itu terhitung sebagai kewajiban jangka pendek.
Sedangkan jenis kewajiban jangka panjang adalah:
Utang jangka panjang. Selain utang dengan tenor lebih dari 1 tahun ke pihak bank maupun lembaga keuangan lainnya, utang jangka panjang juga termasuk wesel bayar, obligasi dan surat utang.
Pinjaman untuk membeli kebutuhan perusahaan. Misalnya untuk membeli kendaraan operasional dengan tenor lebih dari 12 bulan. Selain untuk kendaraan, pembiayaan juga bisa dibelanjakan untuk pembelian mesin dan perlengkapan lainnya.
Karakteristik Kewajiban Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Menurut  Pernyataan  Standar  Akuntansi  Keuangan  No.  1 (IAI, 2012:1.12), beberapa karakteristik kewajiban jangka pendek adalah:
Kewajiban bisa diselesaikan dalam siklus operasi normal
Memiliki tujuan diperdagangkan
Memiliki waktu jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan
Tidak terdapat hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian.
Sedangkan karakteristik kewajiban jangka panjang adalah:
Jatuh tempo kewajiban jangka panjang lebih dari 1 tahun. Lamanya tergantung dari kebijakan dan perjanjian yang telah disepakati. Misalnya ada yang 18 bulan, 2 tahun, 3 tahun 5 tahun, dan seterusnya.
Sama dengan kewajiban jangka pendek, kewajiban jangka panjang juga ada yang berbunga dan tidak berbunga. Keduanya tergantung dari kebijakan pemberi pinjaman dan kesepakatan antara kedua belah pihak.
Kewajiban jangka panjang umumnya mengharuskan adanya jaminan, bisa berupa properti dan aset tetap lainnya. Misalnya saja mesin produksi.
Pada umumnya, kewajiban jangka panjang digunakan untuk membiayai proyek jangka panjang yang sedang dijalankan perusahaan.
Itulah perbedaan antara kewajiban jangka pendek dan jangka panjang, baik dari segi karakteristik hingga contoh-contohnya. Semoga informasi tersebut bermanfaat!
Untuk kamu yang ingin memperoleh informasi lainnya seputar keuangan dan investasi, kunjungi Pintu Blog! Sementara untuk kamu yang ingin belajar tentang crypto, salah satu aset yang tengah diminati masyarakat Indonesia maupun dunia, kunjungi Pintu Academy.
Pintu adalah aplikasi jual beli crypto yang telah terdaftar resmi di Bappebti. Dengan pilihan ratusan aset crypto, kamu bisa berinvestasi di Pintu secara mudah mulai dari Rp11.000 saja. Download Pintu sekarang!