Pernahkah kamu mendengar istilah derived demand atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah permintaan turunan? Jika belum, yuk kita pelajari bersama! Istilah ini cukup penting dalam dunia ekonomi dan investasi, lho. Apa pengertian derived demand dan bagaimana contohnya dalam kehidupan sehari-hari? Simak selengkapnya di bawah ini!
Derived demand adalah permintaan terhadap suatu barang atau jasa yang muncul akibat permintaan terhadap barang atau jasa lain yang terkait. Misalnya, permintaan terhadap bahan baku seperti kayu meningkat ketika permintaan terhadap mebel atau furniture meningkat. Dalam hal ini, permintaan terhadap kayu adalah contoh dari derived demand.
Untuk bisa lebih mudah memahami konsep derived demand, kamu dapat memanfaatkan kurva derived demand yang menggambarkan hubungan antara permintaan terhadap suatu barang atau jasa dengan barang atau jasa lain yang terkait.
(Sumber: wallstreetmojo.com)
Secara umum, terdapat 4 jenis direct demand, yaitu:
Baca juga: Bagaimana Cara Kerja Hukum Permintaan dan Penawaran?
Untuk memahami konsep ini lebih jauh, mari kita lihat beberapa contoh derived demand dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ketika sebuah smartphone baru diluncurkan dan menjadi populer, maka permintaan terhadap aksesoris pelengkap seperti casing smartphone juga akan meningkat. Dalam hal ini, permintaan terhadap casing smartphone adalah permintaan turunan dari smartphone tersebut. Cukup sederhana, bukan?
Contoh lainnya adalah jika permintaan terhadap mobil listrik meningkat, maka permintaan terhadap baterai lithium-ion yang digunakan dalam mobil tersebut juga akan meningkat. Dalam hal ini, permintaan terhadap baterai lithium-ion adalah permintaan turunan dari mobil listrik.
Menghitung derived demand bisa dilakukan dengan melihat hubungan antara permintaan barang atau jasa terkait. Misalnya, jika permintaan terhadap smartphone meningkat sebesar 10% dan permintaan terhadap casing smartphone meningkat sebesar 20%, maka kita bisa mengatakan bahwa setiap kenaikan 1% dalam permintaan smartphone akan meningkatkan permintaan terhadap casing smartphone sebesar 2%.
Secara matematis, rumus menghitung derived demand dinyatakan dengan menggunakan elastisitas silang.
Elastisitas Silang = % perubahan dalam kuantitas yang diminta barang A / % perubahan dalam harga barang B
Jika nilai elastisitas silang positif, maka barang A dan B adalah barang komplementer, yang berarti bahwa jika harga barang B naik, maka permintaan terhadap barang A juga akan naik. Ini adalah contoh dari derived demand.
Nah, setelah memahami konsep derived demand, bagaimana kita bisa mengaplikasikannya dalam dunia trading, khususnya trading aset crypto? Well, dalam dunia crypto, konsep ini juga berlaku, lho. Misalnya, ketika permintaan terhadap Bitcoin meningkat, permintaan terhadap alat penambangan Bitcoin atau Bitcoin miner juga akan meningkat. Ini adalah contoh dari derived demand dalam dunia crypto.
Keuntungan trading aset crypto dibandingkan dengan trading aset lain adalah likuiditasnya yang tinggi dan pasar yang buka 24/7. Selain itu, volatilitas harga crypto yang tinggi juga bisa memberikan peluang profit yang besar bagi trader yang bisa memanfaatkannya dengan baik.
Bagi kamu yang ingin memulai investasi crypto, namun masih tidak terlalu paham, kamu bisa belajar crypto di Pintu Academy. Download Pintu dan nikmati bonus tahunan hingga 13% per tahun lewat Pintu Earn. Download Pintu sekarang!
Referensi: