Bagaimana pakar cryptocurrency memprediksi harga Bitcoin akan meningkat setelah Bitcoin Halving? Ada beragam cara menghitung pergerakan harga Bitcoin di masa depan, salah satunya adalah dengan menggunakan model stock to flow.
Stock to flow ratio merupakan perbandingan dari jumlah aset yang disimpan (reserves) dengan jumlah yang diproduksi setiap tahun. Sejatinya, model ini merupakan konsep ekonomi yang lazim digunakan untuk mengukur ketersediaan logam mulia seperti emas dan perak.
Konsep ini berpusat pada fenomena Bitcoin halving yang terjadi setiap empat tahun sekali. Bitcoin halving memperlambat pasokan Bitcoin dan menciptakan kelangkaan yang lebih besar.
Sejak pertama kali diciptakan, suplai Bitcoin berakar pada kepastian matematis: suplai dibatasi pada 21 juta, tingkat inflasi dapat diprediksi, dan jaringan memiliki mekanisme bawaan seperti penyesuaian tingkat kesulitan penambangan untuk mengelola seberapa cepat Bitcoin baru memasuki ekosistem bitcoin.
Dalam Bitcoin, kode merupakan regulasi. Dan mungkin regulasi yang paling penting adalah regulasi yang mengendalikan laju inflasi Bitcoin: halving. Bitcoin halving yang terjadi pada 12 Mei 2020 ini menyebabkan jumlah Bitcoin yang memasuki sirkulasi setiap blok dipotong setengahnya, menyebabkan jumlah pasokan yang menyusut.
Jika merujuk pada dua halving sebelumnya, maka harga Bitcoin diprediksi akan mengalami peningkatan signifikan. Stock-to-flow mengacu pada penawaran dari suatu komoditas (stok) ketika diukur terhadap seberapa cepat pasokan baru dari komoditas itu memasuki pasar.
Model stock-to-flow terbaru dari penggagasnya di cryptoworld, PlanB, memperkirakan bahwa harga Bitcoin akan meroket menjadi $ 288.000 pada tahun 2024.
Dalam artikel bertajuk “Modeling Bitcoin’s Value with Scarcity”, ia menyatakan bahwa kelangkaan yang diukur dengan stock to flow (S2F) secara langsung mendorong nilai harga Bitcoin.
Bitcoin saat ini memiliki stok koin 17,5 juta dan persediaan 0,7 juta / tahun = SF 25. Dengan kata lain, ini berarti perlu 25 tahun bagi para penambang untuk menambang Bitcoin yang cukup selama penerbitan saat ini untuk mencocokkan stok Bitcoin yang beredar.
Angka ini akan menempatkan Bitcoin di posisi yang baik sebagai aset seperti emas dan perak. Dengan menggunakan rumus yang sama, nilai stock to flow emas dan perak adalah masing-masing 62 dan 22.
PlanB mengklaim bahwa emas dan perak, pada kenyataannya, menguatkan hipotesis ini, karena grafik stock to flow dan lintasan harga mereka sendiri juga mengikuti langkah-langkah Bitcoin.
Meski Bitcoin dapat meroket ke level tertinggi baru di $100.000 atau malah jatuh ke resesi besar setelah bitcoin halving di Mei, perdagangan derivatif BTC selalu merupakan instrumen yang baik bagi Anda untuk melindungi nilai kerugian dan menghasilkan keutungan. Terutama di saat resesi Covid-19 seperti sekarang, Bitcoin dapat menjadi alternatif untuk investasi dengan nilai yang akan naik terus menerus.
Telegram:Â https://t.me/PintuIndonesia
Instagram:Â https://www.instagram.com/Pintu_ID
Twitter:Â https://twitter.com/PintuID
YouTube:Â https://bit.ly/pintu-youtube
Website:Â https://pintu.co.id