Pengertian Financial Distress, Contoh dan Rumusnya!

Updated
September 29, 2021
• Waktu baca 3 Menit
Gambar Pengertian Financial Distress, Contoh dan Rumusnya!
Reading Time: 3 minutes

Financial distress adalah salah satu istilah penting dalam dunia keuangan. Istilah tersebut sering digunakan sebagai peringatan terhadap sebuah perusahaan karena kondisi keuangan yang semakin memburuk. Simak pengertian financial distress, contoh, hingga cara menghitungnya melalui artikel berikut ini!

Pengertian Financial Distress

Menurut Hutabarat (2020), pengertian financial distress adalah kondisi ketika suatu perusahaan tidak bisa memenuhi kewajibannya kepada pihak-pihak lain (kreditur) karena mengalami kekurangan dana.

Menurut Setiawan dan Amboningtyas (2018), financial distress bisa disebabkan oleh 3 hal utama, diantaranya:

  • Neoclassical model: alokasi sumber daya yang tidak tepat.
  • Financial model: struktur keuangan yang salah yang berdampak pada bangkrutnya perusahaan dalam jangka waktu dekat.
  • Corporate governance model: perusahaan mempunyai susunan aset yang tepat dan struktur keuangan yang sudah tertata dengan baik, namun sayangnya dikelola secara buruk.

Contoh Financial Distress pada Perusahaan Indonesia

Contoh financial distress bisa dilihat pada kondisi keuangan 23 perusahaan pertambangan batu bara di Indonesia pada tahun 2017-2018 menurut jurnal yang ditulis Reza Septian Pradana.

contoh financial distress

Dalam hal ini, kondisi financial distress terlihat dialami oleh perusahaan yang memiliki laba bersih negatif selama dua tahun berturut-turut.

Cara Menghitung Financial Distress

Dilansir dari buku “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan”, cara menghitung financial distress adalah dengan menggunakan metode analisis altman atau biasa dikenal dengan nama altman z score financial distress, serta metode Springate. Kedua metode tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, yaitu:

NoMetodeKelebihanKekurangan
1.AltmanCocok digunakan untuk berbagai jenis perusahaan mulai dari privat hingga publik. Kurang cocok digunakan untuk perusahaan yang baru berdiri
2.Springate
  • Mempunyai tingkat akurasi yang tinggi.
  • Model relatif sederhana dan hanya dibutuhkan sedikit data.
Nilai S-score bisa direkayasa dengan prinsip akuntansi yang tidak tepat. 

Rumus Financial Distress Metode Altman

Rumus financial distress dengan menggunakan metode altman adalah sebagai berikut.

Z = 1,21X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,64X4 + 1,0X5

Keterangan:

X1 = Working capital dibagi Total Aset

X2 = Retained Earnings dibagi Total Aset

X3 = Earning Before Interest and Taxes dibagi Total Aset

X4 = Market Value of Equity dibagi Book Value of Total Debt

X5 = Sales dibagi Total Aset

Penilaian potensi kebangkrutan berdasarkan metode ini terbagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:

Nilai cut-offKeterangan
Z < 1,81Perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan mengalami kebangkrutan.
1,81 ≤ Z ≤ 3Perusahaan berpotensi mengalami kesulitan keuangan hingga kebangkrutan.
Z > 3Perusahaan dalam kondisi keuangan yang sehat dan tidak berpotensi mengalami kesulitan keuangan apalagi kebangkrutan.

Rumus Financial Distress Metode Springate

Apabila kamu berniat menggunakan metode Springate, berikut rumus financial distress yang bisa kamu gunakan.

S= 1,03X1 + 3,07X2 + 1,66X3 + 0,4X4

Keterangan:

X1 = Working capital dibagi Total Aset

X2 = Earning Before Interest and Taxes dibagi Total Aset

X3 = Earning Before Taxes dibagi Current Liabilities

X4 = Sales dibagi Total Aset

Berdasarkan nilai S yang diperoleh, penilaian potensi kebangkrutan terbagi menjadi dua, yaitu:

Nilai cut-offKeterangan
S < 0,862Perusahaan diprediksi berpotensi mengalami kesulitan keuangan dan berpotensi mengalami kebangkrutan.
S > 0,862Kondisi keuangan perusahaan sehat dan tidak berpotensi mengalami kesulitan keuangan dan kebangkrutan

Cara Mengatasi Financial Distress

Sementara itu, Arifin (2018) mengungkapkan bahwa beberapa cara untuk mengatasi financial distress adalah sebagai berikut:

  • Menjual aktiva utama
  • Melakukan merger dengan perusahaan lain
  • Menerbitkan surat berharga baru
  • Negosiasi dengan bank dan kreditor
  • Perubahan utang menjadi piutang
  • Mengurangi pengeluaran biaya untuk penelitian dan pengembangan.

Dari penjelasan di atas bisa disimpulkan bahwa financial distress adalah bentuk peringatan bagi perusahaan karena kondisi keuangan yang memburuk. Melalui artikel ini, sekarang kamu sudah memahami pengertian financial distress, contoh hingga cara menghitungnya, bukan?

Baca juga: Apa itu Aktiva dan Pasiva dalam Laporan Keuangan

Pintu, Aplikasi Jual Beli Bitcoin dan Aset Crypto di Indonesia

Apakah kamu pernah mendengar aset crypto seperti Bitcoin (BTC), Binance Coin (BNB), dan lain sebagainya? Belakangan ini, aset crypto mendapatkan perhatian yang sangat besar dari investor Indonesia. Per Mei 2021 lalu, jumlah investor crypto di RI bahkan telah mencapai 6,5 juta orang dan mengalahkan jumlah investor pasar modal.

Harga bitcoin sebagai salah satu aset crypto dengan kapitalisasi pasar terbesar pun berhasil mengalami peningkatan harga hingga 289% per 27 September 2021 lalu apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Untuk kamu yang tertarik melakukan investasi bitcoin dan aset crypto lainnya, download Pintu sekarang. Jual beli crypto di Pintu bisa mulai dari Rp11.000 saja, lho!

Selamat berinvestasi!

Referensi:

Arifin AZ. 2018. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Zahir Publishing. Diakses tanggal: 21-09-2021.

Hutabarat F. 2020. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan. Diakses tanggal: 21-09-2021.

Pradana RS. 2020. Analisis Financial Distress Pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2018. J Akuntansi dan Bisnis 6[1]: 36-45. Diakses tanggal: 21-09-2021.

Setiawan dan Amboningtyas. 2018. Financial Ratio Analysis for Predicting Financial Distress Conditions. Diakses tanggal: 21-09-2021.

Bagikan

Artikel Terkait

Artikel Blog Terbaru

Lihat Semua Artikel ->