Sejarah Blockchain yang Harus Kamu Baca!

Updated
October 22, 2020
• Waktu baca 3 Menit
Gambar Sejarah Blockchain yang Harus Kamu Baca!
Reading Time: 3 minutes

Pada tahun 2008 lalu, dunia digemparkan dengan munculnya teknologi Blockchain. Teknologi ini memulai debutnya publiknya ketika Satoshi Nakamoto, yang identitas aslinya masih belum diketahui, merilis whitepaper Bitcoin: Sistem Uang Elektronik Peer to Peer. Blockchain, telah berkembang selama dekade terakhir dan menjadi salah satu teknologi terobosan terbesar saat ini.

Dengan potensinya yang dapat memengaruhi setiap industri mulai dari keuangan, manufaktur hingga lembaga pendidikan. Berikut adalah sejarah singkat teknologi blockchain dan beberapa pendapat mengenai masa depannya.

Baca Juga: Siapa Itu Satoshi Nakamoto? Benarkah Ia Pembuat Bitcoin?

Sejarah Blockchain dan Manfaatnya Bagi Masyarakat

Menurut Forbes, jauh sebelum internet dan blockchain ada, banyak penemuan teknologi hebat lainnya yang sudah berhasil diciptakan oleh orang-orang hebat di luar sana. Misalnya telepon (1876), televisi (1926), dan layar sentuh (1965).

Satu hal yang sama antara penemuan tersebut dan blockchain adalah utilitasnya yang berdampak besar kepada kehidupan masyarakat secara luas.

Sampai saat ini masih banyak yang berpikir bahwa Blockchain adalah Bitcoin dan sebaliknya. Pada tahun 2014, banyak orang yang menyadari bahwa Blockchain dapat digunkan untuk hal lain selain investasi crypto.

Blockchain adalah salah satu penemuan yang dapat dikembangkan oleh kecerdasan manusia guna membantu mempermudah suatu transaksi atau aktifitas manusia. Misalnya, mempermudah pengiriman uang dari satu negara ke negara lainnya dalam hitungan menit saja. Mengurangi biaya operasional akibat tidak melibatkan pihak ketiga. Kemudian menciptakan transparansi saat bertransaksi dan meningkatkan keamanan penggunaan internet dengan jaringan terdesentralisasi. Blockchain dianggap sebagai teknologi yang transparan.

Sejarah Bitcoin | Pintu Jual Beli Crypto

Kemunculan Ethereum: Smart Contract

Vitalik Buterin, salah satu pendiri majalah Ethereum dan Bitcoin ini juga merupakan kontributor awal untuk basis kode Bitcoin, frustrasi dengan keterbatasan pemrogramannya, tahun 2013 ia membangung Ethereum. Ethereum diluncurkan pada tahun 2015 dan dapat digunakan untuk membuat “kontrak pintar” atau dikenal dengan Smart Contract —yang dapat diproses secara otomatis berdasarkan serangkaian kriteria yang ditetapkan dalam blockchain Ethereum.

Teknologi ini menarik perhatian perusahaan seperti Microsoft, BBVA dan UBS yang tertarik dengan potensi fungsionalitas smart contract dapat menghemat waktu dan uang.

Smart contract ini bisa dibuat berdasarkan kebutuhan dari masing-masing perusahaan. Cara kerja smart contract, pihak-pihak yang terlibat di dalamnya misalnya dalam proses pembayaran harus saling mematuhi isi kontrak tersebut agar bisa diproses lewat smart contract.

Perpindahan ke Proof of Stake

Saat ini, blockchain beroperasi menggunakan konsep proof of work seperti (pow) di mana penambangan dilakukan untuk membuat blok baru. Saat Anda memulai transaksi, transaksi itu terikat menjadi satu blok. Kemudian penambang memverifikasi transaksi yang sah di dalam blok itu dengan memecahkan masalah proof of work — masalah matematika yang sangat sulit yang membutuhkan daya komputasi yang luar biasa untuk dipecahkan.

Penambang pertama yang menyelesaikan masalah mendapat imbalan dan kemudian transaksi terverifikasi disimpan di blockchain. Pengembang Ethereum tertarik untuk mengubah ke sistem konsensus baru yang disebut bukti kepemilikan atau proof of stake.

Proof of stake memiliki tujuan yang sama dengan proof of work — untuk memvalidasi transaksi dan mencapai konsensus dalam rantai — dan menggunakan algoritma tetapi dengan proses yang berbeda. Dengan proof of stake tidak ada imbalan blok, tetapi penambang mendapatkan biaya transaksi.

Para pendukung perubahan ini, termasuk salah satu pendiri Ethereum, Buterin, menyukai proof of stake karena dapat melakukan penghematan energi dan biaya. Konsep ini banyak digunakan oleh penyedia cloud mining untuk menekan biaya untuk para penambang

Baca Juga: Tips Trading Untuk Pemula; Kapan Harus Membeli dan Menjual?

Aplikasi Blockchain Ada di Mana-Mana

Saat ini, Bitcoin hanyalah salah satu dari beberapa ratus aplikasi yang menggunakan teknologi blockchain. Ini adalah dekade yang mengesankan untuk teknologi blockchain dan akan sangat menarik untuk melihat ke mana dekade berikutnya membawa kita.

Penasaran untuk mencoba Bitcoin sebagai salah satu teknologi Blockchain? Yuk DOWNLOAD aplikasi Pintu untuk melakukan jual beli crypto mulai dari Rp 55.000!

Bagikan

Artikel Terkait

Artikel Blog Terbaru

Lihat Semua Artikel ->