Halo, Sobat Pintu! Apakah kamu pernah bertanya-tanya, “Apa sih itu sekuritas?” atau “Bagaimana cara kerja sekuritas?” Jika iya, kamu berada di tempat yang tepat! Artikel ini akan membahas semua yang perlu kamu ketahui tentang apa itu sekuritas, mulai dari pengertian, contoh, hingga tips memilih perusahaan sekuritas terbaik. Yuk, simak lebih lanjut dan jadilah investor yang cerdas!
Sekuritas adalah instrumen yang memungkinkan kamu, sebagai investor, untuk memiliki bagian dari aset atau pendapatan sebuah perusahaan. Dengan kata lain, sekuritas adalah tiket masukmu ke dunia investasi. Ada berbagai jenis sekuritas, seperti saham, obligasi, dan opsi, yang masing-masing memiliki karakteristik dan risiko sendiri.
Perusahaan sekuritas adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa keuangan, yang tugas utamanya adalah bertindak sebagai perantara dalam transaksi jual beli sekuritas. Perusahaan sekuritas bisa membantu kamu untuk membeli atau menjual sekuritas, baik itu saham, obligasi, atau instrumen investasi lainnya.
Investasi sekuritas adalah proses di mana kamu membeli sekuritas dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa depan. Keuntungan ini bisa berupa dividen (untuk saham), bunga (untuk obligasi), atau kenaikan harga sekuritas itu sendiri.
(Sumber: Napkinfinance.com)
Ada banyak jenis sekuritas yang bisa kamu pilih, tergantung pada tujuan investasi dan toleransi risiko kamu. Beberapa yang paling umum adalah obligasi dan saham. Berikut penjelasan lengkap dari tiap jenis sekuritas.
Saham adalah jenis sekuritas yang paling umum dikenal. Ketika kamu membeli saham, kamu membeli sebagian kepemilikan dalam perusahaan tersebut. Keuntungan dari investasi saham antara lain mendapatkan dividen (bagian dari laba perusahaan) dan potensi kenaikan harga saham.
Contoh: Saham PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT. Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT. Astra International Tbk (ASII).
Obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan atau pemerintah untuk mendapatkan pinjaman dari investor. Sebagai gantinya, penerbit obligasi akan membayar bunga kepada pemegang obligasi secara periodik dan mengembalikan pokok pinjaman saat jatuh tempo.
Contoh: Obligasi Pemerintah Indonesia (ORI, SBR), Obligasi Korporasi (Obligasi PT. Jasa Marga Tbk, Obligasi PT. Garuda Indonesia Tbk).
Hybrid securities adalah sekuritas yang menggabungkan karakteristik dari saham dan obligasi. Contoh paling umum dari sekuritas hibrida adalah saham preferen, yang memberikan dividen tetap kepada pemegangnya dan memiliki prioritas lebih tinggi dibandingkan saham biasa dalam pembagian aset jika perusahaan bangkrut.
Contoh: Saham Preferen PT. Bank Mandiri Tbk, Saham Preferen PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Derivatif adalah sekuritas yang nilai dan karakteristiknya bergantung pada aset lain (disebut aset acuan). Derivatif biasanya digunakan untuk lindung nilai (hedging) atau spekulasi.
Contoh: Kontrak futures (misalnya, futures emas atau minyak), opsi saham (misalnya, opsi saham PT. Unilever Indonesia Tbk), dan kontrak swap.
Reksa dana adalah sekuritas yang memungkinkan investor untuk berinvestasi dalam portofolio yang terdiversifikasi dengan jumlah investasi yang relatif kecil. Unit penyertaan reksa dana mewakili hak atas sebagian dari aset reksa dana tersebut.
Contoh: Reksa Dana Pasar Uang, Reksa Dana Saham, Reksa Dana Pendapatan Tetap, dan Reksa Dana Campuran.
ETF adalah sekuritas yang diperdagangkan di bursa, seperti saham, tetapi mewakili kepemilikan dalam portofolio aset, seperti indeks saham, komoditas, atau obligasi.
Contoh: ETF LQ45, ETF Obligasi Pemerintah, dan ETF Emas.
Right adalah sekuritas yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham tambahan dari perusahaan pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu.
Contoh: Right PT. Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), Right PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).
Warrant adalah sekuritas yang memberikan hak, tetapi bukan kewajiban, kepada pemegangnya untuk membeli saham perusahaan pada harga tertentu sebelum tanggal tertentu.
Contoh: Warrant PT. Astra International Tbk, Warrant PT. Bank Central Asia Tbk.
CD adalah sekuritas yang dikeluarkan oleh bank yang menjanjikan pembayaran bunga tetap pada interval tertentu dan pengembalian pokok investasi pada tanggal jatuh tempo.
Contoh: CD Bank Mandiri, CD Bank Central Asia.
Commercial paper adalah sekuritas utang jangka pendek yang dikeluarkan oleh perusahaan besar untuk memenuhi kebutuhan modal kerja jangka pendek.
Contoh: Commercial Paper PT. Astra International Tbk, Commercial Paper PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Secara umum, cara kerja sekuritas dibagi menjadi 5 tahap berikut:
Proses sekuritas dimulai dengan penerbitan. Perusahaan atau pemerintah yang membutuhkan dana akan menerbitkan sekuritas seperti saham atau obligasi. Dalam hal saham, perusahaan akan menjual bagian dari kepemilikan perusahaan kepada publik. Dalam hal obligasi, pemerintah atau perusahaan akan menjual utang kepada publik.
Setelah sekuritas diterbitkan, mereka akan dijual ke publik melalui pasar primer. Ini biasanya dilakukan melalui penawaran umum awal (IPO) untuk saham, atau penjualan obligasi kepada investor. Harga sekuritas pada tahap ini biasanya ditetapkan oleh penerbit dan penjamin emisi.
Setelah sekuritas dijual di pasar primer, mereka kemudian dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Ini adalah pasar tempat investor membeli dan menjual sekuritas satu sama lain, dan harga sekuritas ditentukan oleh penawaran dan permintaan di pasar.
Pemegang saham berhak menerima dividen, yang merupakan bagian dari laba perusahaan. Sebaliknya, pemegang obligasi berhak menerima pembayaran bunga secara periodik. Pembayaran ini biasanya dibuat dari laba perusahaan atau dari dana yang diperoleh penerbit obligasi.
Pada akhir masa berlaku sekuritas, penerbit obligasi harus membayar kembali pokok pinjaman kepada pemegang obligasi. Dalam hal saham, tidak ada tanggal jatuh tempo, dan pemegang saham memegang saham tersebut sampai mereka memutuskan untuk menjualnya.
Memilih perusahaan sekuritas yang tepat adalah langkah penting dalam perjalanan investasi kamu. Berikut ini beberapa tips yang bisa kamu pertimbangkan:
Seperti sekuritas, crypto juga adalah instrumen investasi. Namun, berbeda dengan sekuritas, crypto tidak terikat pada aset atau perusahaan tertentu. Sebaliknya, nilai crypto ditentukan oleh permintaan dan penawaran di pasar. Jadi, jika kamu sudah paham tentang sekuritas, kamu akan lebih mudah memahami dunia crypto. Selamat berinvestasi!
Referensi: