
Jakarta, Pintu News – Aktivitas mining Bitcoin kembali jadi perbincangan di kalangan pelaku pasar crypto karena metrik seperti mining difficulty dan hashrate menunjukkan dinamika signifikan sepanjang 2025, yang berdampak pada keputusan operasional miner profesional dan struktur biaya.
Berdasarkan data industri terbaru, situasi ini memunculkan sinyal perubahan kompetitif sekaligus risiko operasional yang perlu dipahami lebih jauh sebelum menilai implikasi ke pasar cryptocurrency.
Data terbaru menunjukkan bahwa Bitcoin mining difficulty mengalami penurunan ringan setelah mencapai puncaknya, mencerminkan penyesuaian jaringan terhadap fluktuasi hashrate miner besar, menurut laporan Cointelegraph. P
enurunan ini menunjukkan adaptasi otomatis protokol Bitcoin terhadap aktivitas penambang yang berkurang, meskipun total hashrate tetap tinggi secara historis. Informasi ini menunjukkan bahwa meskipun kompetisi mining tetap ketat, ada fase di mana mining menjadi relatif lebih mudah secara teknis dibanding periode sebelumnya.
Baca Juga: 7 Fakta XRP vs BNB: Persaingan Ketat untuk Posisi Top-3 Crypto yang Dipantau Pasar

Menurut data jaringan, Bitcoin’s total hashrate sempat mencatat rekor tertinggi lebih dari 1,2 zettahashes per detik, menjadi sorotan karena menunjukkan minat besar pemrosesan komputasi di jaringan meskipun kesulitan meningkat. Lonjakan ini memperlihatkan daya saing miner besar dalam mengamankan jaringan melalui investasi perangkat keras tingkat tinggi. Peningkatan hashrate sering dipandang sebagai indikator kepercayaan terhadap kekuatan jaringan dan keamanan sistem blockchain Bitcoin.

Laporan dari HTX Insights mencatat bahwa kesulitan mining Bitcoin turun 0,74% pada 11 Desember 2025, menandai penurunan berturut-turut selama tiga periode penyesuaian terakhir. Penurunan ini cenderung terjadi karena beberapa miner menonaktifkan mesin yang tidak lagi menguntungkan, terutama saat harga Bitcoin lebih rendah dibanding biaya produksi. Hasilnya, tingkat kesulitan jaringan menyesuaikan untuk menjaga kecepatan blok.
Data industri memperlihatkan bahwa biaya produksi Bitcoin sering kali sudah mendekati atau bahkan melebihi harga pasar aset itu sendiri saat turun di bawah level tertentu. Kondisi ini dipantau karena memaksa banyak penambang kecil menutup operasi mereka. Ketika biaya listrik dan pemeliharaan perangkat meningkat, margin keuntungan menipis dan hanya operasi efisien dengan biaya rendah yang bertahan.
Menurut laporan analisis mining, hashprice mining Bitcoin tetap datar pada sekitar $48 per PH/s meskipun ada kenaikan kecil di tingkat kesulitan. Hashprice yang rendah menjadi salah satu indikator penting karena menunjukkan pendapatan harian per unit daya hash yang dihasilkan miner tidak meningkat sesuai biaya operasional baru. Ini mencerminkan tekanan yang signifikan pada profitabilitas miner tradisional.
Beberapa perusahaan mining besar di pasar cryptocurrency mulai memperhatikan diversifikasi sumber pendapatan, termasuk beralih ke pusat data AI atau strategi treasury yang menggabungkan Bitcoin dalam neraca perusahaan. Pergeseran ini muncul sebagai respons terhadap ketidakpastian industri mining setelah halving dan tekanan biaya operasional yang meningkat. Strategi ini mencerminkan perubahan struktur bisnis yang lebih luas dalam sektor mining.
Perubahan dalam mining Bitcoin tidak hanya berdampak pada operasi miner, tetapi juga jadi sorotan di pasar lebih luas karena bisa mempengaruhi likuiditas dan tekanan jual Bitcoin (BTC) di bursa. Ketika miner mengalami tekanan ekonomi, beberapa dapat terpaksa menjual cadangan koin mereka untuk menutup biaya, yang dapat mempengaruhi supply di pasar spot. Tren ini perlu dipantau sebagai salah satu metrik penting dalam menilai sentimen pasar crypto secara umum.
Baca Juga: 7 Fakta Shiba Inu (SHIB) Sulit Erase Zero Sebelum Akhir 2025 yang Dipantau Komunitas Crypto
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Cek harga Bitcoin hari ini, harga Solana hari ini, Pepe coin dan harga aset crypto lainnya lewat Pintu Market.
Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber yang relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli kripto memiliki risiko dan volatilitas yang tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli Bitcoin dan investasi aset kripto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Mining difficulty adalah ukuran seberapa sulitnya menemukan blok baru di jaringan Bitcoin. Penurunan menunjukkan bahwa tingkat hash jaringan berkurang, sehingga prospek mining bisa menjadi sedikit lebih mudah bagi penambang yang tersisa.
Miner dengan biaya operasional tinggi dan perangkat lama paling tertekan karena mereka mungkin tidak lagi menguntungkan, sehingga beberapa mematikan perangkat mereka.
Hashprice tetap datar pada nilai yang relatif rendah sepanjang 2025, sekitar $48 per PH/s, membuat pendapatan mining tertekan.
Lokasi dengan biaya energi yang rendah cenderung lebih menguntungkan karena beban biaya operasional utama berasal dari konsumsi listrik, sehingga miner dengan akses energi murah lebih kompetitif.
Perubahan mining dapat mempengaruhi supply Bitcoin di bursa dan menjadi indikator tekanan jual atau likuiditas pasar secara lebih luas.
Referensi
• HTX Insights. Bitcoin Mining Difficulty Drops for the Third Time in a Row. What Does This Mean? Diakses tanggal 23 Desember 2025