Download Pintu App
Jakarta, Pintu News – Ethereum (ETH), sebagai salah satu aset crypto paling likuid di dunia, kini menjadi pusat perhatian karena serangkaian peristiwa likuidasi besar-besaran di Centralized Exchange (CEX). Artikel OKX (6 Oktober 2025) menyebutkan bahwa perdagangan dengan leverage di CEX mendorong risiko tinggi saat harga Ethereum menyentuh level tertentu.
Bahkan, dalam satu kejadian, nilai likuidasi mencapai lebih dari $900 juta atau sekitar Rp14,93 triliun (dengan kurs USD Rp16.589). Berikut adalah enam dampak penting dari Ethereum CEX liquidation dan bagaimana investor dapat menghadapinya.
Menurut OKX, pergerakan harga ETH sangat menentukan apakah likuidasi besar akan terjadi. Jika harga naik di atas $4.700 (sekitar Rp77,96 juta), maka likuidasi posisi short bisa mencapai $1,373 miliar atau Rp22,76 triliun. Sebaliknya, jika ETH turun di bawah $4.400 (Rp72,99 juta), maka posisi long bisa terlikuidasi hingga $1,99 miliar atau sekitar Rp33,01 triliun.
Ini artinya, trader yang menggunakan leverage harus memperhatikan level support dan resistance untuk menghindari kerugian besar akibat likuidasi otomatis oleh platform.
Baca Juga: Rencana Rahasia Trump Mungkin Mendorong Bitcoin (BTC) Menjadi $250.000!

Sebagian besar transaksi leverage dilakukan di Centralized Exchanges (CEX) seperti OKX, Binance, atau Bybit. Saat margin call terpenuhi, sistem CEX akan secara otomatis menutup posisi trader untuk melindungi dana pinjaman.
OKX menjelaskan bahwa konsentrasi leverage di CEX memperkuat efek domino saat harga jatuh atau naik tajam. Oleh karena itu, penting bagi trader untuk tidak over-leverage dan memiliki cadangan margin yang memadai.
Whale—investor besar yang memegang ribuan ETH—dapat memengaruhi pasar secara signifikan. Misalnya, satu dompet whale mengalami likuidasi sebesar $36,4 juta atau Rp603,85 miliar, menurut laporan OKX.
Whale bisa memicu panic selling dengan memindahkan ETH ke exchange, sinyal bahwa mereka mungkin akan menjual dalam jumlah besar. Ini dapat memicu reaksi berantai, terutama di pasar crypto yang sangat dipengaruhi oleh sentimen.
Tak hanya di CEX, likuidasi juga terjadi di protokol DeFi seperti Aave, Compound, dan MakerDAO. Banyak pinjaman crypto menggunakan ETH sebagai jaminan. Ketika harga ETH jatuh, platform DeFi harus melikuidasi aset untuk mempertahankan rasio jaminan.
OKX mencatat bahwa dalam satu insiden, terjadi likuidasi DeFi senilai $22 juta (sekitar Rp364,96 miliar). Ini membuktikan betapa eratnya keterkaitan antara harga Ethereum dan stabilitas ekosistem DeFi.

Ethereum sering dijadikan tolok ukur sentimen pasar kripto. Ketika ETH mengalami likuidasi besar, crypto lain seperti Bitcoin (BTC), Solana (SOL), hingga altcoin seperti PEPE (Pepe Coin) juga ikut terdampak.
Likuidasi massal dapat menyebabkan efek “cascading”, di mana aset-aset lain ikut terseret oleh penurunan harga, terutama yang memiliki korelasi tinggi dengan Ethereum. Ini mengarah pada volatilitas pasar yang lebih luas.
Menghadapi risiko besar ini, OKX menyarankan beberapa langkah manajemen risiko, antara lain:
Dengan strategi ini, investor dapat tetap aktif dalam trading tanpa harus menghadapi likuidasi mendadak yang merugikan.
Ethereum CEX liquidation adalah fenomena yang tidak bisa dihindari di era trading berbasis margin dan leverage tinggi. Bagi investor crypto, pemahaman tentang harga pemicu likuidasi, peran CEX, dan strategi mitigasi risiko adalah fondasi untuk bertahan di pasar yang fluktuatif ini.
Baca Juga: 5 Prediksi Robert Kiyosaki: USD Ambruk & Crypto Diborong, Harga Bitcoin Tembus Rp2 Miliar!
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Cek harga bitcoin hari ini, harga solana hari ini, pepe coin dan harga aset crypto lainnya lewat Pintu Market.
Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber yang relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli kripto memiliki risiko dan volatilitas yang tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli Bitcoin dan investasi aset kripto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
© 2025 PT Pintu Kemana Saja. All Rights Reserved.
Kegiatan perdagangan aset crypto dilakukan oleh PT Pintu Kemana Saja, suatu perusahaan Pedagang Aset Keuangan Digital yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan serta merupakan anggota PT Central Finansial X (CFX) dan PT Kliring Komoditi Indonesia (KKI). Kegiatan perdagangan kontrak berjangka atas aset crypto dilakukan oleh PT Porto Komoditi Berjangka, suatu perusahaan Pialang Berjangka yang berizin dan diawasi oleh BAPPEBTI serta merupakan anggota CFX dan KKI. Kegiatan perdagangan aset crypto adalah kegiatan berisiko tinggi. PT Pintu Kemana Saja dan PT Porto Komoditi Berjangka tidak memberikan rekomendasi apa pun mengenai investasi dan/atau produk aset crypto. Pengguna wajib mempelajari secara hati-hati setiap hal yang berkaitan dengan perdagangan aset crypto (termasuk risiko terkait) dan penggunaan aplikasi. Semua keputusan perdagangan aset crypto dan/atau kontrak berjangka atas aset crypto merupakan keputusan mandiri pengguna.