Download Pintu App
Jakarta, Pintu News – Penurunan tajam Bitcoin (BTC) ke level $86.000 (Rp1,44 miliar) mendorong tekanan besar di pasar altcoin. Data market menunjukkan bahwa beberapa aset kripto mengalami koreksi agresif dalam 1 bulan terakhir, terutama proyek-proyek dengan ekosistem yang bergantung pada likuiditas tinggi dan aktivitas DeFi. Artikel ini mengulas 5 altcoin yang ikut anjlok, lengkap dengan penjelasan proyek dan data penurunan harganya.
LooksRare (LOOKS) adalah token asli dari marketplace NFT LooksRare yang dirancang untuk memberi insentif kepada pengguna melalui reward berbasis aktivitas trading. Platform ini sempat menjadi pesaing kuat OpenSea pada tahun 2022 berkat mekanisme “community-first” yang memberikan sebagian pendapatan platform kepada pengguna. Namun, minat terhadap NFT menurun tajam sejak 2023, menyebabkan tekanan besar pada performa LOOKS.

Selama satu bulan terakhir pada November 2025, harga LOOKS turun 78%, dari kisaran sekitar Rp145 menjadi Rp31,95. Penurunan bulanan ini juga diperparah oleh volume perdagangan NFT yang merosot lebih dari 40% month-on-month di marketplace LooksRare. Selain itu, total market cap token kini berada di Rp31,8 miliar, jauh lebih kecil dibanding puncaknya yang pernah mencapai lebih dari Rp1 triliun pada awal siklus bullish NFT.
Perpetual Protocol (PERP) merupakan platform derivatif terdesentralisasi yang memungkinkan trader membuka posisi long atau short pada berbagai aset crypto menggunakan perpetual futures. Protokol ini menawarkan leverage tinggi dan likuiditas on-chain melalui model AMM khusus untuk kontrak derivatif. Walaupun sempat menjadi salah satu pemain terbesar di sektor DeFi, ekosistem derivatif on-chain menghadapi tekanan saat likuiditas global mengetat.

Dalam 1 bulan terakhir, PERP mencatat penurunan harga 65,87%, turun dari sekitar Rp3.700 menjadi Rp1.250. Penurunan ini beriringan dengan turunnya Total Value Locked (TVL) di protokol derivatif sebesar lebih dari 30% berdasarkan data DefiLlama. Market cap PERP kini berada di sekitar Rp90,72 miliar, relatif kecil dibanding nilai TVL puncak protokol yang pernah melewati Rp10 triliun saat masa DeFi summer.
Maple Finance (SYRUP) adalah protokol peminjaman institusional yang menyediakan fasilitas kredit tanpa jaminan kepada dana kripto dan market maker. Protokol ini memainkan peran penting dalam menyediakan likuiditas bagi institusi dengan skema peminjaman terstruktur. Namun, sektor kredit terdesentralisasi sangat sensitif terhadap volatilitas makro dan default borrower.

SYRUP mengalami koreksi harga 16,02% selama sebulan terakhir, turun dari kisaran Rp5.900 menjadi Rp4.958. Penurunan ini terjadi setelah Maple mengumumkan peningkatan risiko kredit pada salah satu pool pinjaman dengan tingkat delinkuensi lebih dari 8%. Meskipun market cap SYRUP masih besar di Rp5,64 triliun, kekhawatiran terhadap risiko kredit menyebabkan tekanan jual tambahan di tengah sentimen bearish pasar crypto.
Baca juga: 7 Neobank Crypto yang Punya Potensi Bersinar di 2026
GT Protocol (GTAI) adalah platform AI Web3 yang menawarkan smart trading, copy trading, dan manajemen aset otomatis dengan memanfaatkan kecerdasan buatan. Proyek ini mengalami pertumbuhan signifikan pada 2024–2025 seiring meningkatnya tren AI dalam crypto. Namun, token bertenaga narasi AI juga sangat rentan terhadap koreksi ketika sentimen pasar melemah.

Selama November 2025, harga GTAI turun 49,40%, dari sekitar Rp1.670 menjadi Rp845,1. Penurunan lebih dari 30% juga terlihat dalam jangka mingguan, menunjukkan tekanan jual berkelanjutan. Selain itu, market cap GTAI anjlok ke Rp34,04 miliar dari level yang sebelumnya sempat berada di atas Rp150 miliar. Koreksi ini sejalan dengan turunnya indeks AI crypto global yang melemah lebih dari 25% dalam satu bulan terakhir.
DeepBook Protocol (DEEP) adalah orderbook on-chain yang dibangun untuk menyediakan likuiditas institusional pada jaringan blockchain, terutama di sektor DeFi. Proyek ini bertujuan menjadi tulang punggung likuiditas untuk aplikasi trading terdesentralisasi. Namun, menurunnya volume trading spot dan derivatives selama bear market membuat performa tokennya tertekan.

Dalam satu bulan, harga DEEP terkoreksi 48,82%, dari sekitar Rp1.310 menjadi Rp670,4. Penurunan ini juga terjadi beriringan dengan turunnya penggunaan orderbook di beberapa DEX aggregator. Meskipun market cap DEEP mencapai Rp1,66 triliun, penurunan likuiditas lintas rantai menjadi sumber tekanan utama bagi token ini. Aktivitas perdagangan juga tercatat turun lebih dari 20% dibandingkan bulan sebelumnya.
Altcoin biasanya memiliki korelasi tinggi dengan Bitcoin (BTC), sehingga ketika BTC turun ke $86.000, sebagian besar investor menarik likuiditas dari aset berisiko lebih tinggi.
Penurunan volume trading dan likuiditas DEX selama November 2025 mendorong koreksi besar pada aset DeFi yang bergantung pada aktivitas on-chain.
Ya. Penurunan aktivitas NFT hingga di atas 60% membuat LooksRare (LOOKS) jatuh lebih dalam dibanding altcoin lain dengan koreksi 78%.
Altcoin besar dengan market cap triliunan seperti Synthetix (SNX) cenderung lebih stabil, namun tetap mencatat penurunan lebih dari 60% dalam 1 bulan terakhir.
Jika Bitcoin (BTC) terus berada di bawah level psikologis $90.000, risiko tekanan lanjutan pada altcoin tetap tinggi berdasarkan pola korelasi historis.
Itu dia informasi terkini seputar crypto. Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita crypto terkini seputar project crypto dan teknologi blockchain. Temukan juga panduan belajar crypto dari nol dengan pembahasan lengkap melalui Pintu Academy dan selalu up-to-date dengan pasar crypto terkini seperti harga bitcoin hari ini, harga coin xrp hari ini, dogecoin dan harga aset crypto lainnya lewat Pintu Market.
Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
© 2025 PT Pintu Kemana Saja. All Rights Reserved.
Kegiatan perdagangan aset crypto dilakukan oleh PT Pintu Kemana Saja, suatu perusahaan Pedagang Aset Keuangan Digital yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan serta merupakan anggota PT Central Finansial X (CFX) dan PT Kliring Komoditi Indonesia (KKI). Kegiatan perdagangan kontrak berjangka atas aset crypto dilakukan oleh PT Porto Komoditi Berjangka, suatu perusahaan Pialang Berjangka yang berizin dan diawasi oleh BAPPEBTI serta merupakan anggota CFX dan KKI. Kegiatan perdagangan aset crypto adalah kegiatan berisiko tinggi. PT Pintu Kemana Saja dan PT Porto Komoditi Berjangka tidak memberikan rekomendasi apa pun mengenai investasi dan/atau produk aset crypto. Pengguna wajib mempelajari secara hati-hati setiap hal yang berkaitan dengan perdagangan aset crypto (termasuk risiko terkait) dan penggunaan aplikasi. Semua keputusan perdagangan aset crypto dan/atau kontrak berjangka atas aset crypto merupakan keputusan mandiri pengguna.