Download Pintu App
Jakarta, Pintu News – Dalam dunia keuangan dan investasi, istilah tranche seringkali muncul sebagai salah satu konsep penting namun masih asing bagi banyak orang. Tranche bukan sekadar istilah rumit; ia membantu investor memilih profil risiko dan hasil yang sesuai dengan preferensi mereka — baik di sistem keuangan tradisional maupun dalam ekosistem keuangan terdesentralisasi (Decentralized Finance/DeFi).
Artikel berikut mengulas secara mendalam apa itu tranche, bagaimana mekanismenya bekerja, serta contoh dan risiko yang perlu kamu ketahui sebelum terjun di produk DeFi yang menggunakan struktur ini.
Secara harfiah, tranche (dibaca: trans) berasal dari bahasa Perancis yang artinya “bagian” atau “potongan”. Dalam dunia investasi, tranche adalah cara membagi satu produk investasi besar menjadi beberapa bagian kecil yang masing-masing punya tingkat risiko, imbal hasil (return), dan urutan pembayaran yang berbeda-beda.
Baca juga: Apa itu Komputasi dan Peran Penting Komputasi Terdistribusi dalam Dunia Blockchain
Dengan membagi produk investasi ke dalam tranche, investor bisa memilih bagian mana yang paling sesuai dengan profil risiko dan target keuntungan mereka. Semakin tinggi risikonya, biasanya semakin besar pula potensi hasil yang bisa didapat.
Contohnya, dalam produk seperti mortgage-backed securities atau obligasi yang disekuritisasi, aset-aset yang menghasilkan arus kas (seperti cicilan KPR) dikumpulkan, lalu dibagi ke dalam tranche. Tranche senior punya risiko lebih rendah dan dibayar lebih dulu, sementara tranche junior menanggung risiko lebih tinggi tapi berpotensi memberi hasil yang lebih besar.
Struktur seperti ini membuat produk investasi lebih fleksibel dan menarik bagi berbagai tipe investor, karena mereka bisa memilih sesuai dengan toleransi risikonya masing-masing. Selain itu, tranche juga membantu menciptakan pasar yang lebih likuid dan terorganisir.
Secara garis besar, sistem tranche bekerja dengan prinsip waterfall, yaitu pembagian arus kas (uang masuk) secara berurutan dari yang paling aman ke yang paling berisiko.
Dalam sistem keuangan tradisional, ketika ada kumpulan aset yang menghasilkan uang (seperti pembayaran pinjaman), dana itu akan dibagikan terlebih dahulu ke tranche paling atas (senior tranche). Setelah itu, sisanya baru mengalir ke tranche di bawahnya, dan begitu seterusnya sampai ke tranche terbawah (junior tranche)—jika masih ada sisa dana.
Model ini memungkinkan investor memilih level risiko yang sesuai dengan gaya investasinya. Tranche senior biasanya lebih aman dan dibayar lebih dulu, jadi cocok untuk investor yang lebih konservatif. Sebaliknya, tranche junior lebih berisiko, tapi juga punya potensi imbal hasil yang lebih tinggi kalau performa asetnya bagus.
Di dunia DeFi (Decentralized Finance), sistem tranche ini diadaptasi lewat smart contract. Protokol DeFi bisa mengambil aset kripto yang menghasilkan yield (bunga atau reward), lalu membaginya menjadi dua bagian: tranche fixed yang memberikan hasil stabil, dan tranche variable yang menanggung fluktuasi pasar.
Tranche fixed cocok buat yang ingin hasil pasti, sementara tranche variable buat yang berani ambil risiko demi potensi untung lebih besar.

Salah satu contoh paling jelas penerapan konsep tranche di dunia DeFi adalah pada protokol Tranche Finance. Protokol ini memungkinkan pengguna untuk slice token yang menghasilkan bunga (yield) dari platform lain seperti Compound (COMP) atau Aave (AAVE) dengan tujuan menciptakan dua jenis tranches: tranche tingkat senior dengan pendapatan tetap dan tranche tingkat junior dengan imbal hasil variabel yang lebih tinggi.
Baca juga: 10 Situs Cloud Mining Terbaik di 2025, Bisa Dapat Crypto Gratis Secara Mudah?
Tujuan struktur ini adalah memberi investor opsi memilih risiko yang diinginkan. Investor yang mencari kestabilan cenderung memilih tranche senior yang lebih aman, sementara investor yang siap menerima risiko lebih tinggi akan memilih tranche junior demi potensi keuntungan yang lebih besar. Ini mirip dengan apa yang dikenal di dunia tradisional sebagai Collateralized Debt Obligations (CDO), tetapi dengan semua proses dilakukan melalui smart contract yang transparan di blockchain.
Adaptasi struktur tranche ke DeFi juga menciptakan apa yang disebut Crypto-CDOs, di mana aset crypto yang mendasarinya dibagi dan diperdagangkan sesuai dengan senioritas dan profil risiko masing‑masing tranche.
Secara keseluruhan, tranche merupakan konsep penting dalam dunia keuangan yang memungkinkan pembagian risiko dan hasil dalam satu produk investasi. Di era DeFi, konsep ini diadaptasi untuk memberi fleksibilitas yang lebih besar kepada investor crypto melalui struktur yang membagi aset berdasarkan profil risiko dan imbal hasil.
Baik investor pemula maupun yang berpengalaman perlu memahami cara kerja tranche serta potensi risiko yang menyertainya sebelum berpartisipasi dalam protokol DeFi yang menawarkan instrumen berlapis seperti ini.
Apa itu tranche?
Tranche adalah bagian atau segmen dari satu kumpulan aset atau investasi yang dibagi berdasarkan karakter risiko dan prioritas pembayaran.
Bagaimana cara kerja tranche di protokol DeFi seperti Tranche Finance?
Protokol DeFi memecah aset yang menghasilkan imbal hasil menjadi beberapa bagian melalui smart contract. Bagian senior menargetkan hasil stabil sementara bagian junior menanggung risiko lebih tinggi untuk potensi keuntungan lebih besar.
Apa risiko utama berinvestasi di tranche DeFi?
Risiko utama termasuk kompleksitas struktur, kemungkinan kerentanan smart contract, dan volatilitas pasar yang bisa mempengaruhi nilai tranche, terutama yang berisiko tinggi.
Itu dia informasi terkini seputar crypto. Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita crypto terkini seputar project crypto dan teknologi blockchain. Temukan juga panduan belajar crypto dari nol dengan pembahasan lengkap melalui Pintu Academy dan selalu up-to-date dengan pasar crypto terkini seperti harga bitcoin hari ini, harga coin xrp hari ini, dogecoin dan harga aset crypto lainnya lewat Pintu Market.
Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
© 2025 PT Pintu Kemana Saja. All Rights Reserved.
Kegiatan perdagangan aset crypto dilakukan oleh PT Pintu Kemana Saja, suatu perusahaan Pedagang Aset Keuangan Digital yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan serta merupakan anggota PT Central Finansial X (CFX) dan PT Kliring Komoditi Indonesia (KKI). Kegiatan perdagangan kontrak berjangka atas aset crypto dilakukan oleh PT Porto Komoditi Berjangka, suatu perusahaan Pialang Berjangka yang berizin dan diawasi oleh BAPPEBTI serta merupakan anggota CFX dan KKI. Kegiatan perdagangan aset crypto adalah kegiatan berisiko tinggi. PT Pintu Kemana Saja dan PT Porto Komoditi Berjangka tidak memberikan rekomendasi apa pun mengenai investasi dan/atau produk aset crypto. Pengguna wajib mempelajari secara hati-hati setiap hal yang berkaitan dengan perdagangan aset crypto (termasuk risiko terkait) dan penggunaan aplikasi. Semua keputusan perdagangan aset crypto dan/atau kontrak berjangka atas aset crypto merupakan keputusan mandiri pengguna.