Angka inflasi yang masih tinggi kembali menjadi penyebab kurang bergairahnya pasar aset kripto. Bahkan, hal tersebut membuat pasar meyakini The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 0.75-1 bps sehingga pasar diekspektasikan masih akan sideways ke depan.
Kondisi tersebut membuat Bitcoin dan aset kripto lainnya masih kesulitan untuk bergerak menguat. Bitcoin telah beberapa kali bergerak ke level resistance pada garis tren multi-week di mana area 20.000 dolar AS menjadi level resistance psikologis bagi Bitcoin saat ini.
Tim trader Pintu telah mengumpulkan berbagai data penting tentang pergerakan pasar kripto selama sepekan terakhir yang terangkum dalam Analisa Pasar ini. Akan tetapi, perlu kamu perhatikan bahwa semua informasi pada Analisis Pasar ini bertujuan sebagai edukasi, bukan saran finansial.
Data Consumer Price Index (CPI) pada bulan September naik 8.2% secara tahunan. Angka tersebut jauh lebih tinggi dari proyeksi konsensus yang sebesar 8.1%, serta sedikit turun dari angka bulan sebelumnya yaitu 8.3%. Jika melihat tren harga dengan mengeluarkan indeks pangan dan bahan bakar, indeks inti naik sebesar 6.6%, kenaikan terbesar dan tercepat sejak 1982 silam.
Merespons perilisan data tersebut, kemungkinan The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 0.75-1 bps menjadi hampir 100% (dari 82% sebelum rilis data). Oleh sebab itu, bersiap untuk hadapi kenaikan suku bunga yang besar pada November. Tercatat, The Fed sudah menaikkan suku bunga sebanyak 5 kali berturut-turut pada tahun ini, di mana 3 di antaranya naik sebesar 75 bps.
Lebih lanjut, perilisan data CPI tersebut juga membuat pasar keuangan dan aset kripto berguguran. Hal ini sejalan dengan yield US Treasury yang naik seiring para trader yang priced in dengan kemungkinan The Fed yang akan lebih agresif menaikkan suku bunga acuan. Namun, pasca koreksi tersebut, harga berbalik menguat.
Inflasi berhasil naik tinggi sebenarnya tidak terlepas dari para konsumen yang mempunyai daya beli kuat, yang kebanyakan berasal dari sisa stimulus yang berkaitan dengan pandemi Covid-19 silam. Sementara itu, pasar tenaga kerja juga tetap tangguh di tengah kondisi ekonomi yang melambat. Oleh sebab itu, The Fed punya tantangan yang lebih besar untuk bisa menyeimbangkan ekonomi secara efektif.
Tren serupa juga terjadi di pasar crypto. Bitcoin dan aset besar crypto lainnya mengalami koreksi pasca rilis data CPI. Pada satu titik, BTC sempat terjun ke area 18,160 sebelum akhirnya kembali ke area 19,500. Jika melihat grafik di bawah, terlihat bahwa saat ini BTC masih berada di garis resistance 21 minggu.
Lalu, untuk mengetahui apakah BTC mampu menembus titik resistance di 20.000, kita perlu menunggu lantaran BTC saat ini masih bergerak sideways. Selain itu, level psikologis 20.000 selama ini juga menjadi area yang kuat untuk pergerakan sideways BTC. Pada hari Sabtu, Bitcoin juga sempat bergerak menuju level resistance di garis tren multi-week seperti yang tergambar di bawah. Saat ini, 17.500 dan 16.000 menjadi level support untuk Bitcoin.
Ethereum juga mempunyai pergerakan yang sama dengan Bitcoin dalam beberapa waktu terakhir. Pergerakan harganya selalu tertahan oleh garis EMA 21 minggu. ETH belum memperlihatkan momentum pergerakan harga yang kuat dalam tiga pekan terakhir pasca The Merge. Harga ETH sudah terkoreksi 22% dari posisi sebelum pre-merge ketika priced in dengan BTC. Saat ini, ETH mempunyai level support di 1.250 dan level resistance di 1.350.
Bitcoin Dominance telah mencapai titik resistance kuat di 41.8% seperti yang terlihat di grafik di bawah. Bahkan, pergerakannya sudah tertahan oleh titik resistance tersebut beberapa kali sejak pertengahan tahun. Bersiap kembali hadapi titik resistance tersebut, dengan BTC masih mendominasi pasar crypto vs ETH dan aset crypto lainnya.
Seperti yang terlihat pada grafik di bawah, saat ini ETH/BTC masih berada di kisaran rentang harga 0.38 dan 0.5 Fibonacci retracement dengan EMA 55 minggu menjadi level support. Jika sampai level support tersebut terlewati, maka garis Fibonacci 0.38 akan menjadi level support berikutnya.
BTC hash rate telah mencapai level tertingginya, meskipun harga BTC tengah berada dalam tren koreksi. Kenaikan pada tingkat kesulitan mining dan hash rate telah menyebabkan kapitulasi bagi para penambang. Pada saat yang sama, kenaikan hash rate juga menyebabkan tingkat kesulitan berada di level tertinggi yang membuat tingkat profitabilitas penambang menurun. Jumlah yang didapat dari para penambang dari masing-masing hash rate telah turun 80% secara tahunan. Hal inilah yang berujung pada kapitulasi penambang.
📊 Bursa Pertukaran: Cadangan devisa bursa yang terus mengalami kenaikan mengindikasikan adanya tekanan jual. Net deposit di bursa pertukaran juga lebih tinggi dibanding rata-rata tujuh hari terakhir. Tingginya deposit juga diinprestasikan sebagai tingginya tekanan jual.
💻 Penambang: Para penambang melakukan aksi jual yang cenderung moderat dibanding rata-rata satu tahun terakhir. Pendapatan para penambang juga berada di kisaran moderat, dibandingkan rata-rata satu tahun terakhir.
🔗 On-chain: Lebih banyak investor yang menjual pada posisi rugi. Di tengah kondisi pasar yang bearish, ini bisa menandakan market bottom. Pergerakan para holders jangka panjang juga lebih rendah dibandingkan rata-rata. Mereka memiliki motif untuk menahan token mereka. Investor tengah berada pada fase kapitulasi di mana mereka saat ini menghadapi kerugian yang belum direalisasikan. Ini berarti berkurangnya motif untuk merealisasikan kerugian yang berujung pada berkurangnya tekanan jual.
🏦 Pasar Derivatif: Para trader jangka panjang lebih dominan dan mau membayar para trader jangka pendek. Sentimen jual saat ini lebih dominan di pasar derivatif. Lebih banyak sell orders yang diisi oleh para takers. Lalu, seiring dengan open interest (OI) yang meningkat, ini mengindikasikan lebih banyak likuiditas, volatilitas, dan perhatian akan masuk ke pasar derivatif. Tren kenaikan OI juga bisa mendukung tren pergerakan harga yang terjadi saat ini.
Bagikan