Munculnya double bottom merupakan pertanda bagus dan dinantikan oleh para trader. Ketika terkonfiramasi, ia memberikan sinyal bahwa tren bearish sudah berakhir dan berbalik menjadi bullish. Dengan menemukan double bottom, trader bisa mendapatkan titik masuk dan target harga paling ideal. Sepertia apa tanda-tanda terbentuk double bottom? Simak selengkapnya di artikel berikut.
Pola double bottom adalah sebuah pola yang memberikan sinyal pembalikan tren bearish menjadi bullish. Sesuai dengan namanya, double bottom terbentuk ketika harga turun dan menyentuh titik terendah, lalu rebound, namun diikuti oleh koreksi lagi yang mendekati titik terendah sebelumnya. Ketika sudah mencapai titik terendah kedua, harga akan berpotensi mengalami rebound yang lebih signifikan (mungkin saja menjadi uptrend baru).
Secara bentuk, pola double bottom menyerupai huruf “W”. Pola ini memperlihatkan harga berusaha bangkit setelah mengalami rally bearish. Kedua titik terendah tadi kemudian dianggap sebagai level support kuat.
Ketika dua level low tadi dapat bertahan, maka ada potensi upside yang signifikan. Pola double bottom akan terkonfirmasi ketika harga aset berhasil menembus titik neckline yang berperan menjadi titik resistance.
Pola double bottom merupakan kebalikan dari pola double top. Pada artikel lainnya, Pintu Academy telah membahas detail mengenai pola double top. Pelajari pola tersebut di sini.
Double bottom merupakan salah satu pola yang sering dapat ditemui, bahkan di berbagai timeframe. Pada timeframe satu jam, double bottom memberikan sinyal jeda sejenak pada downtrend. Sementara pada timeframe harian, double bottom memberikan sinyal pembalikan tren secara jangka panjang.
Beberapa elemen berikut bisa menjadi penanda untuk mengidentifikasi terjadinya pola double bottom:
Chart harian Solana di bawah ini adalah salah satu contoh pola double bottom. Pada 6 Juni 2024, SOL memulai pergerakan downtrend-nya. Setelah mencapai titik tertinggi di Rp 2.868.000, SOL secara konsisten mengalami koreksi.
Tren penurunan mulai berhenti pada 24 Juni 2024 ketika harga SOL menyentuh level Rp 2.040.000. Titik tersebut menjadi titik bottom pertama sekaligus level support SOL. Pasca menyentuh titik support, SOL mengalami rebound hingga mencapai level Rp 2.552.000.
Setelah mencapai titik tersebut, SOL kehilangan tenaga, menjadikan level Rp 2.552.000 sebagai level resistance (titik neckline). Tren penurunan harga berikutnya membawa harga SOL jatuh ke area Rp 2.003.000 yang menjadi titik support baru bagi SOL, sekaligus titik bottom kedua.
Pasca mencapai titik bottom kedua, SOL kembali mengalami rebound. Namun, kali ini ia berhasil menembus titik neckline. Dengan keberhasilan breakout tersebut, pola double bottom telah terkonfirmasi. SOL pun kemudian memasuki fase uptrend baru dan sempat menguat hingga titik tertingginya, yakni Rp 3.150.000.
Jika dihitung dari titik neckline, pada fase uptrend tersebut, SOL berhasil mencatatkan kenaikan harga sebesar 23,43%. Sementara jika dihitung dari titik bottom kedua, maka harga SOL berhasil menguat hingga 57,25%. Kedua price action tersebut memperlihatkan bagaimana pola double top bisa memberi sinyal reversal dari bearish menjadi bullish.
Dari sisi kelebihan, pola double bottom menawarkan indikasi titik support dan resistance yang jelas melalui titik bottom dan neckline. Hal tersebut memudahkan trader dalam mencari dan menentukan titik masuk dan keluar.
Hanya saja, sama seperti indikator teknikal lainnya, pola double bottom bisa memberikan sinyal palsu. Apalagi, pola double bottom terjadi ketika pasar sedang berada dalam kondisi bearish. Dalam kondisi tersebut, mencari titik bottom bukanlah hal yang mudah, karena bisa saja tren koreksi ternyata terus berlanjut.
Oleh sebab itu, trader juga perlu memerhatikan faktor fundamental dan sentimen pasar yang memungkinkan pembalikan tren. Terakhir, trader tetap perlu menggunakan indikator teknikal liannya untuk mendapatkan sinyal yang lebih kuat dan dapat dipercaya.
Dalam memvalidasi titik bottom pada double bottom, terdapat faktor-faktor penentu yang harus diperhatikan. Faktor tersebut meliputi perbaikan kondisi fundamental, adanya katalis positif, serta perubahan sentimen pasar.
Selain itu, volume perdagangan juga sebaiknya diperhatikan ketika harga mulai memasuki area bottom. Jika ada lonjakan volume perdagangan, maka ia memberikan sinyal bahwa harga akan memulai tren penguatan dan memvalidasi pola double bottom.
Dalam praktiknya, para trader kerap memanfaatkan pola double bottom sebagai titik masuk. Umumnya, trader akan masuk ketika harga aset memasuki area titik bottom kedua karena mengekspektasikan harga akan rebound dan memulai fase uptrend baru.
Namun, untuk memtigasi risiko, trader akan memasang stop-loss di bawah titik support (titik bottom). Jadi, jika ternyata harga tidak rebound dan justru melanjutkan koreksi, trader terhindar dari kerugian yang lebih besar.
Sementara itu, strategi lain dalam menggunakan double bottom adalah menjadikan area neckline sebagai titik taking profit. Namun, ketika area neckline tertembus dan double bottom terkonfirmasi, trader bisa menahan asetnya lebih lama lagi seiring uptrend akan terus berlanjut.
Untuk memaksimalkan double bottom, kamu bisa menggunakan strategi position trading. Cari tahu caranya di sini.
Double bottom adalah pola yang memberikan sinyal reversal dari bearish menjadi bullish. Pola ini berbentuk seperti huruf “W” di mana harga aset berada dalam tren koreksi, menyentuh titik bottom pertama lalu rebound. Namun, rebound ini tidak bertahan lama seiring harga kembali terkoreksi dan titik tadi menjadi resistance. Kegagalan tersebut membuat harga turun dan menemukan titik bottom kedua. Jika berhasil rebound dan melewati titik resistance sebelumnya, pola double bottom pun terkonfirmasi.
Bagi trader, titik bottom kedua bisa dimanfaatkan sebagai area ideal untuk masuk ke pasar karena harga diekpektasikan akan naik. Sementara itu, titik neckline atau resistance bisa jadikan sebagai area taking profit. Jika harga berhasil melewati titik resistance, trader bisa menahan posisi mereka lebih lama untuk mendapatkan profit yang lebih tinggi.
Sama seperti indikator teknikal lainnya, double bottom bisa memberikan sinyal palsu. Mitigasi risiko seperti memasang stop loss di bawah titik bottom kedua bisa menjadi pilihan untuk terhindar dari risiko kerugian. Selain itu, penggunaan indikator teknikal lain dan analisis fundamental juga diperlukan untuk memberi sinyal yang lebih dapat dipercaya.
Tertarik berinvestasi pada aset crypto? Tenang saja, kamu bisa membeli berbagai aset crypto seperti BTC, ETH, SOL, dan yang lainnya tanpa harus khawatir adanya penipuan melalui Pintu. Selain itu, semua aset crypto yang ada di Pintu sudah melewati proses penilaian yang ketat dan mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Aplikasi Pintu juga kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. Ayo download aplikasi Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.
Selain melakukan transaksi, di aplikasi Pintu, kamu juga bisa belajar crypto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial
Bagikan