Pemula
Disertai Video

Apa itu Chainlink (LINK)?

Update 8 Jan 2023 • Waktu Baca 9 Menit
Gambar Apa itu Chainlink (LINK)?
Reading Time: 9 minutes

Di era teknologi blockchain, kebutuhan akan data yang aman menjadi sangatlah penting. Chainlink adalah platform yang memberikan solusi untuk masalah ini dengan menyediakan akses layanan oracle terdesentralisasi untuk smart contract dengan menyambungkan data dari dunia nyata. Untuk mengetahui apa itu Chainlink, bagaimana cara kerja dan apa saja manfaat menggunakan Chainlink, kamu bisa membaca artikel berikut.

Ringkasan Artikel

  • 🌐 Chainlink adalah platform yang menyediakan layanan oracles yang memungkinkan smart contract untuk berkomunikasi secara aman dengan data dan layanan dunia nyata di luar jaringan blockchain.
  • 🌟 Tujuan utama Chainlink adalah mengatasi ketidakmampuan smart contract mengakses data yang berada di luar blockchain, seperti misalnya data cuaca, hasil pertandingan olahraga, harga saham, bahkan data dari blockchain lain.
  • 🤝 Beberapa industri yang menggunakan data-data dari oracle Chainlink di antaranya industri DeFi, NFT, gaming, asuransi, sistem enterprise, supply chain, pemerintahan, dan lain-lain.

Apa itu Chainlink? Chainlink bukanlah sebuah blockchain, melainkan platform yang menyediakan layanan oracle untuk smart contract pada blockchain. Oracle adalah jaringan penyedia data terdistribusi yang menyediakan data dunia nyata ke jaringan blockchain. Singkatnya, Chainlink adalah perantara yang dapat menghubungkan blockchain dengan data yang ada di dunia nyata (off-chain), seperti cuaca, skor pertandingan olahraga, harga saham, bahkan data dari blockchain lain seperti harga aset crypto.

Tujuan Chainlink adalah mengatasi ketidakmampuan smart contract mengakses data off-chain. Di samping itu, oracles yang tersedia masih tersentralisasi dan memiliki kekhawatiran dalam keamanan (a single point of failure). Oleh karena itu, perlu penyediaan data dari pihak terpercaya yang terdesentralisasi. Dengan demikian, Chainlink yang memiliki banyak jaringan oracle terdesentralisasi membantu para developer untuk membangun aplikasi blockchain yang lebih kuat dan beragam menggunakan data yang tersedia.

Chainlink didirikan pada tahun 2017 oleh Sergey Nazarov dan Steve Ellis. Sebelumnya, mereka mendirikan SmartContract, perusahaan blockchain berbasis San Fransisco yang kini mengembangkan ekosistem Chainlink. Di tahun yang sama, Chainlink berhasil mengumpulkan dana lewat ICO atau initial coin offering sebanyak 32 juta dolar AS dalam bentuk ETH yang kemudian digunakan untuk mengembangkan ekosistemnya. Pada tahun 2019, Chainlink secara resmi meluncurkan jaringan utamanya di atas blockchain Ethereum.

Berikut video pengenalan mengenai Chainlink.

Sumber: Youtube Chainlink
Chainlink tidak berkaitan dengan Oracle Corporation, sebuah perusahaan teknologi komputer yang khusus menyediakan data. Chainlink mengacu pada diri sendiri sebagai decentralized oracle network (DON) dengan oracle nodes sebagai perantara penyedia data.

Baca juga: Pengertian Node dan Fungsinya Dalam Blockchain

Setelah mengetahui pengertian apa itu Chainlink, sekarang kita akan bahas cara kerjanya. Dalam proses menghubungkan smart contract pada blockchain dengan data dunia nyata, Chainlink menggunakan jaringan oracle terdesentralisasi dan Application Programming Interface (API) dari data yang ingin diambil. Kedua komponen ini merupakan bagian on-chain dan off-chain dari bagaimana Chainlink bekerja.

Ketika ada permintaan data, smart contract pada blockchain memungkinkannya untuk bisa diintegrasikan dengan aplikasi non-blockchain. Ia juga membantu dalam pemilihan dan pencatatan oracle. Ketika selesai, data-data off-chain dieksekusi di luar blockchain, kemudian dilaporkan kembali ke infrastruktur blockchain. Arsitektur off-chain Chainlink dilengkapi dengan Chainlink Core.

Cara Kerja Chainlink
Sumber: Gemini

Pengoperasian Sistem On-Chain

Arsitektur on-chain Chainlink berdiri di atas blockchain Ethereum dan berisi smart contract oracle. Oracle ini menerima dan memproses permintaan pengguna atas data off-chain yang dikirimkan ke jaringan menggunakan smart contract. Berikut kontrak-kontrak yang terlibat dalam memproses data pada protokol Chainlink.

  • Requesting contract: Proses dimulai pada blockchain yaitu ketika pembuat smart contract meminta data informasi off-chain.
  • Service Level Agreement (SLA) contract: Untuk mendapatkan data off-chain, protokol Chainlink mendaftarkan requesting contract sebagai “event” dan menghasilkan smart contract yang disebut SLA contract di blockchain.

SLA contract kemudian menghasilkan tiga sub-kontrak, yaitu:

  • Reputation contract: berfungsi melakukan pemilihan oracle dengan menilai keaslian oracle berdasarkan seberapa akurat hasil kinerja penyedia oracle dalam menyajikan data.
  • Order-matching contract: berfungsi menentukan jumlah node yang akan digunakan. Kontrak ini mengirimkan permintaan requesting contract kepada oracle nodes, kemudian mengambil penawaran dari oracle nodes. Lalu kontrak ini memilih jumlah dan jenis nodes yang tepat untuk memenuhi permintaan tersebut. Makin besar jumlah node, tingkat keamanan akan makin terjamin.
  • Aggregating contract: berfungsi mengambil data dari oracle nodes yang dipilih dan memvalidasi keakuratan data. Misalnya untuk mengambil suatu data, tersedia 10 oracle nodes. 7 nodes memiliki data yang sama, sedangkan 3 nodes memberikan hasil yang berbeda. Aggregating contract akan mengetahui bahwa 3 nodes tersebut salah dan akan mengeliminasinya.

Pada dasarnya, proses on-chain dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pemilihan oracle nodes, pengumpulan data, dan agregasi hasil. Pemilihan oracle nodes diatur oleh platform/pengguna atau pembuat smart contract untuk menentukan data apa yang dibutuhkan melalui requesting contract. Setelah itu, SLA contract kemudian akan diterbitkan dan digunakan oleh software Chainlink untuk memilih oracle nodes yang sesuai untuk memberikan data.

Oracle nodes terpilih kemudian berinteraksi dengan sumber data eksternal untuk mendapatkan data-data off-chain. Selanjutnya oracle nodes akan memproses data. Terakhir, seluruh data dikumpulkan ke aggregation contract untuk dipilih dan divalidasi, lalu diserahkan kepada pengguna/platform.

Pengoperasian Sistem Off-chain

Arsitektur off-chain merupakan fitur Chainlink yang menarik, berisi oracle nodes yang berada di luar blockchain namun tetap terhubung dengan jaringan Ethereum. Nodes tersebut bertugas mengumpulkan dan membawa data off-chain ke dalam blockchain.

Chainlink menggunakan teknologi software Chainlink Core untuk menghubungkan permintaan data dari requesting contract (on-chain) dengan data dunia nyata (off-chain) dan kemudian mengirimkan data off-chain kembali ke blockchain.

Chainlink Core menerjemahkan bahasa pemrograman permintaan data on-chain ke bahasa pemrograman off-chain agar dapat dimengerti oleh dunia nyata, begitupun sebaliknya.

Bahasa yang telah diterjemahkan tersebut (off-chain) kemudian diteruskan ke API yang berfungsi mengumpulkan data dari sumber tersebut. Setelah data dikumpulkan, data tersebut diterjemahkan kembali ke dalam bahasa on-chain melalui Chainlink Core dan dikirim kembali ke aggregating contract. Data tersebut kemudian dilaporkan ke pengguna atau pembuat smart contract Chainlink.

Cara Kerja Chainlink 2
Sumber: Gemini

LINK adalah token utama Chainlink yang berstandard ERC20. LINK memiliki dua fungsi pada ekosistem Chainlink yaitu:

  • Payment token: LINK digunakan untuk membayar insentif para node operator yang telah melakukan penyediaan data seperti pengambilan data off-chain, mengubah format data ke dalam blockchain, dan komputasi off-chain.
  • Work token: LINK digunakan sebagai jaminan bagi para node operator dalam menyediakan data yang valid dengan cara staking token LINK.

Jumlah token LINK yang di-stake sebagai jaminan dapat memengaruhi tingkat pemilihan oracle nodes operator sebagai penyedia data terpilih dalam memenuhi permintaan data. Setelah terpilih, ia bertanggung jawab untuk memasukan data ke dalam blockchain. Ia juga akan memperoleh imbalan berupa token LINK. Jumlah imbalan tergantung pada kondisi pasar yang berlaku dan permintaan pasar untuk data. Namun, jika operator nodes bertindak tidak jujur atau melakukan kesalahan, jaminan token LINK akan dikurangi oleh sistem.

Sistem staking token LINK merupakan fitur baru sebagai bagian dari pembaruan total Chainlink yang disebut Chainlink Economics 2.0. Saat ini, sistem staking LINK masih dalam versi 0.1 dengan fitur yang sangat terbatas. Chainlink mempunyai rencana jangka panjang terkait ini.
Link Initial Allocation
Sumber: Coingecko

Saat peluncuran token LINK pada 2017, Chainlink memilki suplai maksimal sebanyak 1 miliar token LINK. Dari diagram di atas, terlihat bahwa Chainlink mengalokasikan tokennya sebanyak 35% untuk penjualan publik, 35% untuk insentif node operators dan pengembangan ekosistem, serta 30% untuk perusahaan.

Chainlink bukanlah satu jaringan oracle, tetapi suatu ekosistem yang terdiri dari banyak jaringan oracle terdesentralisasi yang berjalan secara simultan. Dengan jaringan terdesentralisasi tersebut, developer dapat menghubungkan smart contract ke data off-chain dengan berbagai API untuk memenuhi data yang dibutuhkan.

Chainlink terdiri dari banyak jaringan oracle terdesentralisasi
Chainlink terdiri dari berbagai jaringan oracle. Sumber: Chainlink

Decentralized Finance (DeFi)

Banyak aplikasi DeFi telah terintegrasi dengan Chainlink. Mereka menggunakan Chainlink untuk mengakses data terkait harga aset crypto, bunga optimal, memverifikasi jaminan, dan lain-lain.

Price feeds Chainlink merupakan akses tercepat yang dapat digunakan aplikasi DeFi untuk mendapatkan data-data off-chain terdesentralisasi dengan tingkat keamanan yang tinggi.

Selain itu, aplikasi DeFi menggunakan Chainlink untuk melindungi dana yang berada di dalam liquidity pool dari serangan hacker. Salah satu alasan sistem dapat ditembus adalah penggunaan price feed yang tersentral. Berbeda dengan sistem price feeds Chainlink yang menggunakan jaringan oracle terdesentralisasi, Chainlink dapat meningkatkan keamanan sistem DeFi.

aplikasi DeFi menggunakan Chainlink untuk melindungi dana yang berada di dalam liquidity pool dari serangan hacker
Sumber: Chainlink

Aave, Compound, dan Liquity adalah contoh DeFi yang menggunakan price feeds Chainlink untuk mengambil data aset crypto dari berbagai blockchain. Dengan data harga yang real-time, aplikasi simpan pinjam tersebut dapat memperhitungkan nilai jaminan dan pinjaman penggunanya untuk menentukan kapan saat yang tepat untuk melakukan likuidasi pengguna. Hal ini berguna untuk memastikan ketersediaan jaminan untuk melindungi dana deposit para pengguna.

Game

Randomness atau keacakan merupakan komponen penting pada aplikasi game berbasis blockchain. Ia dapat membuat sesuatu yang tidak terduga dan dapat digunakan untuk membuat random gameplay dan NFT yang sangat langka. Pada random gameplay, suatu game menjadi semakin menarik ketika hal-hal yang tidak terduga terjadi. Selain itu, pemain menjadi semakin penasaran dengan apa yang akan ia hadapi di game level berikutnya. Namun, membuat randomness yang aman dan andal itu sulit sehingga Chainlink mengembangkan Chainlink Verifiable Randomness Function (VRF). Chainlink VRF berfungsi menyediakan smart contract dengan menghasilkan bukti kriptografi on-chain untuk membuktikan kepada pengguna bahwa randomness tidak dimanipulasi atau diubah.

Dikutip dari Hybrid, “Randomness memiliki kemampuan untuk memberikan variasi, keragaman, kuantitas, dan pada dasarnya membuat permainan menjadi tidak membosankan. Dunia Minecraft misalnya, selalu unik dan tak terbatas; tidak ada dua dunia yang sama. Selain itu, undian dalam permainan kartu juga memastikan bahwa setiap pertandingan dimainkan secara berbeda”.

Game developers dapat memanfaatkan Chainlink VRF untuk memastikan peristiwa pada game tidak dapat diprediksi yang menciptakan berbagai skenario yang menantang dan seru untuk pemain. Mereka dapat membuat skenario gameplay yang mencakup pembuatan peta, kemungkinan critical hit (aspek permainan yang acak), matchmaking (bermain multiplayer dengan orang asik yang diacak), urutan undian kartu, dan lain-lain.

Chainlink VRF
Sumber: Chainlink

Olahraga

Smart contract Chainlink dapat berisi data-data pertandingan olahraga seperti tim pemenang, skor akhir, man of the match, top score, dan lain-lain. Dengan jaringan oracle terdesentralisasi, Chainlink dapat memverifikasi hasil olahraga dengan mengumpulkan data dari API web. Data-data tersebut dapat juga digunakan untuk berbagai kepentingan salah satunya untuk pasar taruhan olahraga.

Salah satu pasar taruhan berbasis blockchain yang menggunakan oracle Chainlink adalah Augur. Pengguna Augur dapat berspekulasi atas berbagai hal terkait olahraga seperti basket (NBA), baseball (MLB), martial art, dan olahraga Olimpiade. Hasil pertandingan dapat diselesaikan dengan cepat setelah pasar tutup menggunakan jaringan oracle terdesentralisasi yang menyediakan data dunia nyata (off-chain).

Smart contract Chainlink
Sumber: Chainlink

Cuaca

Jaringan oracle terdesentralisasi Chainlink dapat memberikan manfaat kepada industri cuaca, salah satunya adalah kepada AccuWeather. AccuWeather adalah perusahaan penyedia prakiraan cuaca yang berbasis di Amerika Serikat. Perusahaan ini dapat memasok dan menjual data cuaca berkualitas tinggi secara langsung ke aplikasi smart contract yang berjalan di berbagai blockchain. Data-data akurat yang dihasilkan dari tim ahli meterologis dapat berupa suhu, kecepatan angin, curah hujan, kategori badai tropis, dan data lainnya.

Smart contract-nya juga dapat menandatangani data secara kriptografis agar pengguna mengetahui bahwa data tersebut berasal langsung dari API AccuWeather. AccuWeather menawarkan beberapa API berdasarkan lokasi, prakiraan, kondisi saat ini, indeks, peringatan cuaca, gambar satelit, dan lain-lain.

Chainlink (LINK) sebagai Investasi
Sumber: Coinmarketcap

Harga LINK saat artikel ini ditulis (27 Desember 2022) adalah 6.01 dolar AS dengan volume perdagangan sebanyak 136.128.450 dolar AS dalam 24 jam. LINK sempat mencapai harga tertinggi (all time high) pada 10 Mei 2021 dengan menyentuh harga 52.25 dolar AS dan volume perdagangan 3.63 miliar dolar AS dalam 24 jam.

Berdasarkan Coinmarketcap, Chainlink menempati posisi ke 21 dengan market cap lebih dari 3 miliar dolar AS. Tingginya market cap LINK memiliki hubungan erat dengan pangsa pasar Chainlink yang luas di industri oracle. Beberapa proyek crypto besar yang menggunakan Chainlink di antaranya adalah Aave, Uniswap, Synthetix, Curve, Nifty Royale, Coti, Cardano, NBA, dYdX, dan lain-lain.

Terkait performa Chainlink sebagai jaringan oracle terdesentralisasi, Chainlink Labs melaporkan bahwa selama kuartal tiga tahun 2022, ekosistem Chainlink telah terintegrasi dengan lebih dari 1.500 proyek di 15 blockchain. Chainlink juga telah menyediakan 4.2 miliar data dan 8 juta permintaan atas randomness.

Kemudian, kehadiran mantan CEO Google, Eric Schmidt, menjadi faktor yang menarik bagi Chainlink untuk mendapatkan wawasan dan pengalamannya dalam membangun platform software berskala global. Ia bergabung dengan Chainlink pada 2021 lalu dan menjabat sebagai penasihat strategis yang bertugas menilai kinerja Chainlink dan meneliti sistem operasional Chainlink.

Namun demikian, apa Chainlink itu sempat mengalami masalah? Ya, Chainlink sempat bermasalah dengan penjualan token LINK yang diduga dilakukan oleh developer-nya pada Agustus 2020 hingga turun 16%. Laporan dari Trustnodes melihat aktivitas on-chain beberapa alamat wallet memindahkan 500.000 LINK setiap minggu hingga bernilai 40 juta dolar US pada saat itu.

Kesimpulan

Setelah memahami apa itu Chainlink, kamu jadi tahu bahwa Chainlink memiliki banyak kegunaan yang dapat membantu mengembangkan ekosistem suatu aplikasi dan menjamin keamanan yang setara dengan blockchain. Beberapa industri yang menggunakan Chainlink diantaranya industri DeFi, NFT, gaming, asuransi, sistem enterprise, supply chain, pemerintahan, dan lain-lain.

Kemudian, prospek Chainlink dapat dilihat dari roadmap Chainlink 2.0 yang diantaranya memfokuskan pada peningkatan keamanan dan pengurangan biaya operasional layanan oracle-nya. Selain itu, Chainlink mengembangkan fitur staking bagi para pemegang token LINK dan node operators untuk mendapatkan imbalan sekaligus mengamankan jaringan oracle. Dari berbagai analisa fundamental di atas, Chainlink memungkinkan akan menjadi salah satu proyek yang penting.

Akan tetapi, seperti aset crypto lainnya, token Chainlink (LINK) juga memiliki volatilitas harga yang tinggi. Oleh sebab itu, kamu harus mempertimbangkan keuntungan dan risikonya sebelum berinvestasi pada token LINK.

Baca juga: 7 Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Berinvestasi dalam Aset Kripto

Setelah mengetahui apa itu Chainlink (LINK) kamu bisa mulai berinvestasi pada token LINK dengan membelinya di aplikasi Pintu. Berikut cara membeli LINK pada aplikasi Pintu:

  1. Buat akun Pintu dan ikuti proses verifikasi identitasmu untuk mulai trading.
  2. Pada homepage, klik tombol deposit dan isi saldo Pintu menggunakan metode pembayaran pilihanmu.
  3. Buka halaman market dan cari token LINK.
  4. Klik beli dan isi nominal yang kamu mau.
  5. Sekarang kamu sudah mempunyai token LINK!

Selain itu, aplikasi Pintu kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. Ayo download aplikasi cryptocurrency Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.

Kamu juga bisa belajar crypto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial.

Referensi

  1. Steve Ellis, Ari Juels, and Sergey Nazarov, Chainlink Whitepaper, Chainlink, diakses 26 Desember 2022,
  2. Chainlink Team, What Is Chainlink? A Beginner’s Guide, Chainlink Blog, diakses 26 Desember 2022
  3. Blockchain Council Team, What Is Chainlink? The Most Comprehensive Guide Ever, Blockchain Council, diakses 26 Desember 2022.
  4. Steve Walters, Chainlink Review: Smart Contract Solutions for any Blockchain, Coinbureau, diakses 26 Desember 2022.
  5. Crispus Nyaga, Is Chainlink a Good Investment? 5 Reasons We Think It Is, Coin Journal, diakses 26 Desember 2022.
  6. Coin Telegraph Team, What is Chainlink: A beginner’s guide to the cross-chain interoperability protocol, Coin Telegraph, diakses 26 Desember 2022.
  7. Blockchain 101 Team, Chainlink for Beginners, Blockchain 101, diakses 29 Desember 2022.
Penulis:Ginisita Dofany

Beri nilai untuk artikel ini

Penilaian kamu akan membantu kami.

Apa yang kamu tidak suka?

Apakah ada saran untuk artikel ini?

Terima kasih untuk masukanmu!Tutup
Masukan gagal terkirim. Silakan coba lagi.Tutup

Bagikan