Barang Inferior: Pengertian, Ciri beserta Contohnya

Updated
April 3, 2023
• Waktu baca 5 Menit
Gambar Barang Inferior: Pengertian, Ciri beserta Contohnya
Reading Time: 5 minutes

Ilmu ekonomi merupakan disiplin ilmu yang menarik karena dapat mengungkap fenomena ekonomi yang dinamis. Salah satu fenomena yang menarik untuk dibahas adalah barang inferior. Menurut kamus Merriam-Webster, barang inferior adalah komoditas yang jumlah permintaannya menurun ketika harganya turun atau pendapatan konsumen meningkat.

Aneh bukan? Padahal harganya turun dan pendapatan konsumen meningkat, namun konsumen lebih memilih ke produk lain. Hal ini dikarenakan meningkatnya pendapatan memungkinkan konsumen untuk membeli komoditas yang lebih disukai meskipun lebih mahal. Selain itu, barang yang harga terlalu murah akan dianggap memiliki kualitas yang buruk. Jadi, menjual barang dengan harga yang lebih murah tidak selalu tepat bukan?

Nah, buat kamu yang penasaran dengan fenomena yang satu ini, kamu harus tahu lebih banyak penjelasan detailnya. Pembahasan lebih lengkap mengenai barang inferior adalah sebagai berikut:

Pengertian Barang Inferior

Barang inferior adalah istilah dalam ilmu ekonomi yang merujuk pada produk yang mengalami penurunan permintaan ketika pendapatan masyarakat meningkat. Saat perekonomian tumbuh dan pendapatan meningkat, konsumen cenderung beralih ke produk pengganti yang lebih mahal dan lebih disukai daripada barang inferior.

Namun, ketika pendapatan rendah atau perekonomian melambat, barang inferior menjadi alternatif yang lebih terjangkau daripada barang yang lebih mahal. Barang inferior dapat merujuk pada jenis produk, merek produk, atau keadaan dimana sesuatu terjadi.

Sebaliknya, barang normal memiliki sifat yang berlawanan dengan barang inferior. Permintaan barang normal meningkat ketika pendapatan meningkat. Barang normal seringkali berbanding terbalik dengan barang mewah yang dijual dengan harga premium karena kualitasnya yang lebih tinggi.

Baca juga: Apa Arti Cuan dalam Investasi?

Elastisitas Barang Inferior

Elastisitas barang inferior adalah ukuran sejauh mana permintaan suatu barang inferior berubah sebagai akibat dari perubahan harga atau perubahan pendapatan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, barang inferior memiliki elastisitas harga positif dan elastisitas pendapatan negatif. Hal ini berarti ketika harga barang inferior turun, kuantitas barang yang diminta akan meningkat, sementara ketika pendapatan naik, kuantitas barang yang diminta akan menurun.

Meskipun elastisitas barang inferior positif, ini tidak selalu berarti bahwa permintaannya akan meningkat secara signifikan ketika harganya turun. Sebaliknya, harga yang lebih rendah mungkin hanya memicu kenaikan permintaan yang kecil atau bahkan tidak sama sekali, terutama jika barang pengganti yang lebih baik telah tersedia atau ketika barang inferior dipandang sebagai produk yang buruk atau kualitas rendah. Namun, jika tidak ada barang pengganti yang tersedia atau jika barang inferior sangat penting bagi konsumen, maka penurunan harga dapat meningkatkan permintaan yang signifikan.

Perbedaan Barang Inferior dengan Barang Normal

perbedaan barang inferior dan barang normal

Barang inferior dan barang normal memiliki perbedaan dalam kaitannya dengan perubahan pendapatan dan harga. Barang normal memiliki hubungan positif dengan pendapatan, artinya ketika pendapatan meningkat, permintaan barang normal juga meningkat. Sebaliknya, ketika harga naik, permintaan barang normal akan turun karena konsumen cenderung mencari alternatif yang lebih terjangkau.

Sementara itu, barang inferior memiliki sifat berlawanan. Permintaan barang inferior akan turun ketika pendapatan meningkat karena konsumen akan beralih ke barang yang lebih mahal dan dianggap lebih baik. Namun, permintaan barang inferior bisa meningkat saat pendapatan turun karena menjadi alternatif yang lebih terjangkau dibandingkan dengan barang normal. Dalam hal harga, permintaan barang inferior akan turun ketika harga naik dan naik ketika harga turun.

Pengaruh Penurunan Harga Terhadap Barang Inferior

Produk inferior, seperti halnya barang pada umumnya, juga dipengaruhi oleh perubahan harga. Dalam memahami pengaruh perubahan harga terhadap permintaan produk inferior, penting untuk memperhatikan efek harga dalam konsep ekonomi.

Seperti yang telah diketahui, efek harga terdiri dari efek substitusi dan efek pendapatan.

Efek Substitusi

Efek substitusi terkait dengan hubungan negatif antara harga relatif dua barang terkait yang di dalamnya. Oleh karena itu, perubahan harga di pasar selalu berbanding terbalik dengan permintaan.

Artinya, jika harga barang naik, permintaan atas barang tersebut akan turun karena konsumen beralih ke produk alternatif yang dianggap lebih terjangkau. Sebaliknya, saat harga barang turun, permintaan atas barang tersebut akan meningkat karena konsumen beralih kembali dari produk pengganti. Namun, diasumsikan bahwa harga barang pengganti tetap stabil.

Efek Pendapatan

Efek pendapatan menggambarkan akibat perubahan harga terhadap pendapatan riil konsumen. Saat harga suatu produk menurun, pendapatan riil konsumen akan meningkat karena dengan nominal uang yang sama, mereka dapat membeli lebih banyak barang.

Namun, pada saat harga produk meningkat, pendapatan riil konsumen menurun karena nominal uang yang sama hanya mampu membeli barang dalam jumlah yang lebih sedikit.

Efek Harga pada Barang Normal

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kenaikan pendapatan konsumen akan meningkatkan permintaan terhadap barang normal. Oleh karena itu, terdapat korelasi positif antara barang normal dengan pendapatan. Dalam hal ini, harga yang lebih rendah akan mendorong peningkatan permintaan barang normal.

Efek Harga pada Barang Inferior

Dalam hal produk inferior, efek pendapatan dan substitusi memiliki arah yang berlawanan. Saat harga produk inferior turun, efek pendapatan negatif akan mengurangi permintaan produk tersebut, sementara efek substitusi positif akan meningkatkan permintaan.

Namun, karena efek pendapatan negatif mampu mengimbangi sebagian efek substitusi positif, peningkatan permintaannya akan relatif lebih kecil. Meskipun begitu, penurunan harga masih dapat meningkatkan kuantitas permintaan produk inferior, meskipun tidak sebanyak produk normal.

Baca juga: 7 Jenis Investasi Online dan Cara Memulainya?

Contoh Barang Inferior

contoh barang inferior

Contoh barang inferior adalah nasi goreng dan nasi uduk yang bisa dijadikan pengganti makanan yang lebih mahal contohnya Nasi Padang. Ketika pendapatan seseorang meningkat, mereka mungkin akan lebih memilih untuk makan makanan yang lebih mahal seperti  nAsi Padang, sushi, atau steak, dan meninggalkan nasi goreng. Namun, ketika pendapatan menurun, orang mungkin akan kembali ke nasi goreng karena harganya lebih terjangkau.

Selain itu, smartphone bekas dapat dianggap sebagai barang inferior. Ketika pendapatan meningkat, seseorang mungkin lebih memilih membeli smartphone baru yang lebih mahal dan mewah. Namun, ketika pendapatan menurun, orang-orang akan lebih memilih membeli smartphone bekas yang harganya lebih terjangkau daripada yang baru.

Merk juga dapat menjadi faktor yang membedakan barang normal dan barang inferior. Contohnya sepatu yang memiliki merek yang dianggap inferior akan dipilih konsumen saat pendapatannya menurun. Namun sepatu yang bermerek mewah akan lebih dipilih oleh konsumen saat pendapatannya sedang naik meskipun kualitasnya belum tentu lebih baik ketimbang sepatu yang dianggap sebagai barang inferior.

Contoh benda yang dinilai inferior saat harganya diturunkan adalah benda artistik atau benda klasik. Kedua benda ini akan lebih diminati jika harganya tinggi, misalnya lukisan atau mobil kuno. Namun jika dijual dengan harga yang rendah, konsumen akan ragu untuk membelinya karena prestigenya ikut turun dan dianggap barang palsu.

Kesimpulan

Dalam kesimpulannya, elastisitas barang inferior menunjukkan seberapa sensitif permintaan suatu barang terhadap perubahan harga dan pendapatan. Meskipun elastisitasnya positif, besarnya kenaikan permintaan mungkin tidak begitu besar karena beberapa alasan, seperti ketersediaan barang pengganti yang lebih baik atau ketidakpuasan konsumen terhadap barang inferior itu sendiri.

Yuk, mulai diversifikasi portofolio investasi dengan Aplikasi Pintu.

Aplikasi Pintu adalah aplikasi investasi cryptocurrency yang menyediakan berbagai jenis koin seperti Dogecoin, Cardano, Polkadot, Ethereum, Bitcoin, dan banyak lagi. Dengan modal awal sebesar Rp11.000, investor dapat mulai melakukan investasi pada koin-koin tersebut. 

Dapatkan juga informasi terbaru seputar berita crypto di Pintu News dan perdalam wawasan kamu melalui Pintu Academy untuk mendapatkan materi belajar crypto untuk level pemula hingga level mahir.

Selain itu, aplikasi Pintu juga memiliki fitur Pintu Earn dan PTU Stake yang dapat digunakan untuk mendapatkan pasif income. PTU Stake adalah fitur yang memungkinkan pengguna untuk mendapatkan pendapatan pasif dan penghasilan tambahan dengan menahan atau “stake” sejumlah token PTU yang dimiliki.

Yuk download aplikasinya lewat App Store atau Play Store sekarang juga!

Referensi:

Merriam-Webster, inferior good, diakses tanggal 7 Maret 2023 

Bill Kenton, Inferior Good: Definition, Examples, and Role of Consumer Behavior, diakses tanggal 7 Maret 2023

CFI, Inferior Good, diakses tanggal 7 Maret 2023

Bagikan

Artikel Terkait

Artikel Blog Terbaru

Lihat Semua Artikel ->