Pernahkah kamu mendengar istilah value investing? Taktik investasi ini telah digunakan oleh banyak investor terkenal dunia seperti Benjamin Graham dan Warren Buffet. Dengan belajar value investing, kamu mungkin bisa meraih kesuksesan investasi seperti tokoh-tokoh di atas. Apa itu value investing dan apakah strategi tersebut bisa diterapkan di investasi aset crypto? Simak selengkapnya di bawah ini!
Value Investing adalah strategi investasi dengan membeli sebuah aset yang diperdagangkan pada harga undervalue (di bawah nilai sebenarnya).
Investor menggunakan berbagai variabel untuk menganalisis nilai aset. Misalnya saja pada aset saham, beberapa indikator yang digunakan adalah rasio harga saham per pendapatan (P/E), rasio kapitalisasi pasar per pendapatan tahunan, dan lain-lain. Ketika nilai intrinsik aset di atas nilai saat ini, maka aset dinilai undervalued.
Semakin besar selisih harga intrinsik dan harga saat ini (margin of safety) pada aset undervalued, maka semakin kecil kemungkinan investor untuk kehilangan uang dalam aset investasi tersebut. Kesimpulannya, investasi tersebut semakin menarik untuk dilakukan.
Value investing telah banyak diterapkan oleh beberapa investor terkenal, diantaranya:
Sebagai Bapak Value Investing, Graham memperkenalkan gagasan pemilihan saham dengan mempelajari faktor-faktor kuantitatif dan kualitatif yang mendasari bisnis bersangkutan. Pemikiran inilah yang nantinya menjadi dasar dari analisis fundamental.
Ia juga mengembangkan gagasan margin of safety yang kontras dengan hipotesis pasar saat itu. Namun rekam jejaknya membuktikan bahwa cara tersebut ternyata ampuh, seperti ketika 20% sahamnya di GEICO meningkat hingga 200 kali lipat.
Belajar value investing langsung dari ahlinya! Warren menjadi investor sukses yang mendapat berbagai julukan seperti ‘Oracle of Omaha’ dan Bapak Investasi Dunia. Dengan total kekayaan bersih mencapai $100,7 miliar, CEO Berkshire Hathaway ini berhasil masuk di peringkat enam pada daftar Forbes Billionaires 2021.
Pada awalnya, prinsip investasi yang diterapkan oleh Buffet adalah ‘cigar butt’, yaitu dengan membeli saham perusahaan yang terlihat tidak memiliki kelebihan dan potensi apa-apa, tapi harga sahamnya dijual sangat murah sehingga dirasa akan memberi suatu keuntungan di saat-saat terakhirnya.
Setelah menemukan gagasan tentang Economic Moat, barulah ia mulai melakukan pendekatan lain yaitu dengan membeli saham perusahaan berkualitas dan menyimpannya dalam jangka waktu lama. Meski pembelian sahamnya dilakukan pada nilai yang tidak terlalu besar, bunga majemuk akan memberikan peningkatan nilai pengembalian saham secara eksponensial.
Baca juga: Guru dari Warren Buffet ini Punya Teori dan Konsep Investasi Menarik!
Sebagai investor asuransi yang sukses, Davis lebih suka membeli perusahaan dengan rasio P/E yang rendah, karena dapat melipatgandakan pendapatan dari waktu ke waktu. Metode yang disebutnya ‘Davis Double Play’ ini mampu memberikan pengembalian investasi empat kali lebih banyak dari nilainya.
Pendiri Value Investors Club yang sekarang berprofesi sebagai Profesor Columbia Business School ini menciptakan “magic formula” khusus ketika berinvestasi, yaitu mengurutkan perusahaan-perusahaan berdasarkan earning yield dan nilai pengembalian modal mereka. Untuk track record sendiri, Greenblatt mendapatkan pengembalian tahunan sebesar 40% ketika ia menjabat sebagai penanggung jawab di perusahaan pengelola investasi Gotham Capital.
Pascal Thellmann dari Cointelegraph mengungkapkan bahwa selama ini investor mencoba membuat tebakan akurat dari nilai sebuah saham dengan cara melakukan analisis laporan keuangan perusahaan. Hal tersebut dikarenakan nilai saham yang sebenarnya tidak mungkin diperkirakan.
Namun setiap aset memiliki kondisi masing-masing. Nilai cryptocurrency sendiri cenderung lebih fluktuatif dibandingkan saham. Meskipun begitu, terdapat beberapa persamaan prinsip dasar di antara kedua aset tersebut.
Belajar value investing, berikut beberapa prinsip dasar value investing menurut Warren Buffet yang sekiranya bisa diterapkan juga di dunia crypto:
Strategi dasar yang perlu dilakukan dalam setiap investasi adalah memiliki pemahaman terhadap apa yang kamu investasikan, baik itu saham, properti atau crypto. Investor mungkin sesekali beruntung pada prediksi acak, namun ini bukan strategi yang bijaksana.
Investor harus memantau setiap berita dan informasi terbaru mengenai aset yang diinvestasikan. Hal tersebut dapat membantu menentukan langkah investasi yang tepat dan menemukan kesempatan baru.
Analisis fundamental biasa dilakukan dengan mengecek laporan kinerja dan keuangan perusahaan. Namun, analisis fundamental cryptocurrency cukup sulit dilakukan karena memiliki perbedaan mekanisme dengan bisnis pada umumnya yang dilengkapi laporan laba, rugi dan neraca keuangan.
Pascal Thellmann mengungkapkan bahwa analisis fundamental crypto tetap dapat dilakukan, yaitu dengan memperhatikan perkembangan komunitas, pencapaian crypto hingga saat ini, dan rencana pengembangan kedepannya. Alhasil, investor dapat memperoleh gambaran kasar mengenai arah pergerakan aset crypto.
Per 5 Agustus 2021, harga bitcoin (BTC) telah meningkat hingga 200% nya dibandingkan tahun lalu pada bulan yang sama. Tren positif juga terlihat pada aset Ether (ETH) yang mengalami peningkatan hingga 500%.
Untuk kamu yang tertarik melakukan jual beli crypto, download aplikasi Pintu sekarang! Belajar crypto secara gratis lewat Pintu Akademi untuk melakukan investasi secara bijak dan cek selalu harga crypto terbaru secara real-time.
Selamat berinvestasi!
Referensi:
Forbes, Warren Buffet. Diakses tanggal: 5-08-2021.
Matthew Cochrane, The Greatest Value Investors of All Time. Diakses tanggal: 5-08-2021.
Pascal Thellmann, What Cryptocurrencies and Value Investing Have In Common. Diakses tanggal: 5-08-2021.