MACD adalah salah satu indikator penting bagi para trader untuk membantu mereka menilai tren pasar yang sedang terjadi. Bagaimana cara membaca indikator secara tepat dan menggunakannya untuk trading? Simak selengkapnya di bawah ini!
Baca juga: Ini Cara Trading Bitcoin untuk Pemula, Mudah!
Dilansir dari Investopedia, MACD adalah indikator momentum yang menunjukan tren pergerakan harga, tepatnya hubungan antara dua Moving Average (MA) dari harga suatu aset.
MACD sendiri merupakan singkatan Moving Average Convergence Divergence. Indikator ini diciptakan pada tahun 1960-an oleh Gerald Appel, pendiri Signalert Asset Management.
Kegunaan MACD adalah untuk membantu trader dalam memahami pergerakan bullish atau bearish, apakah aset mereka sedang berada pada harga yang menguat atau melemah. Kondisi tersebut bisa terlihat pada hubungan MA atau Moving Average jangka panjang dan pendek. Garis MACD sendiri merupakan selisih dari kedua MA dengan jangka waktu berbeda tersebut.
Baca juga: Apa itu Moving Average dalam Crypto?
Untuk kamu yang berniat untuk belajar MACD dan menggunakannya untuk trading, pertama-tama kamu harus mengetahui terlebih dahulu tentang bagaimana cara menghitung MACD.
Sederhananya, rumus MACD adalah selisih antara EMA jangka panjang [26 periode] dari EMA jangka pendek [12 periode]. Secara matematis, rumusnya bisa ditulis sebagai berikut.
MACD (Moving Average Convergence Divergence) = 12 Period EMA – 26 Period EMA
Berbeda dengan SMA yang menerapkan bobot sama pada semua data di rentang periode waktu tertentu, EMA atau Exponential Moving Average sendiri merupakan jenis Moving Average yang menempatkan bobot dan signifikansi lebih besar pada titik data terbaru.
Untuk mengetahui bagaimana cara membaca MACD atau cara menggunakan MACD, kamu perlu tahu terlebih dulu apa saja elemen-elemen yang terdapat pada grafik MACD. Pada dasarnya, MACD sendiri terdiri dari dua garis dan satu histogram. Berikut penjelasan lengkap mengenai tiga elemen pada indikator MACD.
Pada umumnya, signal line diwakili dengan garis berwarna merah dan biasanya dihitung berdasarkan EMA dalam rentang waktu 9 hari. Periode waktu EMA tersebut bisa berubah sesuai preferensi trader bersangkutan.
Sementara itu, garis MACD Line dihitung dari pengurangan EMA dengan rentang waktu 26 hari dan 12 hari. Periode yang digunakan dalam MACD line juga bisa diubah sesuai preferensi.
Grafik bar yang dihitung dari pengurangan antara nilai MACD line dengan signal line.
Setelah mengetahui komponen-komponen indikator MACD, kamu juga harus mengetahui bagaimana cara menggunakan indikator MACD secara tepat dengan membaca hubungan antara tiap komponen-komponen yang telah disebutkan sebelumnya.
MACD line sendiri bisa digunakan untuk mengetahui atau menunjukkan tren yang sedang terjadi di pasar saat ini. Jika nilai MACD positif dengan artian di atas nol, maka pasar sedang bersifat bullish. Sedangkan bila nilai MACD negatif atau di bawah nol, maka pasar sedang bersifat bearish.
Ketika MACD line menembus ke atas Signal Line, biasanya trader akan membeli aset karena pasar mulai memasuki trend bullish. Begitupun sebaliknya, jika MACD line menembus ke bawah Signal Line, maka kebanyakan trader akan menjual aset karena pasar mulai memasuki trend bearish.
Dari penjelasan tersebut, bisa ditarik kesimpulan bahwa sinyal beli (Buy) pada indikator MACD terjadi ketika nilai MACD line positif dan MACD line memotong Signal Line dari bawah ke atas. Sementara itu, sinyal jual (Sell) pada indikator MACD terjadi ketika nilai MACD negatif dan MACD line memotong Signal Line dari atas ke bawah.
MACD histogram juga bisa dipakai guna menentukan langkah trading kamu berikutnya. Hasil grafik histogram sendiri merupakan grafik bar yang berfluktuasi di atas dan di bawah garis nol.
Sinyal beli (buy) terjadi apabila MACD histogram bernilai positif, sementara sinyal jual (sell) terjadi ketika MACD histogram bernilai negatif.
Dalam beberapa contoh kasus, MACD histogram bisa mampu memberikan sinyal yang relatif lebih cepat dibandingkan menggunakan grafik MACD line dan signal line.
Patokannya adalah apakah grafik histogram sudah membentuk puncak atau belum, dalam artian apakah pasar sudah mencapai titik jenuh beli atau titik jenuh jual. Biasanya, trader akan membeli atau menjual aset ketika telah terjadi satu atau dua penurunan dari bar terpanjang pada grafik histogram.
Nah, itu dia penjelasan mudah rumus dan bagaimana cara membaca indikator MACD secara mudah. Hingga kini, MACD adalah indikator yang masih banyak dimanfaatkan di dunia trading saham maupun crypto.
Berbicara tentang crypto, harga SAND (The Sandbox), salah satu token dalam platform video game terdesentralisasi telah meningkat hingga 229% hanya dalam jangka waktu seminggu saja per 3 November 2021 lalu.
Untuk kamu yang tertarik melakukan investasi dan trading crypto mulai dari Bitcoin, SAND, ALICE coin dan lainnya, download Pintu sekarang! Jual beli crypto di Pintu bisa mulai dari Rp11.000 saja, lho!
*Disclaimer:
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
Alief K, Dasar Investasi dan Trading Cryptocurrency. Diakses tanggal: 8-10-21.
Hartanto W, Mahasiswa Investor. Diakses tanggal: 8-10-21.
Investopedia, Moving Average Convergence Divergence. Diakses tanggal: 8-10-21.