Pernahkah kamu mendengar istilah Full Costing dan Variable Costing? Jika kamu adalah seorang pengusaha atau bergerak di bidang akuntansi, dua istilah ini tentu tidak asing lagi.
Namun, bagi kamu yang baru memulai bisnis atau baru terjun di dunia akuntansi, mungkin merasa bingung.
Jangan khawatir, dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang apa itu Full Costing dan Variable Costing, metode penggunaannya, serta cara menghitungnya. Jadi, pastikan kamu membaca artikel ini sampai selesai!
Full Costing, atau yang juga dikenal dengan Absorption Costing, adalah metode yang digunakan untuk menghitung semua biaya yang terkait dengan produksi suatu produk.
Baca Juga: Cara Menghitung Nilai Uang Dimasa Lalu dan Masa Depan
Metode ini mencakup biaya langsung seperti bahan baku dan tenaga kerja, serta biaya tidak langsung atau overhead. Full Costing biasanya digunakan untuk tujuan pelaporan keuangan dan pengambilan keputusan.
Dalam metode Full Costing, semua biaya produksi, baik langsung maupun tidak langsung, dialokasikan ke dalam biaya barang yang dijual (COGS). Biaya ini meliputi:
Untuk menghitung Full Costing, kamu perlu menjumlahkan semua biaya produksi. Misalnya, jika biaya bahan baku adalah $3, biaya tenaga kerja $5, dan biaya overhead $2, maka biaya penuh per unit produk adalah $10.
Variable Costing adalah metode yang hanya memasukkan biaya variabel ke dalam biaya produksi. Biaya variabel adalah biaya yang berubah sebanding dengan volume produksi. Biaya tetap, seperti sewa pabrik atau gaji manajer, tidak dimasukkan ke dalam biaya produksi dalam metode ini.
Dalam metode Variable Costing, hanya biaya variabel langsung yang dimasukkan ke dalam COGS. Biaya tetap dialokasikan ke biaya operasional. Biaya variabel langsung ini meliputi:
Untuk menghitung Variable Costing, kamu hanya perlu menjumlahkan biaya variabel langsung. Misalnya, jika biaya bahan baku adalah $3 dan biaya tenaga kerja $5, maka biaya variabel per unit produk adalah $8.
Aspek | Full Costing | Variable Costing |
---|---|---|
Biaya yang Dimasukkan ke dalam COGS | Semua biaya produksi (langsung dan tidak langsung) | Hanya biaya variabel langsung |
Biaya Tetap | Dialokasikan ke COGS | Dialokasikan ke biaya operasional |
Kepatuhan terhadap GAAP | Ya | Tidak |
Demikianlah penjelasan tentang apa itu Full Costing dan Variable Costing, metode penggunaannya, serta cara menghitungnya.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi kamu yang sedang belajar akuntansi atau yang sedang menjalankan bisnis. Ingatlah bahwa pemilihan metode ini sangat bergantung pada kebutuhan dan kondisi bisnis kamu. Jadi, pilihlah metode yang paling sesuai dengan bisnis kamu!
Baca Juga: Pengertian dan Contoh Nilai Intrinsik dan Ekstrinsik Uang
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer:
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.