Pengertian dan Contoh Pendapatan dalam Akuntansi

Updated
November 17, 2022
• Waktu baca 4 Menit
Gambar Pengertian dan Contoh Pendapatan dalam Akuntansi
Reading Time: 4 minutes

Pendapatan dalam akuntansi adalah metriks penting yang mempengaruhi kelangsungan perusahaan. Semakin besar pendapatan yang diperoleh, kemungkinan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan akan semakin tinggi. Pendapatan ini tidak hanya sebatas dari penjualan barang hasil produksi saja, melainkan ada banyak sumber lainnya. Berikut pengertian dan contoh pendapatan dalam akuntansi selengkapnya.

Pengertian Pendapatan dalam Akuntansi

Pendapatan umumnya didefinisikan sebagai uang yang diterima seseorang atau sebuah entitas sebagai imbalan atas tenaga atau produk mereka. Bagi kebanyakan orang, pendapatan adalah penghasilan total yang mereka dapat, biasanya dalam bentuk gaji, pengembalian investasi, distribusi uang pensiun, dan jenis penghasilan lainnya.

Sedangkan dalam sebuah bisnis pendapatan berarti penghasilan dari penjualan jasa, produk, dan setiap dividen serta bunga yang diterima sehubungan dengan rekening kas dan rekening cadangan terkait dengan bisnis.

Ikatan Akuntan Indonesia dalam SAK ETAP (Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) menyebut bahwa pendapatan adalah penghasilan yang diperoleh dari pelaksanaan aktivitas entitas yang dikenal dengan berbagai sebutan, termasuk penjualan, imbalan, dividen, royalti, bunga dan sewa.

Pengertian pendapatan menurut akuntansi salah satunya diungkapkan oleh Harnanto, yang menyebut pendapatan sebagai bertambahnya aset dan berkurangnya liabilitas perusahaan akibat adanya aktivitas operasi.

Baca juga: Perbedaan Aset dan Liabilitas dalam Akuntansi, Kamu Wajib Tau Nih!

Pengakuan Pendapatan dalam Akuntansi

Bagaimana pengakuan pendapatan dalam akuntansi? Ini bisa kamu lihat dalam PSAK No. 23 yang menyebutkan kalau pendapatan dari penjualan barang diakui jika memenuhi syarat di bawah ini:

  • Telah terjadi pemindahan risiko dan manfaat atas kepemilikan barang
  • Pengelolaan terkait kepemilikan barang tidak lagi dilakukan karena telah dijual.
  • Jumlah pendapatan dapat diukur
  • Manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi mengalir ke entitas, dan
  • Biaya yang berhubungan dengan transaksi penjualan bisa diukur.

Contoh Pendapatan dalam Akuntansi

contoh pendapatan dalam akuntansi

Berbeda dengan pendapatan individu yang kebanyakan didapat dari gaji, pendapatan perusahaan dalam akuntansi bisa berasal dari banyak sumber. Beberapa contoh pendapatan dalam akuntansi adalah:

  • Pendapatan dari hasil penjualan barang maupun jasa.
  • Bunga yang didapat dari deposito di bank.
  • Dividen atau keuntungan yang didapat dari investasi di perusahaan lainnya.
  • Hasil dari menyewakan aset, biasanya berupa properti ke pihak lain. Misalnya menyewakan gudang, pabrik, ruang kantor, dan lain sebagainya.
  • Laba dari penilaian ulang aset perusahaan.

Baca juga: Perbedaan Giro dan Deposito, Sudah Tau?

Jenis-jenis Pendapatan dalam Akuntansi

Yang termasuk pendapatan dalam akuntansi dibedakan menjadi dua, yakni pendapatan operasional dan non-operasional. Pendapatan operasional didapat dari hasil penjualan pokok perusahaan. Jika perusahaan memproduksi barang, maka pendapatan operasional didapat dari penjualan barang hasil produksi.

Sementara pendapatan yang didapat selain dari hasil penjualan pokok disebut sebagai pendapatan non-operasional atau pendapatan lain-lain. Ada banyak pendapatan non-operasional, misalnya pendapatan bunga, sewa, penjualan surat-surat berharga dan lain sebagainya. Biasanya, pendapatan lain-lain ini dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu:

  • Pendapatan Sewa. Merupakan pendapatan yang didapat perusahaan karena telah menyewakan aset mereka kepada pihak lain. Misalnya menyewakan tempat, mesin produksi, alat transportasi, dan lain sebagainya.
  • Pendapatan Bunga. Merupakan pendapatan yang diperoleh perusahaan dari bunga pinjaman uang yang diberikan kepada pihak lain, misalnya pada klien. Bisa juga berupa penjualan barang dan jasa yang dibayar dengan cara dicicil. Biasanya ada bunganya, maka bunga ini masuk ke dalam jenis yang kedua.
  • Pendapatan Aset. Jenis pendapatan yang ketiga ini juga berkaitan dengan aset, tapi berbeda dari pendapatan sewa. Karena pendapatan aset diperoleh dari menjual aset atau harta. Misalnya menjual properti. Tak hanya itu saja, bisa juga dari penjualan furniture kantor, mesin, sekuritas pasar, dan lain sebagainya.
  • Pendapatan Dividen. Merupakan pendapatan perusahaan yang diperoleh dari pembagian laba atau dividen yang didapat perusahaan karena memiliki saham di perusahaan lain. Misalnya, perusahaan A memiliki saham di perusahaan Z. Maka, saat perusahaan Z membagikan dividen pada investor, maka inilah yang disebut dengan pendapatan dividen bagi perusahaan A.
  • Laba Penjualan Aktiva Tetap. Terakhir adalah pendapatan yang didapat dari keuntungan perusahaan. Misalnya, perusahaan B memiliki gudang yang di tahun 2018 dibuat dengan modal Rp250 juta. Lalu, setahun kemudian di tahun 2019 gudang itu dijual dengan harga Rp300 juta. Maka Rp50 juta merupakan laba penjualan aktiva tetap, yang termasuk dalam pendapatan perusahaan.

Rumus Pendapatan dalam Akuntansi

Dalam akuntansi, terdapat pendapatan bersih (net income) dan pendapatan kotor (gross income). Pendapatan atau laba bersih merupakan total pendapatan perusahaan yang didapat setelah dikurangi semua pengeluaran bisnis. Sedangkan, pendapatan kotor merupakan pendapatan perusahaan secara keseluruhan, tanpa dikurangi pengeluaran perusahaan.

Jadi untuk mengetahui berapa jumlah pendapatan bersih, perusahaan harus menghitung pendapatan kotor terlebih dahulu. Cara menghitung pendapatan dalam akuntansi adalah sebagai berikut.

  • Pendapatan kotor = total pendapatan perusahaan
  • Pendapatan bersih = pendapatan kotor – pengeluaran

Cara Menghitung Pendapatan dalam Akuntansi

Contohnya, PT ABC akan menghitung pendapatan mereka di semester awal 2022. Berikut ini adalah angka total yang didapat PT ABC.

  • Total pendapatan: Rp600 juta
  • Harga pokok penjualan: Rp200 juta
  • Biaya sewa: Rp60 juta
  • Gaji karyawan : Rp100 juta
  • Utilitas: Rp20 juta
  • Biaya promosi: Rp10 juta
  • Biaya bunga: Rp10 juta.

Maka, pendapatan kotor PT ABC adalah

Pendapatan Kotor = Total Pendapatan – Harga pokok Penjualan

Pendapatan Kotor = Rp600 juta – Rp200 juta = Rp400 juta.

Pengeluaran PT ABC = Rp Rp60 juta + Rp100 juta + Rp20 juta + Rp10 juta + Rp10 juta = Rp200 juta.

Sehingga, pendapatan bersih PT ABC adalah

Pendapatan Bersih = Pendapatan Kotor – Pengeluaran

Pendapatan Bersih = Rp400 juta – Rp200 juta = Rp200 juta.

Pendapatan dalam akuntansi memiliki banyak sumber dan tidak hanya dari penjualan barang produksi saja. Bahkan, beberapa contoh pendapatan dari-non operasional bisa menyumbang pendapatan yang lebih besar dibandingkan pendapatan produksi.

Itu saja informasi mengenai pengertian dan contoh pendapatan dalam akuntansi. Semoga bermanfaat!

Temukan informasi lainnya seputar finansial dan investasi di Pintu Blog. Kamu juga bisa belajar tentang crypto, salah satu aset yang sedang diminati masyarakat saat ini secara gratis di Pintu Academy. Download Pintu dan nikmati kemudahan berinvestasi mulai dari Rp11.000 saja.

Referensi:

Bagikan

Artikel Terkait

Artikel Blog Terbaru

Lihat Semua Artikel ->