PDB Nominal dan Riil: Rumus, Contoh dan Cara Hitung

Updated
October 18, 2023
• Waktu baca 3 Menit
Gambar PDB Nominal dan Riil: Rumus, Contoh dan Cara Hitung
Reading Time: 3 minutes

Dalam dunia ekonomi, terdapat 2 jenis PDB, yakni PDB riil dan PDB nominal. Nah, artikel ini dibuat untuk membantu kamu memahami kedua konsep tersebut. Yuk, simak langsung!

Apa Itu PDB Riil dan PDB Nominal?

PDB, atau Produk Domestik Bruto, adalah indikator penting dalam dunia ekonomi. PDB menggambarkan total nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam periode tertentu. Dalam mengukur PDB, ada dua pendekatan yang sering digunakan, yaitu PDB riil dan PDB nominal.

PDB riil adalah pendekatan yang mempertimbangkan inflasi. Artinya, PDB riil menunjukkan nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara setelah disesuaikan dengan perubahan harga.

Sementara itu, PDB nominal adalah pendekatan tanpa mempertimbangkan inflasi. Jadi, PDB nominal menggambarkan nilai barang dan jasa dalam harga pasar saat ini. Sayangnya, pendekatan ini sering rancu digunakan sebagai indikator kinerja perekonomian karena bisa memberikan gambaran yang bias.

Baca juga: Bagaimana Rasio Utang Terhadap PDB Indonesia dan Berbagai Negara di Dunia?

Rumus PDB Riil dan PDB Nominal

Bagi kamu yang berkecimpung di dunia trading atau investasi, memahami cara menghitung PDB adalah esensial. Berikut rumus dan cara menghitung kedua jenis PDB tersebut:

  • Rumus PDB Nominal: PDB Nominal = Harga saat ini x Jumlah Barang/Jasa saat ini
  • Rumus PDB Riil: PDB Riil = Harga dasar x Jumlah Barang/Jasa saat ini

Contoh Cara Menghitung PDB Riil dan PDC Nominal

pdb nominal dan pdb riil

Cara menghitung PDB nominal cukup sederhana. Kamu hanya perlu mengalikan harga pasar saat ini dengan jumlah barang atau jasa yang dihasilkan. Sedangkan untuk PDB riil, kamu perlu menggunakan harga dasar (biasanya harga pada tahun dasar tertentu) untuk penghitungannya.

Contoh PDB Riil

Misalkan, kita ingin menghitung PDB Riil beras di Negara A pada tahun 2023 dengan menggunakan harga pada tahun dasar (misalnya tahun 2020) sebagai acuan:

  • Harga beras di tahun 2020 (harga dasar): $4/kg
  • Jumlah produksi beras di tahun 2023: 1000 kg

Rumus PDB Riil: PDB Riil = Harga dasar x Jumlah Barang/Jasa saat ini

PDB Riil = $4 x 1000 kg = $4000

Jadi, PDB Riil Negara A untuk produksi beras di tahun 2023 (dengan harga dasar tahun 2020) adalah $4000.

Dari contoh di atas, kamu dapat melihat bahwa walaupun jumlah produksi beras tetap sama, PDB Nominal dan PDB Riil memiliki nilai yang berbeda. PDB Nominal lebih tinggi karena menggambarkan harga saat ini, sedangkan PDB Riil menggambarkan nilai produksi dengan harga pada tahun dasar.

Contoh PDB Nominal

Misalkan, di Negara A tahun 2023:

  • Harga beras: $5/kg
  • Jumlah produksi beras: 1000 kg

Rumus PDB Nominal: PDB Nominal = Harga saat ini x Jumlah Barang/Jasa saat ini

PDB Nominal = $5 x 1000 kg = $5000

Jadi, PDB Nominal Negara A untuk produksi beras di tahun 2023 adalah $5000.

Baca juga: Apa itu Pendapatan Per Kapita dan Cara Hitungnya?

Kelebihan dan Kekurangan PDB Riil vs PDB Nominal

Kelebihan PDB Riil:

  1. Memberikan gambaran yang lebih akurat tentang pertumbuhan ekonomi.
  2. Tidak dipengaruhi oleh inflasi.
  3. Dapat digunakan untuk membandingkan pertumbuhan ekonomi antar negara.
  4. Lebih representatif untuk analisis jangka panjang.

Kelebihan PDB Nominal:

  1. Mudah dihitung.
  2. Dapat digunakan untuk analisis jangka pendek.
  3. Memberikan gambaran tentang nilai pasar saat ini.
  4. Cocok untuk analisis trend inflasi.

Kekurangan PDB Riil:

  1. Memerlukan data harga dasar.
  2. Proses penghitungan lebih kompleks.
  3. Tidak menggambarkan kondisi ekonomi saat ini.
  4. Rentan terhadap kesalahan dalam penetapan harga dasar.

Kekurangan PDB Nominal:

  1. Dipengaruhi oleh inflasi.
  2. Kurang akurat untuk analisis jangka panjang.
  3. Rentan terhadap fluktuasi harga pasar.
  4. Bisa menyesatkan jika digunakan sebagai satu-satunya indikator.

Kini, dengan pemahaman mendalam tentang PDB riil dan PDB nominal, kamu siap untuk membuat keputusan investasi yang lebih tepat. Ingatlah selalu untuk menggunakan informasi dengan bijak!

Referensi:

Topik
Bagikan

Artikel Terkait

Artikel Blog Terbaru

Lihat Semua Artikel ->