Contoh dan Cara Menghitung Penurunan Nilai Aset

Updated
March 13, 2022
• Waktu baca 4 Menit
Gambar Contoh dan Cara Menghitung Penurunan Nilai Aset
Reading Time: 4 minutes

Berdasarkan PSAK nomor 16 paragraf 5, aset tetap atau aktiva tetap didefinisikan sebagai suatu aset berwujud yang diperoleh organisasi dalam bentuk siap pakai atau dibangun terlebih dahulu. Aset tetap digunakan dalam aktivitas operasional organisasi, dan tidak untuk dijual. Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai contoh dan cara menghitung penurunan nilai aset tetap dan aset-aset lainnya menurut PSAK. Simak selengkapnya di bawah ini!

Apa itu Penurunan Nilai Aset?

apa itu penurunan nilai aset

Dikutip dari Investopedia, depresiasi atau penyusutan aset tetap adalah berapa banyak nilai manfaat aset tetap yang telah digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan selama periode tertentu.

Depresiasi dicatat sebagai beban dan nilainya akan mengurangi nilai perolehan aset tetap yang tercatat pada aktiva. Pencatatan depresiasi aset tetap nantinya akan dilaporkan dalam laporan posisi keuangan dan laporan keuangan untuk perpajakan.

Berbeda dari depresiasi, penurunan nilai aset adalah proyeksi arus kas di masa yang akan datang yang diperkirakan akan lebih kecil dari nilai yang tercatat pada laporan keuangan saat ini. Penurunan nilai aset tidak hanya terjadi pada aset tetap, melainkan juga aset tidak berwujud, baik yang memiliki manfaat tidak terbatas maupun yang belum tersedia untuk digunakan, persediaan, dan goodwill.

Penurunan nilai aset tidak harus dilakukan setiap bulan sebagaimana halnya depresiasi. Namun biasanya setiap akhir tahun, perusahaan akan melakukan pengujian untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya penurunan nilai pada aset-aset terkait.

Pengertian Penurunan Nilai Aset Menurut PSAK 48

Penurunan nilai aset di Indonesia diatur dalam Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 48. Berdasarkan peraturan tersebut, perusahaan diwajibkan untuk menilai aset yang dimiliki pada akhir masa pelaporan. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi terjadinya penurunan nilai aset pada aset tetap, aset tidak berwujud, dan goodwill.

Selain PSAK, ada pula GAAP. Simak selengkapnya mengenai apa itu GAAP dan 10 prinsip di dalamnya.

Dalam rangka mengidentifikasi penurunan penilaian aset, maka pihak manajemen perusahaan perlu memperhatikan hal-hal berikut:

  • Apakah nilai aset telah mengalami penurunan yang signifikan selama periode tersebut? Jika ya, apakah penurunan tersebut melebihi perkiraan penurunan masa manfaat yang diakibatkan pemakaian aset secara normal?
  • Adakah perubahan signifikan dalam bidang teknologi, permintaan di pasar, maupun kebijakan pemerintah yang berdampak terhadap nilai aset yang dimiliki?
  • Adakah kemungkinan bahwa penurunan nilai aset dipengaruhi oleh suku bunga pasar?
  • Apakah jumlah aset neto perusahaan melebihi kapitalisasi pasarnya?

Selain itu, pihak manajemen juga perlu meninjau informasi yang diperoleh dari sumber internal berikut ini sebelum melakukan identifikasi penurunan nilai aset:

  • Dokumen yang menyatakan terdapat kerusakan fisik pada aset atau adanya aset yang sudah usang;
  • Dokumen yang menyatakan adanya perubahan atas penggunaan, penghentian, dan sisa manfaat aset; serta
  • Dokumen internal yang menunjukkan adanya indikasi bahwa kinerja ekonomi aset lebih buruk dari yang diharapkan.

Adapun penghitungan nilai pakai aset mencerminkan elemen-elemen berikut ini:

  • Estimasi arus kas yang diperoleh dari aset di masa depan;
  • Harapan mengenai kemungkinan munculnya variasi baru dari jumlah atau waktu arus kas tersebut;
  • Nilai waktu uang (time value of money) yang dihitung dengan mempertimbangkan besar suku bunga pasar;
  • Pengorbanan yang dikeluarkan untuk menanggung ketidakpastian yang melekat pada suatu aset; dan
  • Faktor-faktor lain yang mungkin akan berpengaruh terhadap arus kas di masa yang akan datang.

Cara Menghitung Penurunan Nilai Aset

contoh penurunan nilai aset

Berdasarkan PSAK 48, suatu aset dikatakan mengalami penurunan nilai apabila nilai sisa buku yang tercatat melebihi nilai yang dapat dipulihkan (recoverable amount).

Istilah nilai yang dapat dipulihkan (recoverable amount) dalam PSAK 48 merujuk pada nilai manakah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau unit penghasil kas dikurangi biaya pelepasan aset dengan nilai pakainya.

Apabila salah satu dari nilai wajar aset atau unit penghasil kas dikurangi biaya pelepasan dengan nilai pakainya masih lebih dari nilai sisa buku yang tercatat, maka aset tersebut tidak mengalami penurunan nilai aset.

Sederhananya, rumus penurunan nilai aset adalah sebagai berikut.

Penurunan Nilai Aset = Nilai Sisa Buku – Recoverable Amount (RA)

Adapun kerugian atas penurunan nilai aset dicatat menambah depresiasi aset sehingga nilai suatu aset akan berubah secara permanen.

Contoh Penurunan Nilai Aset

PT KLM Transport adalah perusahaan yang bergerak di bidang logistik. Pada awal tahun 2019, pihak manajemen PT. KLM Transport memutuskan untuk membeli 3 buah mobil transporter senilai 600 juta rupiah untuk keperluan pengiriman barang.

Pada akhir tahun 2020, PT. KLM Transport melakukan evaluasi terhadap harga jual 3 buah mobil transporter senilai 500 juta rupiah. Adapun biaya penjualan diperkirakan senilai 90 juta rupiah dengan nilai pakai aktiva sebesar 450 juta rupiah.  Maka pertama-tama, kamu harus mencari nilai sisa buku dan RA terlebih dahulu.

Nilai Recoverable Amount (RA) = Rp500.000.000 – Rp90.000.000 = Rp410.000.000

Nilai Sisa Buku = Nilai Pakai Aktiva

Dengan menggunakan rumus sebelumnya, maka:

Penurunan Nilai Aset = Nilai Sisa Buku – Recoverable Amount (RA)

Penurunan Nilai Aset = Rp450.000.000 – Rp410.000.000

Penurunan Nilai Aset = Rp40.000.000

Rugi atas penurunan nilai aset tersebut nantinya akan dicatat sebagai berikut:

Rugi Penurunan Nilai Aset40.000.000
Akumulasi Depresiasi 40.000.000

Itu dia contoh dan cara menghitung penurunan nilai aset dalam akuntansi. Berbicara soal aset, instrumen investasi pun juga bisa masuk ke dalam aset, lho!

Salah satu instrumen investasi yang sedang populer belakangan ini adalah aset crypto. Per Desember 2021 lalu, jumlah investor aset crypto bahkan telah mencapai 11 juta orang. Buat kamu yang tertarik untuk berinvestasi dan trading crypto secara mudah, aplikasi Pintu jawabannya!

Pintu  adalah aplikasi jual beli crypto yang telah terdaftar resmi di Bappebti dan menyediakan berbagai fitur yang bisa memudahkan aktivitas investasi dan trading kamu, yaitu:

  • Pintu Akademi, pusat cara belajar crypto terlengkap meliputi strategi trading, dasar-dasar crypto, blockchain, dan lain sebagainya.
  • Pintu Earn, fitur khusus Pintu di mana kamu bisa menumbuhkan aset crypto secara mudah dengan bunga capai 4%/tahun cukup dengan menyimpan aset kamu di dompet Earn. Cocok untuk kamu yang sedang mencari bunga deposito tertinggi!
  • PTU Staking, staking crypto aset PTU untuk mendukung ekosistem Pintu sekaligus memperoleh berbagai keuntungan seperti bonus komisi Referral Pintu dan keuntungan lainnya.

Tunggu apalagi, download Pintu sekarang!

Referensi:

Alicia Tuovila, Depreciation. Diakses tanggal: 09-12-2021

Binus University, PSAK 48: Penurunan Nilai Aset. Diakses tanggal: 09-12-2021

Bryce Warnes, What Is Depreciation? and How Do You Calculate It? Diakses tanggal: 09-12-2021

Corporate Finance Institute, Depreciation Methods. Diakses tanggal: 09-12-2021

Lumen Learning, Depreciation of Assets.  Diakses tanggal: 09-12-2021

Profit Books, What Is Depreciation? Diakses tanggal: 09-12-2021

Bagikan

Artikel Terkait

Artikel Blog Terbaru

Lihat Semua Artikel ->