Aset crypto memang cenderung mengalami fluktuasi harga yang cukup besar. Namun, itulah salah satu yang menjadi daya tarik crypto bagi para investor dan trader. Tahun ini, Bitcoin sebagai salah satu aset crypto dengan kapitalisasi pasar terbesar sempat beberapa kali mengalami fluktuasi harga. Lantas, apa yang menjadi penyebab harga Bitcoin fluktuatif? Ini pendapat para ahli!
Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan Cryptocurrency Sebagai Aset Investasi
Ofir Beigel dari Bitcoins melaporkan bahwa salah satu penyebab naik turunnya harga Bitcoin adalah ketersediaan pasokan dari aset itu sendiri. Pasokan Bitcoin yang dibatasi hanya pada 21 juta BTC menyebabkan jumlah permintaan Bitcoin yang meningkat tidak bisa dipenuhi karena jumlah penawaran yang terbatas.
Sementara itu, Taylor Tepper dari Forbes mengungkapkan bahwa salah satu penyebab harga Bitcoin fluktuatif adalah tingkat adopsinya di masyarakat dan industri. Banyaknya perusahaan dan instansi yang mengadopsi Bitcoin ikut memberikan dampak positif pada nilainya.
Di tahun ini, harga Bitcoin beberapa kali mengalami fluktuasi yang positif setelah BNY Mellon dan Fidelity mengumumkan bahwa mereka akan membuka akses crypto untuk klien, Mastercard memfasilitasi transaksi Bitcoin, El Salvador menerima Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah dan banyak lagi.
Sama seperti beberapa aset investasi lain, nilai Bitcoin juga dipengaruhi oleh berita-berita yang beredar di media. Nathan Reiff dari Investopedia mengemukakan bahwa berita buruk seputar Bitcoin dapat memicu kepanikan publik dan menurunkan kepercayaan investor. Akibatnya, nilai Bitcoin bisa turun drastis dalam waktu singkat.
Primavera De Filippi, penulis dan asosiator fakultas di Berkman Klein mengatakan bahwa Bitcoin dan aset crypto lainnya relatif cukup rentan terhadap komentar publik dari tokoh berpengaruh. Mei lalu, nilai Dogecoin turun dalam waktu singkat hanya setelah munculnya komentar bercanda Elon Musk di “Saturday Night Live”.
Selain itu, Reiff, penulis finansial berpengalaman lulusan Yale University mengutarakan bahwa salah satu penyebab harga Bitcoin fluktuatif adalah adanya berbagai persepsi tentang nilai intrinsik aset crypto sebagai penyimpan nilai dan metode transfer nilai.
Meski menjanjikan sebagai metode transfer nilai yang efektif, investor masih ragu dan memandang Bitcoin sebagai aset penyimpan nilai dengan masa depan yang belum pasti seiring dengan perubahan sentimen dan regulasi pemerintah.
Ria Bhutoria, mantan direktur penelitian di Fidelity Digital Assets mengungkapkan bahwa volatilitas Bitcoin adalah konsekuensi dari pasar bebas distorsi. Jaringan terdesentralisasi membuat tidak adanya otoritas pusat seperti pemerintah atau bank sentral yang dapat mengelola dan menopang pasar. Alhasil, nilainya menjadi fluktuatif.
Namun, belakangan ini, regulasi mengenai Bitcoin terlihat mulai disusun oleh negara-negara di dunia, termasuk Indonesia yang menetapkan bitcoin sebagai aset yang boleh diperdagangkan, begitu pula dengan aset crypto lain yang telah terdaftar resmi di Bappebti.
Berbeda dengan investasi real estate yang memerlukan modal cukup besar untuk mulai berinvestasi, investor crypto bisa terjun dan bertransaksi hanya dengan bermodal akses ke internet dan sejumlah dana yang tidak terlalu besar.
Maxim Manturov, Kepala Penelitian Investasi di Freedom Finance Eropa menyatakan bahwa semakin banyak investor pemula dengan sedikit pengalaman yang masuk ke pasar crypto dan menyebabkan nilai Bitcoin semakin fluktuatif.
Mengapa demikian?
Selama periode FUD (Fear, Uncertainty, Doubt), investor berpengalaman biasanya akan tetap tenang. Sementara itu, pendatang baru akan cenderung panik dan tergesa-gesa untuk menjual asetnya. Akibatnya, pergerakan investor dalam jumlah besar akan mempengaruhi harga Bitcoin.
Baca juga: Apa itu FUD dan FOMO dalam Dunia Investasi?
David McNeal dari The Crypto Writer mengungkapkan bahwa jumlah Bitcoin yang sedang dijual di pasaran biasanya juga akan berpengaruh pada harga jualnya. Semakin banyak Bitcoin yang dijual, nilainya akan turun secara bertahap. Begitu juga sebaliknya. Hal ini sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran, di mana semakin banyak jumlah penawaran sementara jumlah permintaan tetap, maka harga aset relatif akan turun.
Misalnya, dalam kasus ketika FBI atau otoritas tertentu menyita sejumlah besar Bitcoin dari operasi ilegal, mereka akan melelangnya ke publik. Untuk memperoleh keuntungan maksimal, mereka akan menjualnya di bawah harga pasar. Alhasil, harga Bitcoin di pasaran akan ikut turun.
Nah, itu dia penyebab harga Bitcoin fluktuatif menurut pendapat para ahli. Untuk kamu yang tertarik melakukan investasi dan trading Bitcoin, download Pintu sekarang! Jual beli bitcoin dan aset crypto lainnya bisa mulai dari Rp11.000 saja, lho!
Referensi:
Bitcoins, Why is Bitcoin Going Down / Up? What Determines Price? Diakses tanggal: 30-09-21.
CNBC, Why is Bitcoin so Volatile? Diakses tanggal: 30-09-21.
Coinmarketcap, Bitcoin. Diakses tanggal: 30-09-21.
Economic Times. 5 reasons why bitcoin cryptocurrency prices are on the rise. Diakses tanggal: 30-09-21.
Forbes, Why is Bitcoins Price Failing? Diakses tanggal: 30-09-21.
Investopedia, Why Bitcoins Value so Volatile? Diakses tanggal: 30-09-21.
Nasdaq, Why Are Bitcoin Prices So Volatile? Diakses tanggal: 30-09-21.
News Harvard, Taking the crypto out of digital currency. Diakses tanggal: 30-09-21.
The Crypto Writer, The Causes of Bitcoin’s Price to Rise and Fall. Diakses tanggal: 30-09-21.