Candlestick umumnya digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis pergerakan harga aset perdagangan. Artikel kali ini akan membahas lengkap 7 pola candlestick untuk open posisi yang bisa kamu gunakan serta bagaimana cara membacanya. Yuk, cek selengkapnya di bawah ini!
Pola Hammer merupakan pola candlestick yang terbentuk di akhir tren penurunan dan menjadi pertanda terjadinya pembalikan tren harga ke arah naik. Dengan kata lain, pola hammer merupakan salah satu pola yang mengindikasikan terjadinya bullish.
Pola hammer ditandai dengan bagian tubuh candle yang berukuran kecil dan terletak pada bagian atas sumbu dengan sumbu bawah yang lebih panjang sementara sumbu atas hanya tersisa sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali. Perhatikan gambar berikut untuk bisa mengidentifikasi pola hammer.
(Sumber: Investopedia)
Berdasarkan gambar tersebut, dapat terlihat jelas bahwa terbentuknya pola hammer disebabkan oleh adanya dorongan harga dari penjual ke arah bawah pada saat pembukaan harga. Namun kemudian, pembeli datang dan berusaha mendorong harga ke arah atas sebelum penutupan harga.
Kendati merupakan indikasi terjadinya bullish namun para pelaku perdagangan tetap disarankan untuk mengamati fenomena tersebut selama beberapa hari sebelum menentukan posisi open. Pola the hammer yang ideal untuk open posisi bisa divalidasi melalui adanya peningkatan volume perdagangan.
Baca juga: Cara Menggunakan Hammer Candlestick untuk Take Profit dan Stop Loss
Selain pola candlestick hammer, pola inverted hammer juga merupakan pola candlestick yang mampu memberi sinyal positif bagi trader untuk menentukan posisi open. Pola inverted hammer bisa dikatakan identik dengan pola candlestick hammer karena keduanya sama-sama terbentuk pada saat downtrend dan merepresentasikan pembalikan tren harga.
Perbedaan antara pola candlestick hammer dan inverted hammer terletak pada proporsi tubuh dan sumbu candlestick. Pasalnya, pada pola hammer, posisi tubuh candle terletak di bagian atas sumbu, sementara posisi tubuh pada inverted hammer terletak di bagian bawah sumbu. Perhatikan contoh pola candlestick inverted hammer berikut.
(Sumber: Investopedia)
Berdasarkan grafik tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa inverted hammer terbentuk dari adanya pressure dari pembeli setelah pembukaan harga yang diikuti dengan kegagalan penjual dalam mendorong harga sesuai ekspektasi mereka.
Sebagaimana pola hammer, trader juga disarankan untuk menentukan open posisi setelah terjadinya konfirmasi bullish yang disertai peningkatan volume perdagangan secara signifikan.
Baca juga: Bagaimana Cara Trading dengan Pola Inverted Hammer?
Bullish engulfing merupakan pola candlestick yang dikenal dengan sebutan “two candle reversal pattern”. Pola ini dibentuk oleh dua candle yang memiliki arti berlawanan sebagaimana diperlihatkan oleh gambar berikut:
(Sumber: Investopedia)
Berdasarkan gambar tersebut, kamu bisa melihat dua jenis candle dengan karakteristik yang berbeda. Candle pertama berwarna hitam dengan ukuran tubuh lebih kecil dibandingkan dengan candle kedua yang berwarna putih atau..
Pola ini umumnya terbentuk pada tren penurunan harga di saat perdagangan hampir mencapai penutupan. Pada hari kedua, harga akan dibuka lebih rendah dari harga terendah sebelumnya, namun adanya tekanan dari pembeli akan mendorong harga naik ke level yang lebih tinggi dari harga tertinggi sebelumnya.
Trader disarankan untuk open posisi pada saat harga bergerak lebih tinggi dari harga tertinggi sebagaimana ditunjukkan oleh candle kedua. Dengan kata lain, open posisi terbaik idealnya ditetapkan pada saat pembalikan tren harga telah dikonfirmasi.
Berikutnya, ada pola yang hampir mirip dengan bullish engulfing, yakni pola piercing line. Pola ini terdiri dari dua macam candle yang saling berlawanan dan terjadi pada saat tren penurunan harga sedang berlangsung.
(Sumber: Investopedia)
Berdasarkan gambar tersebut, dapat kamu lihat bahwa perbedaan pola piercing line dengan bullish engulfing terletak pada besar tubuh candle pertama dan kedua. Pola piercing line terdiri dari candle hitam yang memiliki proporsi lebih panjang dan candle putih yang proporsi tubuhnya lebih pendek.
Pola ini menunjukkan bahwa perdagangan dibuka pada harga yang lebih rendah dari harga saat penutupan. Namun kemudian, terdapat pressure dari pembeli yang mendorong terjadinya kenaikan harga hingga setengah atau lebih dari besar tubuh candle hitam.
Baca juga: Cara Mudah Membaca Pola Candlestick, Cocok untuk Pemula!
Sesuai namanya, pola morning star seringkali dianggap trader sebagai tanda harapan dan awal yang baru di tengah penurunan tren. Pola ini terdiri dari tiga candle, yakni candle hitam panjang, candle putih panjang, dan candle bertubuh pendek yang terdapat diantara keduanya. Perhatikan gambar berikut ini.
(Sumber: Investopedia)
Meskipun candle bertubuh pendek direpresentasikan dengan warna putih pada gambar di atas, namun dalam praktiknya, candle tersebut bisa berwarna putih atau hitam. Hal tersebut menjadi indikasi bahwa tekanan jual yang terjadi pada penutupan harga di hari sebelumnya telah mereda.
Sementara munculnya candle putih panjang menunjukkan pressure dari pembeli dan awal tren pembalikan ke arah naik, khususnya jika disertai oleh peningkatan volume perdagangan. Posisi tersebut menjadi posisi paling ideal bagi trader untuk menentukan posisi open.
Pola three white soldiers biasanya diamati setelah periode tren turun atau dalam momen konsolidasi harga. Pola tersebut terdiri dari tiga candle putih panjang yang ditutup secara progresif lebih tinggi pada hari perdagangan berikutnya. Perhatikan gambar berikut, bagian dalam kotak itulah yang disebut dengan three white soldiers.
(Sumber: Investopedia)
Setiap candle dibuka pada posisi lebih tinggi dari pembukaan sebelumnya dan di tutup di dekat harga tertinggi pada hari itu untuk menunjukkan kenaikan pressure dari pembeli. Trader harus berhati-hati apabila candle putih terlalu panjang karena hal tersebut akan menarik penjual dan mendorong harga turun jauh ke bawah.
Pola bullish harami merupakan pola candlestick yang terbentuk setelah adanya tren penurunan harga dan menunjukkan adanya pembalikan tren ke arah atas. Pola ini terdiri dari dua candlestick, yakni candle berwarna merah panjang (atau hitam) dan candle berwarna hijau (atau putih).
(Sumber: Elearnmarkets)
Sebagaimana tampak pada gambar tersebut, candle berwarna merah menunjukkan kelanjutan tren penurunan harga sementara candle kedua yang berwarna hijau menunjukkan adanya tren kenaikan harga dalam perdagangan. Trader dapat mengambil posisi long setelah pola candlestick ini terlewati.
Jadi, itulah 7 pola candlestick untuk open posisi yang bisa kamu gunakan. Semoga informasi ini bermanfaat untuk strategi trading kamu.
Temukan informasi lainnya seputar berita crypto terbaru dan belajar crypto secara gratis di Pintu. Download Pintu sekarang melalui App Store atau Play Store kamu masing-masing.
Referensi:
*Disclaimer:
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.