Semenjak industri kripto populer, istilah uang fiat adalah hal yang juga sering didengar. Hal ini tidak lain karena mata uang fiat adalah rival satu-satunya dari mata uang kripto. Kedua jenis mata uang ini memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Menurut KBBI, istilah uang fiat adalah uang yang diterbitkan dan diakui oleh pemerintah untuk digunakan sebagai alat pembayaran yang sah.
Saat ini, istilah mata uang fiat umumnya digunakan sebagai cara untuk membedakan uang biasa dan cryptocurrency. Hal ini dikarenakan sifat dan cara kerja uang fiat dan cryptocurrency yang memiliki perbedaan fundamental.
Selain itu, faktor pembeda antara mata uang kripto dan mata uang fiat adalah pada sejarah, cara kerja, dan sifat penggunaannya. Yuk cari tahu apa itu uang fiat secara lebih detail melalui artikel Pintu di bawah ini!
Uang fiat adalah jenis uang yang nilainya ditentukan oleh pemerintah atau otoritas moneter yang menerbitkannya tanpa didukung oleh komoditas fisik seperti emas atau perak. Oleh karena itu, faktor yang mempengaruhi nilai uang fiat adalah keputusan dan kebijakan moneter yang dibuat oleh pemerintah atau bank sentral.
Meskipun tidak didukung oleh komoditas fisik, uang fiat adalah alat pembayaran yang dapat diterima karena pemerintah memaksakan penggunaannya sebagai mata uang resmi. Uang fiat adalah alat bayar yang digunakan untuk membayar pajak dan hutang publik. Faktor penting yang menentukan nilai uang fiat adalah kepercayaan masyarakat pada stabilitas dan kemampuannya sebagai alat pembayaran.
Baca juga: Jurnal Retur Penjualan dan Pembelian
Penggunaan pertama uang fiat adalah pada abad ke-11, dimana pemerintah Tiongkok mencetak uang kertas sebagai alat pembayaran. Namun penggunaan uang fiat secara global baru terjadi pada abad ke-20 berkat sistem Bretton Woods yang tidak lagi mengaitkan nilai dolar Amerika Serikat tanpa dukungan emas atau komoditas fisik lainnya.Â
Seiring dengan itu, uang fiat adalah alat pembayaran yang digunakan oleh hampir semua negara di seluruh dunia saat ini. Akan tetapi beberapa negara masih memiliki mata uang yang tetap dikaitkan atau didukung oleh emas sebagai alternatif dari uang fiat. Dengan demikian nilai dari mata uang fiat terletak pada keputusan dan kebijakan moneter yang dibuat oleh pemerintah atau bank sentral yang menerbitkannya, tanpa terkait pada komoditas fisik.
Mata uang fiat juga sering menjadi objek spekulasi di pasar keuangan, di mana para investor mencari keuntungan dari fluktuasi nilai tukar mata uang. Meskipun uang fiat telah menjadi standar dalam sistem keuangan global saat ini, beberapa pengamat ekonomi meragukan keberlanjutan sistem ini dalam jangka panjang. Berikut ini beberapa contoh uang fiat:
Rupiah Indonesia diperkenalkan pada tahun 1946 sebagai pengganti gulden Hindia Belanda. Pada tahun 1950-an, Rupiah Indonesia memiliki nilai yang hampir sama dengan dolar Amerika Serikat. Rupiah Indonesia pernah mengalami inflasi yang sangat tinggi pada tahun 1998, di mana nilai tukarnya terdepresiasi hingga mencapai Rp 17.000 per dolar AS. Pada tahun 2020, Rupiah Indonesia tercatat sebagai salah satu mata uang dengan kinerja terbaik di Asia, meskipun terdampak pandemi COVID-19.
Dolar AS adalah mata uang paling banyak diperdagangkan di dunia. Menurut data Bank for International Settlements (BIS), dolar AS merupakan mata uang yang digunakan dalam sekitar 88% dari transaksi valuta asing global pada tahun 2019.
Pada awalnya, dolar AS dijamin oleh emas sebelum sistem Bretton Woods dibubarkan pada tahun 1971. Sekarang, nilai dolar AS ditentukan oleh permintaan dan penawaran di pasar valuta asing.
Meskipun dolar AS tidak dijamin oleh emas, AS masih memiliki cadangan emas terbesar di dunia. Menurut data International Monetary Fund (IMF), AS memiliki cadangan emas sebesar 8.134 ton pada tahun 2021.
Dolar AS juga merupakan mata uang resmi di beberapa negara lain, seperti Ekuador, El Salvador, dan Kepulauan Marshall. Namun, negara-negara tersebut tidak memiliki otoritas moneter dan tidak dapat mengeluarkan uang kertas dolar sendiri.
Diluncurkan pada tahun 1999, Euro adalah mata uang resmi 19 dari 27 negara anggota Uni Eropa. Meskipun diluncurkan pada tahun 1999, koin dan uang kertas Euro baru mulai beredar pada tanggal 1 Januari 2002.
Simbol mata uang yang unik: Simbol Euro adalah “€”, yang dirancang oleh seorang desainer grafis Belgia bernama Alain Billiet. Simbol tersebut didasarkan pada huruf Yunani epsilon yang melambangkan stabilitas, dan diletakkan pada garis tengah dua garis vertikal yang melambangkan integrasi.
Uang fiat adalah media tukar yang nilainya tergantung dari kinerja pemerintah atau bank sentral yang menerbitkannya. Otoritas moneter dapat mempengaruhi kekuatan nilai uang fiat adalah dengan mengatur suku bunga dan jumlah uang yang beredar di pasar.
Sebagai mata uang resmi suatu negara, uang fiat adalah mata uang yang dapat digunakan untuk membayar pajak dan hutang publik. Pemerintah menjamin kepercayaan masyarakat pada nilai uang fiat sehingga memiliki nilai yang stabil.
Uang fiat adalah mata uang yang dapat dicetak dalam jumlah besar tanpa memerlukan cadangan fisik seperti emas atau perak. Hal ini dapat menyebabkan inflasi dan menurunkan nilai uang fiat dalam jangka panjang.
Hampir semua mata uang di seluruh dunia adalah uang fiat, namun beberapa negara seperti Swiss masih memiliki uang yang didukung oleh emas sebagai alternatif uang fiat.
Uang fiat adalah komponen penting dalam perekonomian global. Hal ini dikarenakan uang fiat memiliki beberapa fungsi fundamental dalam sistem ekonomi modern. Beberapa fungsi mendasar uang fiat adalah:
Fungsi utama uang fiat adalah sebagai alat pembayaran yang dapat digunakan untuk membeli barang dan jasa. Sebagai mata uang resmi suatu negara, uang fiat diterima secara luas di dalam negeri dan luar negeri.
Uang fiat juga berfungsi sebagai satuan hitung yang memudahkan dalam menentukan harga dan nilai barang dan jasa yang diperdagangkan di pasar.
Uang fiat dapat digunakan sebagai alat untuk menyimpan nilai atau kekayaan dalam jangka panjang. Meskipun nilai uang fiat dapat berfluktuasi, uang fiat masih dianggap lebih stabil daripada aset lain seperti emas atau properti.
Uang fiat juga dapat digunakan sebagai alat pembayaran utang, baik itu hutang pribadi maupun hutang publik.
Meskipun uang fiat tidak memberikan pengembalian investasi yang besar, beberapa orang masih memilih untuk menyimpan uang fiat sebagai bentuk investasi yang aman dan likuid.
Selain sebagai alat investasi, uang fiat juga dapat digunakan sebagai alat spekulasi di pasar keuangan, seperti forex dan saham.
Baca juga: Apa itu Trading Jangka Panjang?
Uang fiat mendapatkan dukungan dan kepercayaan publik yang kuat bukan tanpa sebab. Dukungan dan kepercayaan masyarakat terhadap uang fiat adalah hal yang didapat karena beberapa kelebihan uang fiat dibanding jenis uang lain. Beberapa kelebihan uang fiat adalah sebagai berikut:
Nilai uang fiat dipertahankan oleh pemerintah dan bank sentral secara sistematis, sehingga nilai mata uang dapat dipertahankan secara stabil dalam jangka panjang.
Uang fiat adalah alat tukar yang dapat dicetak dalam jumlah besar dan murah, sehingga dapat diakses oleh banyak orang. Ini juga memudahkan transaksi kecil yang tidak mungkin dilakukan jika menggunakan komoditas fisik seperti emas.
Uang fiat diakui secara resmi oleh pemerintah dan bank sentral, sehingga dapat digunakan untuk membayar pajak dan hutang publik.
Meskipun memiliki sederet keunggulan, nyatanya masih banyak kekurangan fundamental uang fiat. Kekurangan ini kerap kali membuat gejolak pada perekonomian suatu negara apabila dikelola dengan metode yang kurang bijak. Beberapa kekurangan mendasar uang fiat adalah sebagai berikut:
Karena uang fiat dapat dicetak dalam jumlah yang tidak terbatas, terlalu banyak uang yang beredar di pasar dapat menyebabkan inflasi dan mengurangi nilai uang tersebut dalam jangka panjang.
Uang fiat tidak didukung oleh emas atau perak, sehingga nilainya tergantung pada kepercayaan masyarakat pada stabilitas dan keandalannya sebagai alat pembayaran.
Karena nilai uang fiat ditentukan oleh pemerintah atau bank sentral, nilai mata uang dapat dimanipulasi untuk kepentingan politik atau ekonomi tertentu.
Uang fiat bergantung pada kepercayaan masyarakat pada stabilitas dan keandalannya sebagai alat pembayaran. Jika kepercayaan tersebut tergerus, nilai uang fiat dapat turun secara drastis dan menyebabkan ketidakstabilan ekonomi.
Uang fiat yang tidak dikelola secara bijak akan merugikan penggunaannya karena dapat dicetak dalam jumlah besar, dimanipulasi, sehingga nilainya dapat hilang. Karena dikelola secara tersentralisasi, penggunaan uang fiat dapat mengancam privasi dari penggunaannya.Â
Tidak hanya itu, karena uang fiat terikat dengan bank sentral, kamu harus tunduk sepenuhnya terhadap kebijakan yang terkadang dapat merugikan. Kebijakan ekonomi yang buruk, kurangnya transparansi, dan ketidakstabilan politik dan sosial yang dapat mempengaruhi kepercayaan masyarakat pada mata uang fiat.
Solusinya, kamu harus mendiversifikasikan sebagian aset yang kamu miliki menjadi aset kripto. Mata uang kripto dianggap sebagai solusi atas beberapa kelemahan uang fiat. Pertama, mata uang kripto terdesentralisasi, yang berarti tidak terikat pada otoritas sentral seperti bank atau pemerintah.
Kedua, transaksi kripto tercatat dalam blockchain, sehingga lebih aman dan transparan. Ketiga, mata uang kripto dapat digunakan secara global tanpa batasan geografis. Terakhir, inflasi tidak berlaku pada mata uang kripto karena suplainya terbatas.
Kamu bisa mulai investasi Ripple, Polkadot, Ethereum, Bitcoin, dan koin unggulan lainnya hanya dengan Rp11.000 saja di aplikasi Pintu.Â
Dapatkan juga informasi terbaru seputar berita crypto di Pintu News dan perdalam wawasan kamu melalui Pintu Academy untuk mendapatkan materi belajar crypto untuk level pemula hingga level mahir.
Ayo mulai investasi kripto sekarang juga dengan mengunduh aplikasi Pintu di App Store atau Play Store!
Referensi:Â
James Chen, Fiat Money: What It Is, How It Works, Example, Pros & Cons, Diakses tanggal 2 Maret 2023Â
Andy Rosen, What Is Fiat Money, and How Does it Differ from Cryptocurrency, Diakses tanggal 2 Maret 2023Â
Somer Anderson, Fiat vs. Representative Money: What’s the Difference, Diakses tanggal 2 Maret 2023