KELAS ACADEMY
Masih Baru dalam Crypto?
Kami siap membantu! Pahami crypto secara bertahap dengan Kelas.
KELAS ACADEMY
Masih Baru dalam Crypto?
Kami siap membantu! Pahami crypto secara bertahap dengan Kelas.
Jakarta, Pintu News – Pada 14 September 2024, harga Bitcoin (BTC) secara singkat merebut kembali angka $60.000 (Rp924.702.000), yang mencerminkan sentimen bullish baru di pasar mata uang kripto.
Beberapa faktor makroekonomi dan faktor spesifik pasar telah berkontribusi pada lonjakan ini, memberikan sedikit optimisme bagi para investor. Selain itu, taruhan pada penurunan suku bunga Federal Reserve sebesar 50 basis poin telah meningkat.
Pada saat penulisan (14/9/24), laman Pintu Market mencatat bahwa harga Bitcoin (BTC) tercatat naik 4,50% dalam waktu 24 jam terakhir. BTC sempat menyentuh harga terendahnya di Rp892.573.507 sebelum akhirnya melonjak ke harga tertingginya di Rp937.154.255.
Saat penulisan, market cap Bitcoin berada di sekitar $1,192,653,658,927, dengan volume perdagangan harian yang naik 3,51% menjadi $32,564,073,585 dalam waktu 24 jam terakhir.
Baca juga: Hong Kong Siapkan Regulasi Baru untuk Layanan OTC Kripto!
Kira-kira, apa faktor di balik naiknya harga Bitcoin hari ini?
Dilansir dari Coingape (14/9) salah satu pendorong utama lonjakan harga Bitcoin adalah data ekonomi AS terbaru, khususnya data Indeks Harga Produsen (PPI).
PPI, yang mengukur biaya yang diterima produsen untuk barang dan jasa permintaan akhir, menunjukkan kenaikan 0,3% di bulan Agustus, sedikit melebihi estimasi konsensus 0,2%.
Tidak termasuk makanan dan energi, PPI inti juga meningkat 0,3%, menandakan tekanan inflasi yang terus berlanjut dalam perekonomian.
Pada basis tahun ke tahun, PPI utama mengalami kenaikan sebesar 1,7%. Sementara itu, PPI inti tahunan, tidak termasuk makanan, energi, dan perdagangan, mencapai 3,3%.
Chris Larkin, direktur pelaksana perdagangan dan investasi untuk E-Trade di manajer aset Morgan Stanley, menekankan keselarasan PPI dengan CPI. Ia juga percaya bahwa data klaim pengangguran baru-baru ini membuka jalan bagi Federal Reserve untuk memulai siklus penurunan suku bunga.
Pasar telah memperkirakan potensi penurunan suku bunga sebesar 0,50% dengan harga Bitcoin mengambil keuntungan. Saat ini, perhatian beralih ke seberapa agresif Fed akan menurunkan suku bunga dari waktu ke waktu.
Larkin menyoroti bahwa diskusi akan segera berfokus pada kecepatan dan kedalaman penurunan suku bunga, yang dapat memainkan peran penting dalam membentuk lintasan pasar.
Selain itu, analis dari Citi telah memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 1,25% oleh The Fed pada tahun 2024. Mereka memperkirakan langkah ini akan bertepatan dengan menurunnya inflasi, terutama pada Personal Consumption Expenditures (PCE), dan membaiknya kondisi pasar tenaga kerja.
Jika inflasi terus melambat dan biaya pinjaman menurun, hal ini dapat memicu kebangkitan aktivitas ekonomi, memberikan latar belakang yang baik untuk aset-aset berisiko seperti Bitcoin.
Baca juga: Gara-gara Justin Sun, Sky Berencana Hapus Dukungan untuk wBTC!
BTC dan mata uang kripto lainnya cenderung mendapatkan keuntungan dari lingkungan dengan suku bunga rendah. Ketika inflasi mendingin dan pinjaman menjadi lebih murah, investor sering kali beralih ke aset seperti Bitcoin untuk melakukan lindung nilai terhadap inflasi dan mengambil keuntungan dari potensi keuntungan yang lebih tinggi.
Selain itu, prediksi harga Bitcoin oleh analis Ali Martinez menunjukkan bahwa BTC akan mencapai $64.300 (Rp990.972.310) karena telah melampaui level $59.885 (Rp922.929.654).
Selain faktor ekonomi makro, minat institusi terhadap Bitcoin juga melonjak. MicroStrategy, yang dipimpin oleh Ketua Eksekutif Michael Saylor, mengungkapkan di platform X bahwa perusahaan tersebut telah memperluas kepemilikan Bitcoinnya dengan membeli 18.300 BTC tambahan senilai $1,11 miliar (Rp17 triliun).
Langkah ini mengukuhkan posisi MicroStrategy sebagai pemegang Bitcoin perusahaan terbesar. Demikian pula, Marathon Digital Holdings, pemain terkemuka di sektor pertambangan Bitcoin, menambahkan lebih dari 5.000 BTC ke dalam kepemilikannya pada bulan lalu. Ini menjadikan totalnya menjadi 26.200 BTC, bernilai sekitar $1,5 miliar.
Selain itu, pasar kripto telah mengalami rebound dalam arus masuk ETF Spot Bitcoin. ETF ini mencatat arus masuk sebesar $140,7 juta sepanjang minggu ini, pulih dari arus keluar pada minggu sebelumnya. Sentimen positif ini diharapkan dapat mendorong harga Bitcoin lebih tinggi.
Selain itu, Ric Edelman, pendiri The Digital Assets Council of Financial Professionals, menetapkan target harga BTC di $420.000 (Rp6.472.914.000).
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*DISCLAIMER
Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
Terdaftar dan diawasi oleh BAPPEBTI dan Kominfo
© 2024 PT Pintu Kemana Saja. All Rights Reserved.
Perdagangan aset crypto adalah aktivitas berisiko tinggi. Pintu tidak memberikan rekomendasi investasi ataupun produk. Pengguna wajib mempelajari aset crypto sebelum membuat keputusan. Semua keputusan perdagangan crypto merupakan keputusan mandiri pengguna.