Jakarta, Pintu News – Solana baru saja mencatat pencapaian baru dengan lebih dari 100 juta dompet aktif setiap bulan, menurut data dari Artemis Terminal. Ini merupakan lonjakan besar dibandingkan hanya 509.000 dompet aktif bulanan yang tercatat pada awal 2024. Namun, data lebih mendalam menunjukkan bahwa sebagian besar dompet tersebut kosong, memicu spekulasi bahwa pertumbuhan ini mungkin disebabkan oleh bot yang memanipulasi metrik aktivitas.
Menurut penyedia data Solana, Hello Moon, lebih dari 86 juta dompet yang aktif dalam sebulan terakhir ternyata tidak memiliki saldo SOL sama sekali. Sekitar 15,5 juta dompet memiliki kurang dari 1 SOL, dan hanya 1,5 juta pengguna yang memiliki kurang dari 10 SOL.
(Sumber: Hello Moon)
Menurut Justin d’Anethan, kepala pengembangan bisnis APAC di Keyrock, sebagian besar dompet di Solana memiliki nilai kurang dari $10, yang menunjukkan aktivitas yang mungkin tidak sepenuhnya organik. Meskipun ekosistem Solana sangat aktif, kritik muncul terkait apakah pertumbuhan ini benar-benar didorong oleh pengguna manusia atau sekadar hasil dari aktivitas bot.
Baca juga: Prediksi Harga Solana 2030: Bisakah SOL Mencapai Rp17 Juta?
Salah satu alasan mengapa banyak dompet di Solana kosong adalah interaksi dengan bursa terpusat (CEX) atau aplikasi DeFi. Menurut Dan Hughes, pendiri platform DeFi Radix DLT, beberapa bursa terpusat menggunakan alamat proxy. Artinya, saat pengguna mengirim token ke bursa, alamat penerima yang digunakan sebenarnya adalah proxy yang segera mentransfer token ke dompet panas bursa, sementara saldo tetap kosong di alamat awal.
Hal ini juga berlaku untuk beberapa layanan DeFi yang menggunakan alamat perantara untuk melakukan transaksi cepat antar dompet, yang membuat saldo pada dompet asli tetap kosong.
Terlepas dari kritik tentang bot, Solana tetap menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah token dan akun baru di jaringan. Sejak akhir September, jaringan ini mencatat penciptaan setidaknya 17.000 token baru per hari, dengan lebih dari 10 juta akun baru ditambahkan pada 8 Oktober, menurut data Solscan.
Namun, lonjakan ini juga membawa perdebatan terkait keabsahan metrik Solana. Beberapa pihak menilai bahwa jaringan ini terlalu mudah dipenuhi oleh bot yang secara artifisial meningkatkan angka aktivitas dengan melakukan transaksi kecil berulang antara alamat-alamat baru.
Kecepatan transaksi dan biaya rendah Solana menjadi keunggulan sekaligus tantangan bagi jaringan ini. Di satu sisi, ini menarik lebih banyak pengguna dan mempercepat adopsi blockchain Solana di berbagai sektor, terutama DeFi. Namun di sisi lain, lingkungan yang murah dan cepat ini sering dimanfaatkan oleh bot untuk memanipulasi aktivitas jaringan.
Menurut Austin Federa, kepala strategi di Solana Foundation, meskipun bot memberikan nilai ekonomi yang lebih rendah dibandingkan pengguna manusia, mereka tetap membayar biaya transaksi, yang berkontribusi pada pengelolaan inflasi jangka panjang di jaringan Solana. Biaya ini sebagian dibakar, yang membantu menyeimbangkan emisi token SOL dari validator.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga.
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: