KELAS ACADEMY
Masih Baru dalam Crypto?
Kami siap membantu! Pahami crypto secara bertahap dengan Kelas.
KELAS ACADEMY
Masih Baru dalam Crypto?
Kami siap membantu! Pahami crypto secara bertahap dengan Kelas.
Jakarta, Pintu News – Bitcoin (BTC) baru-baru ini mengalami penurunan harga yang signifikan, turun dari $102.000 menjadi $96.000 dalam waktu 24 jam. Penurunan ini terjadi setelah dirilisnya laporan ekonomi Amerika Serikat yang lebih baik dari yang diperkirakan, yang memicu spekulasi di pasar cryptocurrency. Dengan ketegangan yang meningkat di pasar global, pertanyaan utama yang muncul adalah, apakah ini hanya fenomena sementara atau tanda-tanda awal dari krisis yang lebih besar yang bisa melanda Bitcoin (BTC) pada tahun 2025?
Pada 18 Desember, ketika Bitcoin (BTC) mencapai harga tertinggi $108.000, pasar saham mulai mengalami penurunan tajam setelah laporan yang menunjukkan sikap hati-hati Federal Reserve terhadap suku bunga. Akibatnya, harga Bitcoin (BTC) merosot hingga $91.000 dalam waktu kurang dari dua minggu, sementara hasil Treasury AS 10 tahun melonjak ke level tertinggi dalam enam bulan terakhir, mencapai 4,60%.
Tren yang serupa kini terjadi lagi, dengan hasil Treasury 10 tahun yang naik ke level tertinggi dalam delapan bulan, mencapai 4,685%, menyusul laporan ekonomi AS yang kuat. Hal ini menunjukkan bahwa ketidakpastian di pasar tradisional dan kripto semakin membesar, dengan banyak investor yang mulai menghindari aset berisiko seperti Bitcoin (BTC).
Kondisi ini telah memicu banyak investor untuk berpindah ke aset yang lebih aman, seperti obligasi pemerintah AS. Dalam satu hari, penurunan 5% di Bitcoin (BTC) tidak hanya mempengaruhi pasar cryptocurrency, tetapi juga mempengaruhi saham AS, yang kehilangan lebih dari $625 miliar dalam nilai pasar.
Hal ini menunjukkan betapa cemasnya para pedagang dan investor dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global. Bahkan sebelum Federal Reserve mengumumkan kemungkinan kenaikan suku bunga, banyak investor sudah mempersiapkan diri untuk kemungkinan jatuhnya harga Bitcoin (BTC).
Baca Juga: Dominasi Bitcoin Mengalami Death Cross: Altcoin dan Memecoin Berebut Spotlight (8/1/25)
Melihat data ekonomi yang lebih dalam, beberapa analis menunjukkan bahwa ekonomi AS saat ini menunjukkan tanda-tanda kekuatan yang lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya. Pada bulan November, jumlah lowongan pekerjaan di AS meningkat hingga 259.000 menjadi 8,1 juta, yang jauh lebih tinggi dari perkiraan penurunan menjadi 7,74 juta. Selain itu, indeks layanan ISM bulan Desember mencatatkan angka 54,1, melebihi perkiraan 53,5. Hal ini menunjukkan bahwa ekonomi AS tidak hanya stabil, tetapi tumbuh lebih cepat dari yang diperkirakan.
Dengan latar belakang ini, Federal Reserve atau Fed diperkirakan hanya akan melakukan pemotongan suku bunga satu kali, bukan dua kali. Inflasi yang mendekati target 2% juga mengurangi urgensi untuk pemotongan drastis yang bisa mendorong permintaan. Hal ini berpotensi membuat Bitcoin (BTC) menghadapi tantangan berat di tahun 2025, terutama dengan suku bunga yang lebih tinggi yang membuat obligasi AS lebih menarik bagi investor.
Namun, ini juga membuka kemungkinan bagi Bitcoin (BTC) untuk menghadapi ujian besar dalam cerita “safe-haven” yang selama ini sering dikaitkan dengan aset kripto ini. Ketika uang bergerak menjauhi aset berisiko, seperti cryptocurrency, dan beralih ke instrumen yang lebih aman seperti obligasi, Bitcoin (BTC) mungkin akan kesulitan untuk bersaing, terutama dengan tekanan global yang meningkat.
Bagi para investor yang tertarik dengan masa depan Bitcoin (BTC) dan cryptocurrency lainnya, mengikuti kalender ekonomi AS akan menjadi semakin penting pada tahun 2025. Dengan perubahan suku bunga dan inflasi yang berpotensi memengaruhi aliran modal, Bitcoin (BTC) mungkin menghadapi masa-masa yang penuh tantangan. Sebagai alternatif, para investor perlu mempertimbangkan langkah-langkah perlindungan portfolio yang lebih baik agar tidak terjebak dalam potensi penurunan harga yang tajam.
Dengan perubahan dinamis dalam perekonomian global, strategi perlindungan aset dan pemantauan pasar kripto yang hati-hati akan menjadi kunci. Oleh karena itu, wajar jika banyak pihak mulai mempertimbangkan kembali apakah Bitcoin (BTC) dan cryptocurrency lainnya masih menjadi pilihan investasi yang aman atau justru menjadi risiko besar di masa depan.
Baca Juga: Harga Bitcoin Tembus Rp1,6 Miliar: Apa Langkah Berikutnya? (8/1/25)
Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro. Klik Daftar Pintu jika kamu belum memiliki akun atau pilih Pintu Login Web jika sudah memiliki akun.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli Bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi
Terdaftar dan diawasi oleh BAPPEBTI dan Kominfo
© 2025 PT Pintu Kemana Saja. All Rights Reserved.
Perdagangan aset crypto adalah aktivitas berisiko tinggi. Pintu tidak memberikan rekomendasi investasi ataupun produk. Pengguna wajib mempelajari aset crypto sebelum membuat keputusan. Semua keputusan perdagangan crypto merupakan keputusan mandiri pengguna.