Co-Founder Haqq Network: “Teknologi Blockchain Paling Kompatibel dengan Nilai-nilai Syariah”

Jakarta, Pintu News – Dalam era digital, blockchain dianggap sebagai teknologi keuangan terbaik untuk memastikan kepatuhan terhadap Hukum Syariah.

Dengan transparansi tinggi, kemampuan pelacakan, dan struktur tata kelola berbasis komunitas, teknologi ini menawarkan solusi revolusioner bagi umat Muslim di seluruh dunia, menurut Mohemed AlKaff AlHashmi, salah satu pendiri Haqq Network.

Bagaimana blockchain menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan keuangan syariah di era modern? Berikut berita lengkapnya!

Blockchain dan Prinsip Keuangan Syariah

Dilansir dari Cointelegraph, keuangan syariah memiliki prinsip ketat yang melarang praktik seperti bunga tetap, riba, dan perjudian, yang semuanya dianggap “haram” atau dilarang dalam Islam. Menurut AlHashmi, blockchain adalah alat terbaik untuk memastikan bahwa sumber pendapatan dan transaksi keuangan hanya berasal dari sumber yang “halal” atau sah.

AlHashmi menjelaskan:

“Blockchain adalah teknologi yang paling kompatibel dengan etika dan nilai-nilai Syariah. Ketika kita berbicara tentang transparansi, tata kelola komunitas, dan pelacakan, blockchain adalah alat terbaik untuk melayani kebutuhan ini.”

Dengan populasi Muslim global yang mencapai 2 miliar orang, kebutuhan akan solusi keuangan yang sesuai Syariah, seperti donasi halal (zakat), pembiayaan rumah berbasis ekuitas, dan strategi investasi yang sesuai hukum Islam, terus meningkat.

Baca juga: World Network Rayakan 10 Juta Pengguna Terverifikasi di Tengah Kontroversi

Pertumbuhan Pasar Crypto Syariah

Industri keuangan Syariah diperkirakan bernilai sekitar $4 triliun dan berpotensi meningkat dua kali lipat dalam lima tahun ke depan. Namun, tantangan historis dalam memastikan kepatuhan Syariah, seperti kurangnya teknologi yang mendukung dan sistem keuangan konvensional yang tidak transparan, telah membatasi pertumbuhan sektor ini.

Laporan Chainalysis pada September 2024 menunjukkan bahwa kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA), yang mayoritas penduduknya Muslim, menyumbang 7,5% dari volume transaksi cryptocurrency global antara Juli 2023 hingga Juni 2024. Hal ini menunjukkan bahwa minat terhadap produk crypto Syariah terus meningkat.

Baca juga: Pi Network Update (13/1/25): 1000 Pi Network Berapa Rupiah?

Proyek seperti Haqq Network, Marhaba Network, dan inisiatif Crypto Islamic dari Bybit memberikan solusi nyata bagi komunitas Muslim. Misalnya, Sahal Wallet dari Marhaba Network telah mengumpulkan lebih dari 40.000 pengguna sejak diluncurkan pada 2022, menunjukkan permintaan besar untuk produk halal berbasis blockchain.

Itu dia informasi terkini seputar berita crypto hari ini. Dapatkan berbagai informasi lengkap lainnya seputar akademi crypto dari level pemula hingga ahli hanya di Pintu Academy dan perkaya pengetahuanmu mengenai dunia crypto dan blockchain.

Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga.

Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro. Klik Daftar Pintu jika kamu belum memiliki akun atau klik Login Pintu jika kamu telah terdaftar.

*Disclaimer

Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.

Referensi

• Cointelegraph. Blockchain is the best fintech to ensure Sharia ethics — Web3 exec. Diakses tanggal 13 Januari 2025.
• Featured Image: Generaetd by AI