Download Pintu App
Jakarta, Pintu News – Mata uang kripto tertua dan paling berpengaruh di dunia, Bitcoin (BTC), kembali jadi sorotan setelah Arthur Hayes memprediksi lonjakan harga fantastis hingga $250.000 atau sekitar Rp4,18 miliar pada akhir 2025.
Prediksi ini mencuat di tengah spekulasi bahwa Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat akan kembali mengadopsi kebijakan quantitative easing (QE). Langkah ini diyakini dapat mendorong suplai uang fiat dan memperkuat pasar cryptocurrency secara signifikan. Kenaikan Bitcoin kali ini bukan hanya soal tren pasar, tapi juga terkait kebijakan makro ekonomi global.
Simak analisa lengkapnya berikut ini!
Arthur Hayes, pendiri BitMEX dan kepala investasi Maelstrom, menyatakan bahwa harga Bitcoin sangat dipengaruhi oleh ekspektasi pasar terhadap suplai uang fiat di masa depan.
Dalam tulisannya di Substack tanggal 1 April 2025, Hayes menilai bahwa jika Fed benar-benar beralih dari kebijakan pengurangan neraca (QT) ke pelonggaran kuantitatif (QE), maka Bitcoin siap naik tajam. Menurutnya, titik terendah lokal Bitcoin terjadi bulan lalu di angka $76.500 (Rp1,27 miliar), dan kini saatnya harga melesat menuju $250.000.
Perubahan kebijakan The Fed mulai terlihat sejak 1 April, dengan pengurangan jumlah lelang surat utang negara (Treasury) dari $25 miliar menjadi $5 miliar per bulan. Meskipun pelunasan obligasi berbasis hipotek tetap di angka $35 miliar, terdapat kemungkinan dana lebih dari pelunasan tersebut akan dialokasikan kembali ke surat utang negara.
Hayes menyebut ini sebagai bentuk QE terselubung, dan jika diumumkan secara resmi, ia percaya Bitcoin akan “menjerit naik” karena likuiditas global akan meningkat drastis.
Baca juga: 7-Eleven Korea Terima Pembayaran CBDC, Masa Uji Coba Mulai pada 1 April – 30 Juni 2025!
Sementara Hayes optimis dengan target $250.000, beberapa analis lainnya memiliki pandangan lebih konservatif.
Jamie Coutts, analis crypto dari Real Vision, memproyeksikan harga Bitcoin akan mencapai $132.000 (Rp2,2 miliar) di akhir 2025, berdasarkan pertumbuhan suplai uang global (M2).
Prediksi ini tetap menunjukkan tren bullish, namun berada jauh di bawah estimasi Hayes. Faktor-faktor seperti tekanan inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan geopolitik tetap menjadi penentu utama arah harga crypto.

Data dari Polymarket, platform prediksi terdesentralisasi terbesar, menunjukkan bahwa hanya 9% pengguna percaya Bitcoin bisa menembus $250.000 tahun ini. Sebaliknya, mayoritas yakni 60% memprediksi harga akan berhenti di kisaran $110.000 (Rp1,83 miliar).
Perbedaan pandangan ini menyoroti tingginya ketidakpastian di pasar cryptocurrency, yang selalu dipengaruhi oleh dinamika kebijakan moneter dan sentimen global.
Baca juga: XRP Price Prediction 4 April 2025: Berhasil Menembus Pola Pennant Besar, Target di $3,31?
Hayes juga menambahkan bahwa ketegangan geopolitik, termasuk kebijakan tarif baru Presiden Donald Trump, bisa menjadi pendorong tambahan untuk lonjakan harga crypto.
Menurut Cointelegraph, dengan kemungkinan “banjir dolar” dari Fed, negara-negara lain seperti Tiongkok dapat merespons dengan melonggarkan kebijakan moneter mereka sendiri. Hal ini akan meningkatkan pasokan mata uang global dan mendongkrak permintaan terhadap aset crypto seperti Bitcoin.
Namun demikian, tidak semua sinyal bersifat positif. Stella Zlatareva dari Nexo memperingatkan bahwa pergerakan jangka pendek Bitcoin masih sangat dipengaruhi oleh berita-berita makroekonomi.
Ia menyebut bahwa meskipun posisi jangka panjang tetap bullish, momentum saat ini masih terikat pada ketidakpastian seperti keputusan tarif dan dinamika pasar saham.
Itu dia informasi terkini seputar berita crypto hari ini. Dapatkan berbagai informasi lengkap lainnya seputar akademi crypto dari level pemula hingga ahli hanya di Pintu Academy dan perkaya pengetahuanmu mengenai dunia crypto dan blockchain.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh Pintu Crypto melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga.
Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro. Klik Daftar Pintu jika kamu belum memiliki akun atau klik Login Pintu jika kamu telah terdaftar.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
© 2025 PT Pintu Kemana Saja. All Rights Reserved.
Kegiatan perdagangan aset crypto dilakukan oleh PT Pintu Kemana Saja, suatu perusahaan Pedagang Aset Keuangan Digital yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan serta merupakan anggota PT Central Finansial X (CFX) dan PT Kliring Komoditi Indonesia (KKI). Kegiatan perdagangan kontrak berjangka atas aset crypto dilakukan oleh PT Porto Komoditi Berjangka, suatu perusahaan Pialang Berjangka yang berizin dan diawasi oleh BAPPEBTI serta merupakan anggota CFX dan KKI. Kegiatan perdagangan aset crypto adalah kegiatan berisiko tinggi. PT Pintu Kemana Saja dan PT Porto Komoditi Berjangka tidak memberikan rekomendasi apa pun mengenai investasi dan/atau produk aset crypto. Pengguna wajib mempelajari secara hati-hati setiap hal yang berkaitan dengan perdagangan aset crypto (termasuk risiko terkait) dan penggunaan aplikasi. Semua keputusan perdagangan aset crypto dan/atau kontrak berjangka atas aset crypto merupakan keputusan mandiri pengguna.