Download Pintu App
Jakarta, Pintu News – Pasar obligasi pemerintah Amerika Serikat (U.S. Treasury) sedang mengalami tekanan dalam beberapa waktu terakhir. Penurunan tersebut menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor dan pengamat pasar global. Namun, menurut Menteri Keuangan AS Scott Bessent, penyebab utama dari gejolak ini bukanlah aksi jual oleh negara asing, melainkan proses deleveraging atau pengurangan utang oleh pelaku pasar keuangan.
Scott Bessent menekankan bahwa gejolak di pasar Treasury tidak disebabkan oleh pelepasan besar-besaran kepemilikan obligasi oleh investor asing. Ia menyebutkan bahwa dalam lelang obligasi 10 dan 30 tahun terakhir, justru terjadi peningkatan permintaan dari luar negeri. Hal ini, menurutnya, menunjukkan bahwa sentimen global terhadap obligasi AS tetap positif.
Dalam pernyataannya, Bessent menyebut bahwa proses deleveraging atau peluruhan utang oleh para pelaku pasar, terutama yang menggunakan strategi leverage tinggi, menjadi pendorong utama dari penurunan harga. Ia menilai kondisi ini tidak mengindikasikan krisis sistemik dan menyebutkan bahwa Departemen Keuangan memiliki instrumen untuk menstabilkan pasar, termasuk pembelian kembali obligasi jika diperlukan.
Baca Juga: Lonjakan Dahsyat! Tingkat Pembakaran Shiba Inu Naik 2000%, Apakah Harga Akan Melonjak?
Salah satu strategi yang menjadi sorotan dalam dinamika pasar kali ini adalah basis swaps, yakni perdagangan selisih antara obligasi Treasury dan produk derivatif seperti kontrak berjangka. Strategi ini populer di kalangan hedge fund, yang menggunakan leverage tinggi untuk meraih keuntungan dari selisih harga instrumen keuangan tersebut. Namun, saat pasar mengalami volatilitas, strategi ini menjadi bumerang.
Menurut Joseph Brusuelas, Kepala Ekonom dari firma konsultan pajak RSM, kegagalan dalam pelaksanaan strategi basis swaps menjadi penyebab utama gejolak di pasar Treasury. Ia menyoroti bahwa penurunan kepercayaan terhadap kebijakan pemerintah AS juga ikut memperburuk situasi, yang kemudian mendorong pelaku pasar untuk menjual obligasi dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan likuiditas.
Selain Scott Bessent, mantan Menteri Keuangan Janet Yellen juga menyatakan bahwa hedge fund dengan leverage tinggi menjadi penyebab ketidakstabilan di pasar obligasi. Ia menjelaskan bahwa aksi jual besar-besaran yang dilakukan oleh hedge fund merupakan bagian dari proses likuidasi paksa untuk memenuhi panggilan margin atau margin call.
Namun, tidak semua pihak sepakat dengan pandangan ini. Ekonom Larry Summers, yang pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan pada era Presiden Clinton, berpendapat bahwa kebijakan tarif perdagangan pemerintah AS justru menjadi pemicu utama krisis potensial di sektor keuangan. Ia menyoroti bahwa upaya untuk menekan defisit perdagangan AS senilai sekitar USD 800 miliar (setara dengan Rp13,43 kuadriliun) turut memberikan tekanan pada pasar obligasi.
Dalam jangka pendek, kenaikan imbal hasil (yield) obligasi AS akibat penjualan besar-besaran bisa menyebabkan biaya pinjaman pemerintah meningkat. Hal ini berisiko mempersempit ruang fiskal bagi pemerintah untuk membiayai program-program strategis. Selain itu, volatilitas di pasar Treasury bisa berdampak pada pasar global, mengingat obligasi AS dianggap sebagai aset paling aman di dunia.
Pemerintah AS, melalui Departemen Keuangan, telah menyatakan kesiapannya untuk mengambil langkah mitigasi, termasuk potensi pembelian kembali obligasi dari pasar untuk menjaga stabilitas. Namun, Bessent menegaskan bahwa saat ini belum diperlukan tindakan darurat, karena mekanisme pasar masih berjalan dalam batas yang dapat diterima.
Ketegangan di pasar obligasi Amerika Serikat memberikan gambaran tentang betapa rapuhnya stabilitas pasar keuangan global terhadap perubahan strategi investasi dan kebijakan pemerintah.
Meski kondisi ini dinilai sebagai bagian dari siklus normal deleveraging, pemerintah dan pelaku pasar tetap perlu waspada terhadap potensi eskalasi risiko. Transparansi kebijakan dan kesiapan instrumen stabilisasi menjadi kunci dalam menjaga kepercayaan terhadap sistem keuangan AS.
Baca Juga: XRP: Kunci Masa Depan Infrastruktur Keuangan Global
Itu dia informasi terkini seputar berita crypto hari ini. Dapatkan berbagai informasi lengkap lainnya seputar akademi crypto dari level pemula hingga ahli hanya di Pintu Academy dan perkaya pengetahuanmu mengenai dunia crypto dan blockchain.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh Pintu Crypto melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga.
Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro. Klik Daftar Pintu jika kamu belum memiliki akun atau klik Login Pintu jika kamu telah terdaftar
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli Bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
Terdaftar dan diawasi oleh BAPPEBTI dan Kominfo
© 2025 PT Pintu Kemana Saja. All Rights Reserved.
Perdagangan aset crypto adalah aktivitas berisiko tinggi. Pintu tidak memberikan rekomendasi investasi ataupun produk. Pengguna wajib mempelajari aset crypto sebelum membuat keputusan. Semua keputusan perdagangan crypto merupakan keputusan mandiri pengguna.