Death Cross Terkonfirmasi: Akankah Bitcoin Sentuh Dasar atau Justru Ambruk Lebih Dalam?

Di-update
November 17, 2025

Jakarta, Pintu News – Aksi harga Bitcoin (BTC) memicu terbentuknya pola Death Cross pada Minggu, 16 November, ketika rata-rata pergerakan 50 harinya turun melewati rata-rata pergerakan 200 hari.

Secara historis, pola ini dikenal sebagai sinyal teknikal yang bersifat bearish, dan kemunculannya kembali memicu perdebatan di kalangan trader dan analis. Pertanyaan utama yang muncul adalah apakah ini menandai titik dasar lokal atau justru mengindikasikan potensi penurunan lanjutan.

Apa Itu Death Cross dan Mengapa Hal Ini Penting Saat Ini bagi Harga Bitcoin

Dalam analisis teknikal, Death Cross adalah kondisi ketika momentum harga jangka pendek turun melewati tren jangka panjang, menandakan potensi tekanan penurunan. Saat ini, harga Bitcoin berada di kisaran $93.646, setelah untuk pertama kalinya sejak 5 Mei turun di bawah ambang $94.000.

Baca juga: Apakah Pasar Crypto Sedang Mengalami Bear Market? Begini Pendapat Para Ahli

Sentimen pasar berada pada titik sangat negatif, tercermin dari Fear & Greed Index yang anjlok ke level 10, menunjukkan ketakutan ekstrem. Di saat yang sama, aksi jual oleh investor besar (whales) dan arus keluar dari ETF spot turut mempercepat tren penurunan harga belakangan ini.

Meski demikian, para analis menekankan bahwa kemunculan Death Cross tidak serta-merta menandakan akan terjadinya kejatuhan harga. Data historis dari tahun 2014 hingga 2025 menunjukkan hasil jangka pendek yang bervariasi, namun banyak siklus mencatat pemulihan yang kuat dalam jangka menengah hingga panjang.

Kinerja Historis: Rugi Jangka Pendek, Potensi Pulih Jangka Menengah

Data yang dihimpun oleh Mario Nawfal dan sejumlah analis on-chain menunjukkan pola sebagai berikut:

  • 1–3 minggu setelah Death Cross: Probabilitas antara keuntungan dan kerugian hampir seimbang, dengan median return sedikit positif di kisaran 0,25–2,35%.
  • 2–3 bulan setelahnya: Rata-rata keuntungan meningkat tajam menjadi 15–26%, mengindikasikan potensi pemulihan jika pola historis berulang.
  • 12 bulan kemudian: Hasil sangat bervariasi; beberapa siklus mencatat kenaikan lebih dari 85%, sementara yang lain justru mengalami penurunan signifikan, tergantung pada kondisi makroekonomi saat itu.

Menurut analis seperti Benjamin Cowen dan Rekt Fencer, banyak Death Cross sebelumnya justru menandai dasar lokal (local bottom), bukan puncak pasar (market top).

Namun, momen bounce berikutnya menjadi krusial; apabila Bitcoin tidak mengalami reli dalam 7 hari ke depan, para analis memperingatkan kemungkinan penurunan lanjutan sebelum pemulihan yang lebih besar.

Baca juga: Bitcoin Cenderung Bearish, 3 Altcoin Ini Jadi Sorotan

Arah Selanjutnya Bagi Investor Bitcoin: Level Kunci dan Sinyal Pasar

Indikator teknikal dan makroekonomi menyoroti beberapa ambang penting:

  • Zona support: antara $60.000–$70.000, berpotensi menjadi lantai baru jika tekanan jual meningkat.
  • Konfirmasi bullish: penguatan kembali di atas rata-rata pergerakan 200 hari berpotensi mengindikasikan dimulainya momentum naik kembali.
  • Indikator jangka panjang: analis Brett menilai bahwa rata-rata pergerakan 50 minggu lebih akurat untuk jangka panjang dibandingkan sinyal Death Cross itu sendiri.

Secara historis, Death Cross yang terjadi dalam fase bull market sering kali diikuti oleh reli menuju harga tertinggi baru. Sebaliknya, jika terjadi dalam kondisi bear market, biasanya bersifat sementara.

Meski demikian, investor perlu mencermati pergerakan harga jangka pendek dengan saksama. Data historis mengindikasikan:

  • Jika terjadi pantulan harga dalam sepekan, besar kemungkinan siklus bullish masih berlanjut.
  • Jika tidak terjadi pantulan, bisa muncul penurunan baru yang menciptakan macro lower high sebelum reli jangka panjang berikutnya.

Sementara itu, proyeksi jangka menengah tetap optimistis dengan potensi kenaikan 15–27% dalam 2–3 bulan ke depan, jika tren historis berulang. Meski prospek jangka panjang tetap terbuka, tingkat ketidakpastian tetap tinggi, menegaskan pentingnya pendekatan analisis yang menyeluruh: teknikal, on-chain, dan makro.

Walaupun Death Cross memberi sinyal kehati-hatian, sejarah menunjukkan bahwa Bitcoin sering kali pulih setelah melewati fase serupa. Trader disarankan untuk tetap waspada terhadap level support kunci dan siap menghadapi volatilitas jangka pendek, seraya mengantisipasi peluang pemulihan jangka menengah dan panjang.

FAQ

Apa itu Death Cross dalam konteks Bitcoin (BTC)?

Death Cross adalah kondisi di pasar keuangan di mana rata-rata pergerakan harga jangka pendek (50 hari) turun di bawah rata-rata pergerakan harga jangka panjang (200 hari), yang sering dianggap sebagai indikator bearish.

Bagaimana performa historis Bitcoin (BTC) setelah Death Cross?

Berdasarkan data historis, Bitcoin (BTC) seringkali mengalami penurunan jangka pendek setelah Death Cross, tetapi biasanya diikuti oleh pemulihan yang kuat dalam jangka menengah hingga panjang.

Apa dampak Death Cross terhadap sentimen pasar?

Death Cross cenderung memicu sentimen bearish di pasar dan dapat menyebabkan penurunan harga lebih lanjut, seperti yang terlihat dari Indeks Fear & Greed yang mencapai angka 10, menunjukkan ketakutan ekstrem.

Itu dia informasi terkini seputar crypto. Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita crypto terkini seputar project crypto dan teknologi blockchain. Temukan juga panduan belajar crypto dari nol dengan pembahasan lengkap melalui Pintu Academy dan selalu up-to-date dengan pasar crypto terkini seperti harga bitcoin hari iniharga coin xrp hari inidogecoin dan harga aset crypto lainnya lewat Pintu Market.

Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.


*Disclaimer

Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.

Referensi:

Bagikan

Berita Terbaru

Lihat Semua Berita ->

© 2025 PT Pintu Kemana Saja. All Rights Reserved.

Kegiatan perdagangan aset crypto dilakukan oleh PT Pintu Kemana Saja, suatu perusahaan Pedagang Aset Keuangan Digital yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan serta merupakan anggota PT Central Finansial X (CFX) dan PT Kliring Komoditi Indonesia (KKI). Kegiatan perdagangan kontrak berjangka atas aset crypto dilakukan oleh PT Porto Komoditi Berjangka, suatu perusahaan Pialang Berjangka yang berizin dan diawasi oleh BAPPEBTI serta merupakan anggota CFX dan KKI. Kegiatan perdagangan aset crypto adalah kegiatan berisiko tinggi. PT Pintu Kemana Saja dan PT Porto Komoditi Berjangka tidak memberikan rekomendasi apa pun mengenai investasi dan/atau produk aset crypto. Pengguna wajib mempelajari secara hati-hati setiap hal yang berkaitan dengan perdagangan aset crypto (termasuk risiko terkait) dan penggunaan aplikasi. Semua keputusan perdagangan aset crypto dan/atau kontrak berjangka atas aset crypto merupakan keputusan mandiri pengguna.

pintu-icon-banner

Trading di Pintu

Beli & investasi crypto jadi mudah

Pintu feature 1
Pintu feature 2
Pintu feature 3
Pintu feature 4
Pintu feature 5
Pintu feature 6
Pintu feature 7
Pintu feature 8
pintu-icon-banner

Trading di Pintu

Beli & investasi crypto jadi mudah

Pintu feature 1
Pintu feature 2
Pintu feature 3
Pintu feature 4
Pintu feature 5
Pintu feature 6
Pintu feature 7
Pintu feature 8