Diluncurkan pada tahun 2019, Perpetual Protocol didirikan oleh Yenfen Weng dan Shao-Kang Lee, 2 pengusaha mata uang crypto asal Taiwan.
Terinspirasi oleh protokol DeFi yang sedang berkembang saat itu, Perpetual Protocol adalah exchange terdesentralisasi (DEX) untuk kontrak berjangka di Ethereum dan xDai. Menurut CoinMarketCap, visi Perpetual Protocol adalah untuk menciptakan platform perdagangan derivatif terdesentralisasi terbaik, paling mudah diakses, dan paling aman di dunia.
Sejak diluncurkan pertama kali, Perpetual Protocol berhasil menarik perhatian komunitas crypto, lalu bagaimana perjalanan dan prediksi harga PERP di tahun 2023, 2025, dan 2030? Simak artikel di bawah ini sampai tuntas!
Dilansir dari CoinMarketCap, koin asli dari Perpetual Protocol mulai diperdagangkan secara luas pertama kali pada tahun 2020. Harga awal asetĀ crypto PERP berada di sekitar $1,93 atau Rp29.554 ($1 = Rp15.441) pada 13 September 2020.
Pada awal tahun 2021, tepatnya di 1 Januari, harga PERP berada di sekitar $1,092 atau Rp16.721, yang mana mengalami penurunan dari harga awal. Kemudian, harga PERP mulai naik perlahan-lahan, berada di sekitar $5 atau Rp76.565, sampai $11 atau Rp168.443 di bulan Februari hingga Juli 2021.
Setelah itu, nilai PERP melambung cukup signifikan dan mencatat all time high-nya di angka $21,48 atau Rp328.923 pada 7 September 2021. Beberapa waktu berlalu, PERP mengalami penurunan dan menutup tahun 2021 dengan $8,95 atau Rp137.051, menandai peningkatan 363,73% dari harga debutnya.
Masih mengikuti pergerakan di akhir tahun 2021, PERP memulai tahun 2022 dengan $8,735 atau Rp133.759 pada 1 Januari, dan tercatat berjalan cukup stabil di antara $2 atau Rp30.626, dan $4 atau Rp61.252 hingga awal bulan Mei 2022.
Sejak 11 Mei 2022, harga PERP mulai mengalami penurunan dan berjalan secara konsisten di angka $1 atau Rp15.313 sampai dengan bulan Agustus 2022.
Ketika secara keseluruhan token crypto menurun karena crypto winter dan bear market, harga PERP turut berdampak sehingga turun ke sekitar $0,943 atau Rp14.440, dan menutup tahun 2022 dengan $0,365 atau Rp5.589.
Baca juga: Menarik Perhatian! Cardano (ADA) Dipilih Oleh Banyak Investor Jangka Panjang. Kenapa?
Dilansir dari Coincodex, Perpetual Protocol (PERP) terlihat diperdagangkan di atas simple moving average (SMA) 200 hari. Lebih lanjut, SMA 200 hari telah memberi sinyal beli selama 23 hari terakhir, sejak 14 Februari 2023.
Selain itu, harga PERP tercatat berada di atas SMA 50 hari dan indikator ini telah memberi sinyal beli selama 56 hari terakhir, sejak 12 Januari 2023. Berdasarkan indikator teknikal Coincodex, SMA 200 hari Perpetual Protocol (PERP) akan naik di bulan depan, dan akan mencapai $0,660719 atau Rp10.204 pada bulan April 2023.
Tidak hanya itu, SMA 50-hari jangka pendek Perpetual Protocol (PERP) diperkirakan mencapai $1,035938 atau Rp15.999 pada bulan April 2023. Saat ini, nilai RSI PERP berada di 51,33, yang mengindikasikan bahwa pasar PERP berada di posisi netral.
Baca juga: NEAR Protocol Rilis Sistem Operasi Blockchain untuk Web3! Investor Makin Tertarik Investasi NEAR?
Dalam laman Cryptonewsz, David Cox mengatakan bahwa menurut perkiraan, harga Perpetual Protocol (PERP) akan mencapai harga minimum $0,40 atau Rp6.176 ($1 = Rp15.441), dengan harga maksimum $0,90 atau Rp13.897 pada tahun 2023. Sedangkan untuk rata-rata, harga PERP diperkirakan mendekati $0,65 atau Rp10.036.
Sementara itu, menurut penulis laman Bitcoin Wisdom, Jason Conor, harga maksimum PERP di tahun 2023 akan mencapai sekitar $1,47 atau Rp22.698. Harga rata-rata PERP diharapkan akan berada di $1,38 atau Rp21.308, dengan harga minimun di angka $1,18 atau Rp18.220.
Menurut analisis teknis, di tahun 2025, harga minimum Perpetual Protocol (PERP) adalah $1,25 atau Rp19.301 ($1 = Rp15.441), dan harga maksimumnya adalah $1,75 atau Rp27.022. Sedangkan untuk harga rata-rata PERP akan menjadi $1,5 atau Rp23.161 pada tahun 2025.
Di sisi lain, Jason Conor mengatakan, jika tren kenaikan berlanjut hingga 2025, harga PERP bisa mencapai $3,45 atau Rp53.272. Sebaliknya, jika pasar mengalami penurunan, target tersebut mungkin tidak tercapai, dan PERP diperkirakan akan diperdagangkan dengan harga rata-rata $3,15 atau Rp48.640, dengan harga terendahnya yang berada disekitar $2,95 atau Rp45.551 pada tahun 2025.
Lebih lanjut, di tahun 2030, David Cox memprediksi bahwa harga PERP akan diperdagangkan pada harga minimum $4,25 atau Rp65.625 ($1 = Rp15.441), dengan harga maksimum $5,05 atau Rp77.978. Harga rata-rata PERP sepanjang tahun ini mungkin akan mencapai $4,65 atau Rp71.802.
Jason Conor memprediksi pada tahun 2030, Perpetual Protocol (PERP) akhirnya akan melampaui nilai ATH sebelumnya dan mencatat level harga baru. Harga minimum PERP bisa mencapai $7,86 atau Rp121.368, dan berpotensi mencapai harga maksimumnya di sekitar $8,35 atau Rp128.934, dengan nilai rata-rata $8,05 atau Rp124.302.
Pada 23 Februari 2023 lalu, melalui akun Twitternya, Perpetual Protocol mendemokratisasi arbitrase alpha dengan memperkenalkan āHot Tubā. Berdasarkan cuitan yang dibagikan, Hot Tub mereka membuat membuat alpha dapat diakses melalui strategi arbitrase otomatis.
Selanjutnya, mereka menuliskan bahwa dengan Hot Tub, Perp mengubah strategi arbitrase yang canggih menjadi brankas yang disederhanakan, di mana siapa pun dapat menikmati keuntungan yang stabil tanpa memerlukan pengetahuan coding atau perdagangan.
āDuduk saja, bersantai di Hot Tub dan kembangkan tumpukan $ETH atau $USDC Anda!ā, mengutip dari cuitan Perpetual Protocol.
Pada postingan blog, Perpetual Protol menjelaskan bahwa visi Hot Tub akan lebih jauh dari sekadar peluncuran brankas ETH dan USDC. Mereka mengatakan bahwa terdapat lebih banyak brankas yang sedang dieksplorasi untuk diluncurkan di masa mendatang, yang akan memungkinkan pengguna untuk mengembangkan kepemilikan crypto selain ETH dan USDC dengan memanfaatkan peluang arbitrase yang lebih luas.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: