Bitcoin (BTC) terus mengalami pelemahan karena didorong oleh menguatnya performa mata uang dolar. Banyak spekulasi dan kekhawatiran bahwa dampak dari penguatan dolar tersebut akan terus menggerus harga BTC dan juga melemahkan pasar crypto. Apakah harga BTC akan terus terjun ke bawah? Simak analisisnya di bawah ini.
Tim trader Pintu telah mengumpulkan informasi penting dan menganalisis keadaan ekonomi secara umum serta pergerakan pasar mata uang crypto selama satu minggu terakhir. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa semua informasi pada Analisis Pasar ini bertujuan sebagai edukasi, bukan saran finansial.
Analisis pekan ini dibuka dengan menurunnya indeks kegiatan bisnis Purchasing Managers Index (PMI) S&P Global Amerika Serikat (AS) pada bulan Agustus 2023 menjadi 50,5. Penurunan ini sangat signifikan jika dibandingkan pada bulan Juli sebesar 52,3. Adapun penurunan lain juga dialami oleh indeks komposit yang mencapai titik terendahnya sejak bulan Februari di mana dari 50,4 menjadi 50,2.
Hasil survei ini menunjukkan kekhawatiran yang meningkat terkait dengan stagflasi, saat tekanan harga yang persisten beriringan dengan perlambatan signifikan dalam kegiatan bisnis.
<aside> 💡 Stagflasi adalah kondisi ketika tingkat perekonomian tidak berkembang dan secara bersamaan terjadi kenaikan harga secara terus menerus.
</aside>
Meski pada kegiatan bisnis ada penurunan, di bulan Agustus aktivitas ekonomi khususnya pada sektor jasa justru menambah rangkaian pertumbuhannya dengan rincian sebagai berikut:
Sektor jasa mengalami laju pertumbuhan yang dipercepat dengan peningkatan di empat subindeks yang langsung berkontribusi pada komposit Services PMI. Meskipun sentimen di antara responden Komite Survei Bisnis bervariasi menurut industri, mayoritas menyatakan positif tentang kondisi bisnis dan ekonomi dengan moderasi ringan diamati dalam laju pertumbuhan untuk sektor jasa.
Walaupun pada sektor jasa terbilang positif, namun perlu diwaspadai tentang meningkatnya kemungkinan kenaikan suku bunga pada bulan November mendatang. Probabilitas kenaikan suku bunga ini semakin diperparah oleh komentar Collins dari The Fed yang menekankan bahwa The Fed belum berhasil menekan inflasi secara efektif.
Terkait suku bunga, Bank Sentral AS kemungkinan akan mempertahankan suku bunga acuan pada kisaran 5,25% hingga 5,50% yang secara bersamaan naik satu poin pada kuartal terakhir. Di pasar keuangan ada sekitar peluang 50-50 bahwa kampanye kenaikan suku bunga dari Federal Reserve yang dimulai 18 bulan yang lalu telah mencapai kesimpulannya.
Meski begitu, para pejabat Fed tetap mempertahankan pendekatan yang fleksibel. Mereka percaya kenaikan suku bunga sebesar 5,25 poin persentase secara kumulatif yang telah diimplementasikan sejak Maret 2022 berefek meredam ekonomi, membatasi pertumbuhan pekerjaan, dan yang paling penting dapat menekan inflasi yang melonjak ke tingkat tertinggi dalam 40 tahun tahun lalu.
Data dalam enam minggu setelah kenaikan suku bunga Fed terbaru cenderung memperkuat perspektif ini. Selama periode ini, ekonomi rata-rata menambahkan 150.000 pekerjaan per bulan selama tiga bulan terakhir yang merupakan penurunan signifikan dibandingkan dengan tiga bulan sebelumnya. Selain itu, inflasi yang diukur oleh indikator pilihan Fed, berada pada 3,3% pada Juli, penurunan yang mencolok dari angka 7% yang dicatat musim panas sebelumnya.
Pembuat kebijakan seperti Gubernur Fed Christopher Waller menegaskan bahwa, bank sentral memiliki kesempatan untuk menilai data baru sebelum membuat keputusan mengenai kebutuhan kenaikan suku bunga lebih lanjut atau kelayakan mempertahankan tingkat suku bunga saat ini
Data terbaru dari Departemen Tenaga Kerja menunjukkan bahwa pengajuan untuk tunjangan pengangguran di Amerika Serikat mencapai titik terendah sejak Februari, menyoroti keengganan bisnis untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) ke karyawan.
Pada minggu yang berakhir pada 2 September, klaim pengangguran awal mengalami penurunan sebesar 13.000, mencapai total 216.000. Angka ini melampaui ekspektasi semua ekonom pada 234.000.
Selanjutnya, klaim berkelanjutan, yang berfungsi sebagai proksi untuk jumlah individu yang menerima tunjangan pengangguran menurun menjadi 1,68 juta untuk minggu yang berakhir pada 26 Agustus. Ini menandai tingkat terendah yang diamati sejak Juli yang sebelumnya adalah 1,72 juta, di mana konsensus pasar berada pada 1,71 juta.
Harga BTC berpotensi tertekan ke harga $23,500. Salah satu penyebabnya adalah performa US Dollar Index (DYX) yang terus menguat. Bahkan, hubungan Bitcoin dengan DYX terus menunjukan korelasi terbalik dalam beberapa tahun terakhir, sehingga dengan terus menguatnya harga dolar, memicu kekhawatiran pada dampak negatif yang dapat terjadi pada BTC dan pasar crypto secara luas dalam jangka pendek.
Beberapa analis berpendapat, peningkatan lebih lanjut pada nilai dolar dan rendahnya volume perdagangan BTC bisa terus mendorong harga BTC ke bawah. Saat ini BTC tertahan di garis support EMA 200 Minggu (garis ungu di $25,700). Resistensinya sendiri ada di Moving Average (MA) 200 hari di harga $27,500.
DXY mengalami lonjakan signifikan hingga mencapai titik tertinggi sejak Maret yang menandai sebuah momen krusial untuk BTC dan sektor crypto secara lebih luas. DXY yang mengukur kinerja dolar AS terhadap enam mata uang utama terus melanjutkan momentum naiknya dan melewati ambang batas 104 selama empat hari terakhir dan mencapai puncak lima bulan di 105.
Bagikan
Disertai Video
31 Jul 2023
Disertai Video
26 Apr 2023
Disertai Video
8 Jan 2023
Disertai Video
31 Jul 2023
Disertai Video
26 Apr 2023
Disertai Video
8 Jan 2023