Pasca kenaikan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat, The Fed, minggu lalu harga Bitcoin (BTC) perlahan menguat. Seperti apa analisisnya lengkapnya? Tim trader Pintu sudah mengumpulkan berbagai data penting tentang pergerakan harga pasar aset kripto selama seminggu terakhir yang terangkum pada Analisis Pasar di bawah ini. Akan tetapi, perlu kamu perhatikan bahwa semua informasi dari Analisis Pasar memiliki tujuan edukasi dan informasi, bukan saran finansial.
Berdasarkan hasil rapat 26-27 Juli 2022, bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), memutuskan untuk menaikkan suku bunga (Fed Funds Rate/FFR) sebesar 75 bps, menjadikannya naik ke kisaran 2,25-2,5%. Kenaikan ini merupakan upaya yang kembali dilakukan The Fed untuk menahan laju inflasi tanpa menciptakan resesi.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) mencatat Produk Domestik Bruto (PDB) yang menyusut selama 2 kuartal berturut-turut. Ini berarti AS secara teknis sudah berada dalam resesi. Tercatat bahwa ekonomi kembali menyusut sebesar 0,9% antara April dan Juni 2022 atau pada kuartal kedua. Pada kuartal sebelumnya (Januari-Maret 2022) penurunan tahunan tercatat sebesar 1,6%.
Akan tetapi, Ketua The Fed, Jerome Powell, membantah perekonomian Amerika Serikat sudah berada dalam resesi. Menurutnya, AS tidak dalam resesi karena jumlah pekerjaan masih tinggi, tingkat pengangguran rendah dan pasar tenaga kerja masih sangat kuat.
Menyusul pengumuman kenaikan suku bunga oleh The Fed, harga Bitcoin (BTC) mengalami kenaikan dan tekanan jual mereda. Meski demikian, ketakutan akan resesi terus membebani investor.
Perhatikan pada grafik di bawah, untuk pertama kalinya sejak sebulan yang lalu, harga BTC berhasil melampaui garis support yang kuat secara historis, yaitu garis MA 200. Garis ini telah menjadi indikator yang baik untuk memperkirakan harga terendah BTC. BTC perlu mencari titik support di garis ini dan melanjutkan momentum kenaikannya.
Perhatikan juga bahwa BTC melampaui garis resistensi EMA 55 minggu (garis jingga) pada grafik di bawah. Tapi, ini bisa saja merupakan pertanda palsu. Kita perlu melihat BTC menemukan support pada garis support yang baru ditemukan dan melanjutkan momentumnya ke atas.
Perhatikan bahwa BTC mencoba untuk keluar dari channel (area di dalam dua garis biru) naik ke atas. Sampai BTC memiliki konfirmasi breakout, antisipasi harga BTC akan tetap berada di dalam channel ini. Dalam kasus breakout bullish, rata-rata pergerakan 100 hari, yang saat ini berada di dekat level 28.000 dolar AS, akan menjadi kendala pertama sebelum BTC bisa masuk ke kisaran harga 30.000 dolar AS.
Sementara itu, performa ETH juga sangat kuat selama 4 minggu terakhir seperti terlihat pada grafik di bawah. Pada pertengahan bulan Juli 2022, ETH berhasil melampaui MA 200 minggu. Tapi perhatikan ETH saat ini ditolak di garis retracement Fibonacci 0.236.
Perhatikan juga pada grafik di bawah, Indeks Dolar AS (DXY) memberikan lebih sedikit tekanan pada pasar menyusul pertemuan FOMC (Federal Open Market Comittee) minggu lalu. Pada grafik terlihat bahwa terakhir kali dolar AS berada di bawah garis EMA 21 minggu (garis kuning) adalah pada pertengahan Mei 2022. Perhatikan bahwa secara historis EMA 55 minggu (garis jingga) telah menjadi garis support yang baik.
Melihat put to call ratio pada grafik di bawah, tren turun terus berlanjut sepanjang bulan Juli 2022. Ini berarti bahwa perlindungan terhadap downside telah berkurang, dan pasar mulai optimis mengenai harga BTC.
Karena harga BTC meningkat selama sebulan terakhir, kita dapat melihat bahwa tingkat perpetual fund meningkat. Ini berarti sentimen pasar untuk Bitcoin telah berubah menjadi positif dibandingkan dengan bulan lalu. Akan tetapi, kita tetap harus berhati-hati terhadap dead cat bounce (salah satu pola bullish atau naik yang menjebak).
Imbal hasil Treasury 10Y masih di bawah 2Y. Hal ini menunjukkan meningkatnya ketidakpastian di seluruh pasar karena ekonomi menghadapi quantitative tightening.
Bagikan