Pesatnya perkembangan industri crypto tidak lepas dari berbagai inovasi decentralized finance (DeFi) dan juga pertumbuhan pengguna crypto exchange. Keberadaan crypto exchange mempermudah orang untuk memperdagangkan aset crypto mereka. Sementara, DeFi memungkinkan siapapun untuk mengakses beragam layanan keuangan tanpa perantara atau bank.
Platform seperti GMX kemudian hadir dan menggabungkan keunggulan keduanya, menyediakan platform exchange dengan fitur yang canggih untuk membantu pengguna crypto mengoptimalkan aset yang mereka miliki. Lalu, apa itu GMX? bagaimana cara kerja GMX? Dan seperti apa potensinya? Yuk, simak penjelasan lebih lanjutnya di artikel ini!
Industri crypto dan teknologi decentralized finance (DeFi) terus berkembang menawarkan beragam inovasi fasilitas keuangan. Salah satunya adalah GMX, decentralized exchange (DEX) yang tidak hanya melayani spot swap tapi juga perpetual futures, fitur yang sebelumnya hanya tersedia pada centralized exchange (CEX). Pengguna GMX dapat melakukan perpetual futures trading dengan leverage hingga 30x, serupa dengan yang tersedia pada CEX.
Berbeda dengan CEX, pengguna GMX dapat secara mandiri mengelola asetnya tanpa harus ‘menitipkan’ asetnya. Hal ini karena perdagangan aset crypto di GMX sepenuhnya terdesentralisasi dan dilakukan secara langsung dari crypto wallet masing-masing pengguna.
Artinya, pengguna yang trading di GMX memegang kunci dan tokennya sendiri, atau tidak menitipkan aset atau token mereka pada pihak penengah seperti CEX. Hal ini lah yang membuat GMX menarik banyak perhatian dan digunakan oleh para trader yang ingin memitigasi risiko kehilangan aset di CEX.
Spot trading pada crypto adalah aktivitas pembelian atau penjualan aset crypto secara langsung, saat itu juga atau dengan harga pasar saat ini. Sementara itu futures trading atau perdagangan berjangka adalah jenis perjanjian antara pembeli dan penjual untuk memperdagangkan aset dengan harga dan tanggal tertentu di masa depan. Perdagangan berjangka lebih kompleks daripada perdagangan spot, dan sering digunakan oleh trader yang ingin melindungi posisi mereka atau berspekulasi tentang harga mata uang crypto di masa depan.
Untuk memfasilitasi perdagangan aset crypto dalam platformnya, GMX menggunakan mekanisme shared liquidity yang disebut GLP, yang merupakan token penyedia likuiditas GMX. Mekanisme yang digunakan oleh GMX berbeda dengan DEX lain yang umumnya menggunakan Automated Market Maker (AMM) untuk menyediakan likuiditas dalam platformnya. Untuk memahami lebih lanjut mengenai cara kerja GMX dan GLP, berikut adalah penjelasannya.
Saat ini, liquidity pool di GMX terdiri dari 8 aset pada Arbitrum (ETH, WBTC, LINK, UNI, USDC, USDT, DAI, dan FRAX), dan empat aset pada Avalanche (AVAX, WETH, WBTC dan USDC). Ketika pengguna menginvestasikan salah satu aset yang tersedia ke dalam platform GMX, ia akan mendapatkan token GLP. Dan sebagai imbalan karena sudah menyimpan asetnya pada GMX, pengguna akan mendapatkan bagian fee yang dikenakan ke pengguna platform tersebut.
Seperti yang dijelaskan di atas, token GLP terdiri dari indeks aset yang digunakan oleh pertukaran untuk swap dan trading dengan leverage. GLP dapat dicetak atau di-mint dengan menyetorkan aset indeks apa pun yang tersedia pada Avalanche atau Arbitrum, atau di-burn untuk menebus aset indeks apa pun.
Biaya untuk minting GLP, burning GLP, atau melakukan penukaran akan bervariasi berdasarkan apakah aktivitas tersebut meningkatkan atau mengurangi saldo sebuah aset. Misalnya, jika indeks memiliki persentase ETH yang besar dan persentase USDC yang kecil, tindakan yang selanjutnya meningkatkan jumlah ETH yang dimiliki indeks akan dikenakan biaya tinggi sementara tindakan yang mengurangi jumlah ETH yang dimiliki indeks akan dikenakan biaya rendah.
Dalam konteks DEX, likuiditas mengacu pada ketersediaan pesanan beli dan jual untuk aset crypto tertentu. Jika bursa memiliki likuiditas tinggi untuk aset crypto tertentu, itu berarti ada banyak pesanan beli dan jual yang tersedia, dan mudah untuk memperdagangkan aset crypto tanpa mempengaruhi harganya secara signifikan. Di sisi lain, jika bursa memiliki likuiditas rendah untuk aset crypto tertentu, itu berarti hanya ada sedikit pesanan beli dan jual yang tersedia, dan mungkin sulit untuk memperdagangkan aset tersebut tanpa memengaruhi harganya secara signifikan.
Setelah memahami apa itu GMX dan GLP, sekarang kita akan membahas beberapa fitur yang juga dapat dimanfaatkan oleh pengguna. Selain menjadi liquidity provider dan memanfaatkan GLP, pengguna juga dapat melakukan perpetual trading–yang merupakan salah satu keunggulan platform ini–serta staking token GMX. Berikut penjelasan dari masing-masing fitur tersebut dan juga cara menggunakannya.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, GMX memiliki fitur yang memungkinkan penggunanya melakukan perpetual trading langsung dari dompet crypto masing-masing pengguna. Trader dapat melakukan long atau short pada pair pilihan mereka, dengan leverage berkisar antara 1,1x dan 30,5x. Market limit, take-profit, dan stop-loss order tersedia, dengan biaya pembukaan/penutupan posisi 0,1%.
Untuk masuk ke halaman trading, pengguna dapat tekan tombol “Trade” yang terdapat pada halaman muka situs GMX. Untuk memulai perdagangan dengan leverage, pengguna dapat pilih “Long” atau “Short” sesuai preferensi, dengan tingkatan jumlah pinjaman yang dapat diatur melalui “Leverage Slider” yang terdapat di bawah.
Selain untuk trading, GMX juga memiliki fitur staking yang dapat dimanfaatkan investor crypto untuk mendapatkan pendapatan pasif. Pada platform GMX, untuk menghasilkan reward dari staking token GMX, pengguna harus menghubungkan dompetnya ke platform GMX dan masuk ke halaman “Earn”, kemudian pilih “Stake”.
Setelah mengonfirmasi transaksi on-chain di dompet, pengguna akan mulai mendapatkan 30% dari semua biaya protokol GMX, ditambah insentif esGMX. Pengguna dapat melihat jumlah staking reward yang diterima pada bagian “Total Rewards”. Pengguna juga dapat mengklik tombol “Compound” untuk melakukan staking reward yang diterima untuk memaksimalkan pendapatan.
Bagi pengguna yang memegang token GLP atau melakukan staking GMX, akan diberikan imbalan dari biaya platform yang dikenakan ke pengguna atau trader. Pembagian imbalannya yaitu 70% untuk pemegang token GLP, dan 30% untuk pengguna yang staking GMX.
GMX memiliki persediaan maksimum yang diperkirakan sebesar 13,25 juta token, yang dapat ditingkatkan jika ada lebih banyak peluncuran produk dan penambangan likuiditas diperlukan. Berikut adalah grafik pembagian bagaimana 13,25 juta token GMX akan didistribusikan.
Salah satu keunikan dari GMX seperti yang terlihat pada pie chart di atas adalah fitur unik yang disebut Floor Price Fund, yaitu kumpulan uang yang digunakan untuk mendukung nilai token GMX. Dana ini didenominasi dalam token ETH dan GLP.
Dikutip dari halaman Tokenomics pada situs GMX, Floor Price Fund berasal dari dua sumber: biaya dari pasangan perdagangan GMX/ETH dan juga dari obligasi Olympus. Jika harga pasar GMX turun di bawah level tertentu, Floor Price Fund dapat digunakan untuk membeli kembali dan membakar token GMX. Ini berarti token GMX yang dibeli dihapus dari peredaran, dan dapat membantu mendukung nilai token GMX yang tersisa dan mencegah harga jatuh lebih jauh. Ini dikenal sebagai “buyback and burn” dan dimaksudkan untuk membantu mempertahankan “harga dasar” minimum untuk GMX.
Token GMX memulai dirilis pada September 2021 dengan harga sekitar 15 dolar AS. Tak lama setelah diluncurkan, pasar crypto mulai menghadapi kondisi bear market dengan kapitalisasi pasar yang turun secara drastis. Antara November 2021 dan pertengahan Juni 2022, kapitalisasi pasar industri secara keseluruhan turun sebesar 69% (dari 3 triliun dolar AS menjadi 920 miliar dolar AS). Pada saat yang sama, harga token GMX turun namun tidak terlalu parah, sebesar 58% (dari 33 dolar AS menjadi 14 dolar AS).
GMX baru-baru ini menerima dukungan besar dari investor dan para trader. Dukungan ini mendongkrak harga token GMX dengan kenaikan harga dari sekitar 14 dolar AS pada pertengahan Juni 2022 menjadi harga saat ini 55 dolar AS pada 9 Desember (pada saat penulisan) seperti yang bisa dilihat pada grafik di atas — atau meningkat sebesar 264%.
Merujuk ke data dari Token Terminal di bawah dapat dilihat bahwa platform ini mencatat peningkatan pendapatan jumlah pengguna harian sejak Q4 tahun ini.
Selain itu, sejak dirilis pada September 2021, GMX kini sudah termasuk ke dalam 10 besar protokol dengan pendapatan fee terbesar, bersama dengan Uniswap, OpenSea, Lido dan lain sebagainya. Melalui data Messari di bawah, dapat dilihat bahwa GMX berada pada urutan ke-7 setelah Aave dalam urutan protokol dengan pendapatan fee terbesar.
Kesimpulannya, GMX pada dasarnya memudahkan siapapun untuk berinvestasi maupun trading dengan fitur yang canggih namun dengan mekanisme yang transparan—sebuah kelebihan platform terdesentralisasi. Hal ini lah yang membuatnya menarik bagi banyak investor dan trader menyusul insiden FTX pada November 2022, di mana dana jutaan investornya yang disimpan di platform tersebut lenyap.
Akan tetapi, perlu diketahui juga bahwa GMX dijalankan oleh tim anonim yang identitasnya belum diketahui hingga kini. Oleh karenanya, pastikan kamu menyusun strategi dan melakukan riset sebelum melakukan investasi pada produk-produk crypto termasuk GMX.
Setelah membaca penjelasan mengenai apa itu GMX, kamu bisa mulai berinvestasi pada token GMX dengan membelinya di aplikasi Pintu. Berikut cara membeli GMX pada aplikasi Pintu:
Selain itu, aplikasi Pintu kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. Ayo download aplikasi cryptocurrency Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.
Kamu juga bisa belajar crypto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial.
Bagikan