Mengenal Jenis-Jenis Order Time in Force

Update 20 Nov 2023 • Waktu Baca 7 Menit
Gambar Mengenal Jenis-Jenis Order Time in Force
Reading Time: 7 minutes

Dalam perdagangan crypto yang serba cepat dan dinamis, konsep time in force muncul sebagai komponen kunci yang mengatur dinamika pasar. Ia tidak sekedar menentukan berapa lama sebuah order tetap aktif sebelum tereksekusi atau kedaluarsa, tetapi juga bisa sebagai strategi trading untuk mengoptimalkan eksekusi trading mereka. Good til canceled, immediate or canceled, fill or kill, dan post only merupakan jenis time in force yang sering digunakan. Mau tahu lebih lanjut soal ketiganya? Simak selengkapnya di artikel berikut.

Ringkasan Artikel

  • ⏱️ Time in force adalah instruksi khusus dalam trading crypto yang menentukan durasi aktif sebuah order hingga tereksekusi atau kedaluarsa.
  • ⏳ Good til canceled adalah jenis order yang akan tetap aktif sampai seluruh pesanan terpenuhi atau dibatalkan oleh trader/investor.
  • ⚡ Immediate or canceled merupakan jenis order yang dieksekusi secepat mungkin dengan harga terbaik, jika ada pesanan yang tidak terisi maka akan langsung dibatalkan.
  • ⚔️ Fill or kill adalah jenis eksekusi order yang mengharuskan pedagang untuk segera mengeksekusi seluruh order secepatnya atau tidak sama sekali.
  • 🗒️ Post only adalah jenis order yang dibuat untuk memastikan order hanya ditempatkan di order book, dan tidak akan dieksekusi langsung terhadap order yang sudah ada.

Jenis-Jenis Order Time in Force

Time in force merupakan instruksi spesial yang digunakan ketika menempatkan sebuah order. Fungsinya untuk mengindikasikan berapa lama order tersebut akan tetap aktif sampai akhirnya tereksekusi atau kedaluwarsa. Penggunaan time in force bisa menjadi sesuatu yang krusial. Ia memungkinkan trader atau investor untuk lebih spesifik terhadap paramater waktu trading mereka.

Dengan menggunakan time in force, mereka tidak perlu lagi melakukan pembatalan order. Penggunaannya juga bisa mencegah terjadinya transaksi yang tidak diinginkan. Limit order merupakan salah satu mekanisme yang di dalamnya menggunakan time in force. Namun, time in force sendiri memiliki beberapa macam jenis. Berikut ini adalah di antaranya:

Tipe-tipe order dalam time in force. Sumber: Faster Capital

1. Good Til Canceled

Order Good Till Canceled adalah jenis eksekusi limit order yang akan tetap aktif sampai pesanan tersebut terpenuhi atau dibatalkan oleh pengguna. Ia berbeda dari order harian yang akan kedaluwarsa jika pesanan tidak terpenuhi sampai jam terakhir perdagangan.

GTC akan terus berlangsung tanpa batas waktu seiring dengan pasar crypto yang berlangsung selama 24×7. Sementara pada pasar saham ataupun forex, GTC mempunyai batas kedaluwarsa selama 30 sampai 90 hari.

Sebagai contoh, Aldo mempunyai aset DEF yang saat ini harganya berada di Rp 25.000. Kemudian ia hendak menjual aset tersebut menggunakan GOC dan memasang target harga Rp 40.000. Ternyata, perlu waktu 10 bulan agar aset DEF mencapai harga tersebut. Begitu target harga tercapai, order Aldo akan tereksekusi secara otomatis.

Bagi investor yang jarang mengawasi pasar, namun sudah mempunyai target harga spesifik, maka GTC menjadi jenis order yang cocok digunakan. Jadi, ketika order sudah dibuat, ia akan tetap ada hingga berminggu-minggu kemudian sampai akhirnya target harganya tercapai.

Mayoritas bursa perdagangan crypto, termasuk Pintu menggunakan GTC dalam mekanisme order book mereka.

Cari tahu lebih lanjut soal order book dan cara membacanya melalui artikel berikut.

Kelebihan Menggunakan Order GTC:

  • Praktis. Penggunaan order GTC akan mengeliminasi keharusan untuk mengawasi pasar ataupun melakukan pemesanan ulang.
  • Spesifik. GTC memungkinkan investor atau trader untuk menentukan target harga yang spesefik sesuai dengan kemauan mereka.
  • Digunakan sebagai stop loss. Mengingat GTC mempunyai target harga yang spesifik, ia bisa digunakan sebagai metode stop loss. Misalnya melakukan penjualan secara otomatis jika harga bergerak turun dari batas bawah yang ditentukan.

Kekurangan Menggunakan Order GTC:

  • Potensi mengambang. Jika harga bergerak menjauh dari target harga yang sudah ditentukan, order GTC akan menjadi basi dan mungkin perlu waktu yang lebih lama lagi agar tercapai.
  • Eksekusi yang melenceng. Ketika pasar bergerak pada volatilitas yang ekstrim, GTC yang digunakan sebagai stop loss dapat tereksekusi. Namun, karena volatilitas ekstrim tadi, harga langsung berbalik ke area semula. Jika seperti itu, maka investor baru saja menjual asetnya pada harga di bawah pasaran, dan terancam membeli harga di atas pasar jika ingin masuk kembali.

2. Immediate or Canceled

Order Immediate or Cancel (IOC) adalah sebuah mekanisme pembelian atau penjualan secepat-cepatnya pada harga terbaik yang tersedia. Jika dalam order tersebut terdapat pesanan yang tidak terisi, maka akan secara otomatis dibatalkan. Dengan kata lain, investor atau trader yang menggunakan IOC bersedia menerima harga pasar saat ini, namun mereka hanya mau order mereka diisi oleh harga terbaik yang ada.

Namun, ada juga IOC limit order di mana trader atau investor bisa menentukan harga sesuai keingininan mereka. Sama halnya dengan IOC market order, pesanan hanya akan terisi sesuai target harga, dan jika ada yang tidak terisi akan dibatalkan.

Sebagai contoh, Aldo menggunakan IOC market order untuk membeli aset ABC senilai Rp 5 juta. Pada order book saat itu, terdapat bid aset ABC senilai 3,8 juta di harga Rp 5.110 dan senilai Rp 1,2 juta di harga Rp 5.118. Order IOC secara otomatis akan mengeksekusi seluruh bid di harga Rp 5.110 (harga terbaik), dan sisa pesanan senilai Rp 1,2 juta yang tidak terisi akan dibatalkan.

Secara umum, order IOC bisa sangat berguna bagi investor yang ingin melakukan trading secara cepat, efisien, sekaligus meminimalisir risiko. Namun, order IOC juga tidak selalu menjadi pilihan terbaik dalam beberapa situasi.

Mau tahu cara menggunakan limit order dan menentukan target harganya? Baca di sini.

Risiko umum ketika menggunakan order time in force. Sumber: Faster Capital.

Kelebihan Menggunakan Order IOC:

  • Kecepatan eksekusi. Order IOC didesain untuk mengeksekusi order secepatnya, hal yang sangat bermanfaat jika ingin mendapatkan harga terbaik di pasar yang volatile.
  • Mengisi order. Dengan menggunakan IOC, pesanan dapat terisi sebagian. Hal ini bisa membantu para investor atau trader yang ingin mendapatkan harga pasar saat itu, namun tidak mau menunggu pesanan terisi semuanya.
  • Mitigasi risiko. IOC limit order bisa digunakan untuk memitigasi risiko berupa terhindar dari mendapatkan harga yang kurang menguntungkan di tengah kondisi pasar yang volatile atau likuiditas terbatas.

Kekurangan Menggunakan Order IOC:

  • Order tidak sepenuhnya terisi. Selain menjadi kelebihan, ia bisa menjadi kekurangan. Hal ini dikarenakan investor bisa saja tidak mendapatkan sepenuhnya order mereka yang artinya keuntungannya tidak maksimal.
  • Melewatkan Trading. Jika harga pasar bergerak dengan sangat cepat, order yang dibuat bisa jadi akan dibatalkan sebelum dapat terisi.

3. Fill or Kill

Order Fill or Kill (FOK) adalah sebuah instruksi untuk melakukan penjualan atau pembelian aset yang harus dieksekusi seluruhnya dan secepatnya, atau dibatalkan sekalian. Jadi ia berbeda dengan order IOC yang ordernya masih terisi sebagian.

Tanpa adanya FOK, sebuah order dalam jumlah yang besar akan memerlukan waktu yang lama untuk tereksekusi dan harga yang berbeda-beda. Selain itu, order dalam jumlah besar yang dieksekusi secara berkepanjangan juga bisa mengakibatkan perubahan harga dan disrupsi pasar. Oleh sebab itu, FOK umumnya digunakan untuk mengeksekusi order dalam jumlah besar.

Sebagai contoh, Aldo menggunakan FOK dan ingin menjual aset XYZ senilai Rp 250 juta dengan harga Rp 78.400. Jika ternyata bursa pertukaran dan order book-nya tidak mempunyai aset XYZ dengan nilai dan harga tersebut, maka pesanan akan dibatalkan. Jika ternyata mempunyai dan mau menjual di harga tersebut, pesanan akan tereksekusi.

Namun, dalam praktiknya, FOK cukup jarang terjadi. Trader akan lebih memilih menggunakan order IOC atau GTC.

Memadukan position trading dengan limit order bisa menjadi salah satu strategi trading yang menjanjikan. Cari tahu caranya melalui artikel berikut.

Kelebihan Menggunakan Order FOK:

  • Presisi. Order FOK memastikan seluruh pesanan akan dieksekusi seluruhnya atau tidak sama sekali.
  • Cepat. Pesanan akan langsung dieksekusi secepatnya ketika menggunakan order FOK.
  • Mitigasi risiko. Dengan order FOK maka investor atau trader dapat mencegah sebagian pesanan terisi oleh harga yang tidak diinginkan.

Kekurangan Menggunakan Order FOK:

  • Potensi gagal. Pesanan yang menggunakan order FOK tidak akan tereksekusi jika tidak ada order yang cocok.
  • Tidak fleksibel. Order FOK mengharuskan trader atau investor untuk menentukan satu harga dan jumlah transaksi tanpa ada ruang untuk penyesuaian. Menjadikannya tidak sefleksibel GTC atau IOC

4. Post Only

Post-only order adalah opsi tambahan yang bisa digunakan pada fitur limit order. Ia berfungsi untuk memastikan limit order ditempatkan ke dalam order book, namun tidak akan dieksekusi di pasar. Post only akan menjadi maker di order book sehingga bisa menambah likuiditas ke pasar.

Bagi yang menggunakan post only, ia hanya dikenakan biaya maker, bukan biaya taker ketika order tersebut dieksekusi. Selain itu, sistem juga akan secara otomatis membatalkan limit order jika terdeteksi limit order tersebut akan dieksekusi segera setelah order ditempatkan.

Sebagai contoh, Aldo menempatkan limit order beli pada aset JKL senilai Rp 5 juta dengan target harga pembelian Rp 80.000. Harga ask terbaik yang ada di order book saat itu adalah Rp 80.150, namun segera berubah menjadi Rp 79.700 begitu limit order ditempatkan.

Tanpa post only, sistem akan langsung mengeksekusi limit order tersebut sebagai market order. Pesanan akan diisi dari harga ask terbaik dari Rp 79.700 sampai Rp 80.000. Aldi pun harus membayar taker fee, padahal ia berharap biaya trading yang lebih murah (hanya membayar maker fee).

Sementara jika dengan post only, sistem akan langsung membatalkan secara otomatis. Hal ini dikarenakan harga ask telah berganti menjadi lebih baik (Rp 79.700) dibanding harga limit order yang dipasang (Rp 80.000). Pembatalan dikarekanan sistem tidak bisa menempatkan limit order tersebut ke order book. Alhasil, Aldi tidak harus membayar trading fee lebih mahal (tidak terkena taker fee).

Kesimpulan

Time in force adalah instruksi penting yang menentukan lamanya sebuah order aktif. Dalam perdagangan crypto terdapat tiga jenis eksekusi order berbasis time in force, yakni Good Til Canceled (GTC), Immediate or Canceled (IOC), Fill or Kill (FOK), dan post only.

GTC akan tetap aktif sampai order terpenuhi atau dibatalkan oleh trader atau investor, menjadikannya ideal untuk transaksi dengan target harga yang spesifik. IOC bertujuan untuk mengeksekusi order secepat mungkin dengan harga terbaik, namun bisa mengakibatkan order tidak terisi sepenuhnya.

FOK digunakan untuk order besar karena menuntut eksekusi pesanan secara menyeluruh dan secepatnya atau dibatalkan sekalian. Ia menawarkan presisi tinggi namun berisiko gagal jika tidak ada order yang cocok. Sementara post only adalah jenis order yang membuat order hanya ditempatkan pada order book dan tidak akan dieksekusi terhadap order yang sudah ada. Ia bisa digunakan untuk mengurangi biaya trading.

Beli Aset Crypto di Pintu

Tertarik berinvestasi pada aset crypto? Tenang saja, kamu bisa membeli berbagai aset crypto seperti BTC, ETH, SOL, dan yang lainnya tanpa harus khawatir adanya penipuan melalui Pintu. Selain itu, semua aset crypto yang ada di Pintu sudah melewati proses penilaian yang ketat dan mengedepankan prinsip kehati-hatian.

Aplikasi Pintu juga kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. Ayo download aplikasi Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.

Selain melakukan transaksi, di aplikasi Pintu, kamu juga bisa belajar crypto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial.

Referensi

Penulis:Hikma Dirgantara

Bagikan