Salah satu hal yang menarik dari berinvestasi aset kripto adalah semua pelaku pasar memiliki akses terhadap informasi dan ‘peralatan’ yang hampir sama. Satu-satunya hal yang jelas membedakan adalah ilmu dan pengalaman dari setiap pelaku pasar. Jika kamu adalah seorang investor pendatang baru atau trader pemula, kamu bisa belajar meningkatkan kesuksesanmu dengan memahami berbagai hal-hal fundamental. Salah satunya adalah menggunakan berbagai jenis order dalam trading crypto. Memahami jenis-jenis order saat trading crypto dapat membantumu membuat keputusan tepat saat ingin membeli sebuah aset. Artikel ini akan menjelaskan jenis order secara lengkap.
Trading adalah aktivitas membeli atau menjual dalam sebuah pasar finansial. Pada dasarnya, trading merupakan proses transaksi yang menyocokkan antara pembeli (bid) dan penjual (ask) dalam sebuah order book (daftar transaksi). Saat ini, bursa pertukaran kripto sudah bisa memberikan berbagai metode pembelian dan penjualan untuk memenuhi kebutuhan dari trader profesional dan juga pemula.
Jenis-jenis order trading ini pada dasarnya merupakan instruksi kepada bursa pertukaran untuk membeli dan menjual aset berdasarkan kriteria dan parameter tertentu. Investor dan trader yang sudah lihai menggunakannya untuk menghindari kerugian dan memaksimalkan keuntungan.
Berikut jenis-jenis order dalam trading crypto yang perlu kamu ketahui.
Market order adalah instruksi untuk membeli atau menjual sebuah aset pada harga yang tersedia saat ini (harga real-time). Order jenis ini dilakukan secara instan dan merupakan jenis order yang paling sederhana dan paling populer digunakan. Berbagai bursa kripto biasanya mengganti kata ‘market order’ dengan kata ‘beli’ atau ‘jual’ agar lebih mudah dimengerti oleh investor dan trader pemula. Jadi, saat kamu langsung membeli atau menjual sebuah aset, kamu berarti sudah menggunakan perintah market order.
Jenis order ini paling cocok digunakan saat membeli atau menjual aset kripto populer yang volume perdagangannya tinggi seperti BTC atau ETH untuk menghindari slippage tinggi. Market order juga cocok apabila kamu ingin segera menjual atau membeli aset kripto saat ia berhasil menembus titik resistance atau support penting.
Baca juga: Apa itu titik support dan resistance dalam trading crypto?
Mayoritas investor dan trader yang sudah berpengalaman biasanya tidak menggunakan jenis order ini. Mengapa? karena aset kripto bersifat sangat fluktuatif, trader andal biasanya sudah menentukan titik harga yang sesuai dengan analisis yang sudah mereka lakukan.
Selain itu, market order juga tidak cocok digunakan saat volatilitas aset sedang tinggi dan harga turun (atau naik) dengan cepat. Dalam situasi ini, kamu bisa mendapatkan harga yang lebih tinggi atau lebih rendah saat melakukan market order. Hal ini disebabkan oleh harga yang bergerak begitu cepat dan ratusan market order lainnya sedang dilakukan pada saat yang sama. Konsep ini juga disebut sebagai slippage yang bisa juga terjadi saat kamu membeli aset dengan likuiditas rendah.
💡 Contoh slippage: Rizki melihat harga ETH senilai $500 dolar AS dan memutuskan langsung membeli. Namun, karena volatilitas ETH sedang tinggi, Rizki mendapatkan harga $600 dolar per 1 ETH. Hal ini terjadi karena adanya slippage sebesar 20%. Kebanyakan bursa kripto besar memiliki parameter sendiri untuk menghindari slippage tinggi.
Limit order adalah instruksi untuk membeli atau menjual aset pada harga tertentu yang sudah ditentukan oleh trader. Instruksi limit order untuk membeli berarti menentukan harga lebih rendah, sementara limit order menjual pada harga lebih tinggi. Pembelian aset kripto kamu hanya akan terjadi saat harga aset menyentuh harga yang sudah kamu tentukan.
Jenis order ini biasanya digunakan oleh trader dan investor yang sudah berpengalaman dan melakukan analisis teknikal. Trader biasanya sudah menentukan titik-titik harga krusial yang berpotensi memberikan keuntungan jangka pendek atau panjang. Limit order sebaiknya digunakan bersamaan dengan analisis teknikal menggunakan berbagai indikator trading yang bisa memberikanmu informasi tentang titik harga penting dari suatu aset kripto.
💡 Contoh limit order: Harga Bitcoin sekarang adalah $50.000 dolar AS. Bella melakukan analisis teknikal dan ia percaya bahwa BTC akan menyentuh $40.000 dalam seminggu. Bella lalu membuka limit order untuk membeli 2 BTC pada harga tersebut. Sebaliknya, Bella membuka limit order untuk menjual 2.000 FTM yang ia miliki pada harga $2 dolar (harga sekarang $1,2 dolar) karena ia ingin membeli aset kripto lain.
Mayoritas bursa pertukaran kripto memiliki sistem antrian bagi limit order. Artinya, apabila terdapat antrian panjang pada satu titik harga, terdapat kemungkinan beberapa order tidak tereksekusi. Dalam kasus seperti ini, kita hanya bisa menunggu sampai pembelian kita diisi oleh orang lain yang bersedia menjual pada harga tersebut. Beberapa bursa pertukaran kripto menerapkan sistem toleransi dalam tipe limit order untuk memastikan setiap order dapat dieksekusi. Toleransi artinya terdapat kisaran harga dalam titik limit yang kita tentukan sehingga pada saat harga masuk kisaran tersebut, pembelian/penjualan kita langsung terlaksanakan.
Baca juga: 4 Indikator Trading Terbaik
Stop-limit adalah sebuah instruksi yang melibatkan harga stop dan limit untuk membeli/menjual aset saat pada kisaran yang sudah ditentukan. Perintah Stop-Limit bekerja dengan menetapkan harga stop dan limit. Harga stop merupakan titik harga untuk melakukan trading (menentukan kapan limit order akan ditempatkan). Sementara itu harga limit merupakan titik harga di luar target yang telah ditentukan. Stop-Limit order menggabungkan manfaat dari limit dan stop order.
Pada dasarnya jenis order stop-limit membuat trader bisa menentukan harga stop pada titik resistensi atau pendukung penting (misalnya EMA 200) dan menempatkan perintah membeli/menjual pada harga limit setelahnya (lebih tinggi jika membeli dan lebih rendah jika menjual). Strategi stop-limit memiliki fungsi yang berbeda jika kamu ingin membeli atau menjual aset kripto. Trader yang ahli akan menggunakan jenis order ini untuk mencegah kerugian besar dan mendapatkan keuntungan saat terjadi breakout.
Jika ingin menjual, stop-limit berguna untuk mencegah kerugian besar dalam kasus aset yang kamu miliki tiba-tiba jatuh. Saat membeli aset, stop-limit berguna jika aset tersebut akan mengalami tren kenaikan saat mencapai harga stop yang kamu tentukan.
💡 Contoh stop-limit order: Rizki memiliki 500 NEAR yang dibeli pada harga $3 dolar AS. Melihat situasi pasar kripto, Rizki khawatir harga NEAR akan tiba-tiba jatuh secara tiba-tiba (harga NEAR sekarang $3,4). Maka dari itu, Rizki memasang stop-limit untuk menjual 500 NEAR dengan harga stop pada $3 dan harga limit $2,9. Dengan keputusan ini, semua NEAR milik Rizki akan terjual pada angka $2,9 dan Rizki tidak akan mengalami kerugian besar.
Layaknya limit order, kelemahan dari tipe order stop-limit adalah tidak ada jaminan bahwa pesananmu akan tereksekusi. Sistem jenis order ini juga berdasarkan antrian yang diatur oleh nominal pembelian/penjualan dan juga waktu pesanan tersebut dibuka. Salah satu trik yang bisa kamu lakukan adalah menggeserkan titik limit agar ia memiliki kesempatan lebih besar masuk antrian pertama dan tidak menumpuk di titik harga yang padat dengan order lainnya.
Baca juga: Memilih Teknik Trading Crypto
Kamu dapat mulai berinvestasi di berbagai aset kripto pada aplikasi Pintu. Melalui Pintu, kamu bisa membeli aset kripto seperti Bitcoin dengan cara yang aman dan mudah.
Selain itu, aplikasi Pintu kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. Ayo download aplikasi cryptocurrency Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.
Kamu juga bisa belajar crypto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial.
Bagikan