Menurut data Kementerian Dalam Negeri pada Juni 2022, 69,3% penduduk Indonesia masuk dalam rentang umur 15-64 tahun. Lebih dari setengah penduduk Indonesia masuk ke dalam kategori usia produktif. Jadi, Indonesia merupakan pasar ideal untuk berbagai inovasi teknologi masuk, termasuk Web3 dan cryptocurrency. Dalam beberapa tahun terakhir, ekosistem industri aset kripto dan Web3 di Indonesia mengalami pertumbuhan pesat. Minat berbagai stakeholders terhadap pasar aset kripto di Indonesia dapat dilihat jelas di acara Coinfest 2023 pada 24 dan 25 Agustus 2023. Pada acara tersebut, berbagai stakeholders industri kripto dan Web3 di Indonesia seperti pemerintah, investor, proyek kripto, dan institusi finansial berkumpul untuk mendiskusikan berbagai topik terkait aset kripto dan Web3.
Ekosistem aset kripto dan Web3 di Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan dalam dua tahun terakhir. Banyak proyek Web3 lokal bermunculan dari berbagai tim pengembang berbakat. Ekosistem Web3 di Indonesia juga mulai hidup dengan lahirnya banyak komunitas yang memberikan wadah bagi banyak partisipan industri. Selain itu, banyak proyek kripto besar seperti Arbitrum, Solana, dan Cardano mulai memperluas jejaring komunitasnya ke Indonesia.
Apa itu Web3? Web3 adalah konsep era internet baru yang terdesentralisasi di mana setiap penggunanya merupakan partisipan aktif yang memiliki kontrol penuh terhadap apa yang dimilikinya. Ekosistem Web3 bergantung pada algoritma dan sistem ekonomi digital, bukan pada pihak ketiga seperti perusahaan.
Berdasarkan data Bappebti pada Mei 2023, Indonesia memiliki 17,4 juta investor aset kripto. Angka ini merupakan peningkatan 23,23% dibanding Mei 2022. Meskipun pasar kripto sedang mengalami bear market, angka ini menunjukkan adanya pertumbuhan sehat di pasar kripto Indonesia.
Di tengah-tengah kondisi pasar yang masih buruk, beberapa proyek berbasis blockchain dan aset kripto tetap muncul di Indonesia. Eizperchain, Mythic Protocol, Parallax Network, dan Gaspack merupakan beberapa proyek Web3 lokal yang sedang dikembangkan. Proyek-proyek tersebut menunjukkan adanya potensi talenta pengembang Web3 di Indonesia yang perlu digali.
Baca juga artikel 4 proyek kripto lokal dari Indonesia.
Dari sisi regulasi, pemerintah Indonesia juga sangat mendukung Industri aset kripto. Bahkan, pemerintah Indonesia bisa dibilang memiliki kebijakan dan pandangan yang sangat progresif terkait aset kripto dan Web3. Dibandingkan dengan negara seperti Malaysia dan bahkan Amerika Serikat, Indonesia memiliki pendekatan yang sangat positif terhadap industri kripto.
Selain itu, pemerintah Indonesia sudah menerbitkan beberapa regulasi yang memberikan payung hukum untuk industri kripto dan penggunanya. Beberapa di antaranya adalah peraturan Bappebti tentang daftar 501 aset kripto yang legal untuk diperdagangkan, daftar 30 calon pedagang fisik aset kripto (CPFAK), dan peraturan tentang pajak aset kripto.
βDengan adanya bursa (aset kripto) yang teregulasi, itu akan membuat kenyamanan bagi para investor, (memberikan) rasa aman dan kejelasan.β Mudah-mudahan nanti akan membuat mereka (investor) lebih nyaman dan lebih pasti terkait semua investasi yang berhubungan dengan kripto.β
Subani, Presiden Direktur CFX.
Terakhir, pemerintah Indonesia meresmikan pembuatan Bursa Kripto Nasional (BKN) atau Commodity Future Exchange (CFX). Kebijakan ini juga disambut dengan baik oleh berbagai pihak dalam industri seperti Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI).
Dalam acara Coinfest 2023, Presiden Direktur CFX, Subani, menjelaskan bahwa CFX hadir untuk memberikan kenyamanan bagi para investor. Subani melanjutkan bahwa CFX akan berperan untuk mengawasi, membina, dan mengembangkan ekosistem kripto Indonesia. Selain itu, Subani juga berpendapat bahwa CFX akan berkontribusi membuat Indonesia semakin bersaing dengan negara lain.
Laporan Chainalysis tentang tingkat adopsi kripto global tahun 2022 menempatkan Indonesia pada posisi ke-20 dengan skor 0,3 dari 1. Posisi Indonesia ini sangat tinggi dan menunjukkan besarnya minat masyarakat Indonesia terhadap teknologi aset kripto dan Web3. Namun, Indonesia kalah jauh dari Vietnam dan Filipina yang masing-masing berada di posisi 1 dan 2. Empat negara dari Asia Tenggara masuk ke dalam 20 besar negara dengan adopsi kripto tertinggi (satu lagi Thailand).
Baca juga artikel Mengapa Asia Bisa Menjadi Pusat Industri Kripto Dunia
βSaya sangat bersemangat mengantisipasi pertumbuhan dan kolaborasi yang berkelanjutan dalam ekosistem Web3 dari Coinfest Asia yang akan terus berkembang di tahun-tahun mendatang.β
Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di pembukaan Coinfest 2023.
Selain itu, laporan ADB (Asian Development Bank) pada tahun 2022 juga menunjukkan bahwa 34% populasi di negara-negara ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) merupakan anak muda. Angka ini merupakan alasan mengapa negara-negara di ASEAN sangat ideal untuk industri teknologi baru seperti Web3 dan aset kripto. Pada 2022, sektor ekonomi digital hanya berkontribusi sebesar 7% terhadap GDP negara-negara ASEAN. Jadi, Indonesia dan pasar Asia Tenggara secara keseluruhan memiliki potensi besar yang belum dimanfaatkan secara penuh.
Indonesia menghadapi beberapa tantangan dalam upaya meningkatkan adopsi dan memanfaatkan potensi industri aset kripto dan Web3. Tantangan-tantangan ini muncul karena industri aset kripto dan teknologi blockchain merupakan sesuatu yang sangat baru bagi banyak orang Indonesia. Terlebih lagi, berita-berita tentang aset kripto seperti Bitcoin biasanya merajalela di masyarakat hanya saat ada berita ekstrim yang sangat negatif atau positif.
Tantangan pertama industri aset kripto dan Web3 di Indonesia adalah literasi dan pemahaman. Berdasarkan survey YouGov dan ConsenSys, 90% responden mengetahui apa itu aset kripto tapi hanya 33% yang memahaminya. Terdapat jurang pengetahuan yang besar antara hanya sekadar pernah mendengar aset kripto dan tahu apa itu aset kripto.
βHanya dengan edukasi dan penyebarluasan informasi, (kita) akan menemukan manfaat yang akan menjadi titik picu adopsi luas (Web3 dan aset kripto).β
Yos Ginting, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia
Masalah ketidaktahuan tentang aset kripto ini diperparah dengan statistik indeks literasi finansial masyarakat Indonesia yang masih di bawah 40% pada tahun 2022. Hasilnya, banyak masyarakat yang mendengar aset kripto tidak tahu harus mulai dari mana, tidak mengerti fungsi teknologinya, dan takut terhadap penipuan.
Permasalahan literasi langsung berhubungan dengan tantangan kedua yaitu risiko penipuan dan peretasan. Seperti yang kita tahu, peretasan marak terjadi di industri aset kripto terutama di sektor DeFi. Selain itu, banyak aset shitcoin yang dibuat hanya untuk mencuri aset investor melalui skema pump and dump.
Masyarakat Indonesia juga berhadapan dengan ratusan kasus penipuan berkedok skema investasi yang menawarkan keuntungan tidak masuk akal. Menurut OJK, kerugian masyarakat Indonesia akibat investasi ilegal dari tahun 2017-2022 mencapai Rp139,03 triliun. Tantangan penipuan dan peretasan ini sangat erat kaitannya dengan masalah literasi finansial serta pemahaman mendasar tentang berinvestasi.
Terakhir, tantangan ketiga merupakan tingginya tingkat kesulitan untuk masuk ke dunia Web3 atau aset kripto. Tantangan ini lahir karena kebanyakan aplikasi Web3 memerlukan pemahaman teknologi yang mendalam. Sampai saat ini, belum ada aplikasi berbasis blockchain yang bisa mudah digunakan oleh jutaan orang awam.
Survey YouGov di atas sebenarnya menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia paham dengan konsep Web3 dan setuju dengan pentingnya isu kontrol terhadap data pribadi. Saat ini, yang diperlukan adalah aplikasi atau proyek Web3 lokal yang bisa digunakan langsung oleh banyak orang.
Peluang pertama industri aset kripto di Indonesia tentu saja adalah sebagai aset investasi alternatif. Seperti dari data Bappebti, jumlah investor aset kripto di Indonesia kian bertumbuh setiap tahunnya. Hal tersebut menunjukkan minat investor retail terhadap aset kripto sebagai investasi terus meningkat meskipun di tengah bear market.
Dengan adanya rencana pembuatan CFX dan semakin banyaknya platform seperti Pintu, angka ini diharapkan akan terus meningkat. Pembuatan CFX bisa memberikan keamanan dan kejelasan bagi banyak investor yang masih khawatir terhadap legalitas aset kripto di Indonesia.
Kedua, peluang dunia Web3 untuk melahirkan aplikasi finansial alternatif berbasis blockchain yang bisa digunakan banyak orang. Sektor DeFi saat ini memiliki nilai $38,5 miliar dolar (31 Agustus 2023). DeFi adalah inovasi yang memberikan pengguna cara untuk menciptakan ekosistem ekonomi berbasis digital. Terlebih lagi, banyak aplikasi DeFi hanya membutuhkan internet.
βKecuali Anda memiliki use case untuk membenarkan investasi (ke kripto dan Web3), (seperti) jenis manfaat yang diberikan Bank kepada masyarakat dalam hal pertumbuhan dan scaling up, (Web3 dan aset kripto) sangat sulit (untuk diadopsi).β
Bimo Notowidigdo, Managing Director, COO, and Head of Group Strategy, Transformation, Analytics & Research dari DBS Indonesia
Terakhir, peluang teknologi Web3 dan aset kripto sebagai teknologi yang bisa dimanfaatkan bisnis, institusi, dan pemerintah. Saat ini, sudah ada beberapa perusahaan blockchain yang masuk ke dunia properti dengan memanfaatkan Fractional NFT. Pemanfaatan aset dunia fisik dan melakukan tokenisasi ke dalam blockchain ini disebut Real-World-Asset atau RWA.
Selain RWA, penyimpanan identitas digital menggunakan NFT dan teknologi blockchain juga sedang dieksplorasi oleh proyek seperti Worldcoin. Blockchain sangat ideal untuk digunakan sebagai tempat penyimpanan data-data berharga dan penting seperti data pribadi atau sejenisnya. Sayangnya, sampai saat ini belum ada proyek yang bisa menarik institusi besar untuk memanfaatkan blockchain agar mempermudah penyimpanan data permanen.
Pada dasarnya, industri Web3 dan aset kripto di Indonesia butuh menciptakan aplikasi-aplikasi yang bisa digunakan secara masif oleh pemula. Jika ini bisa terjadi, adopsi masal teknologi Web3 akan mengikuti.
Indonesia menunjukkan potensi besar sebagai pasar untuk industri aset kripto dan teknologi Web3. Dengan populasi yang mayoritas berada di kategori usia produktif dan adopsi kripto yang terus meningkat, negara ini menjadi lapangan subur untuk inovasi di bidang ini. Pemerintah Indonesia juga telah memberikan dukungan kuat melalui berbagai regulasi progresif, termasuk peluncuran Bursa Kripto Nasional, yang menambah kepercayaan investor dan pemangku kepentingan lainnya.
Namun, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, antara lain masalah literasi dan pemahaman masyarakat mengenai aset kripto, risiko penipuan dan peretasan, serta tingginya tingkat kesulitan untuk masuk ke dunia Web3. Meski demikian, dengan minat yang tinggi dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, Indonesia memiliki peluang untuk memanfaatkan potensi ini secara optimal, sejalan dengan perkembangan industri kripto dan Web3 di tingkat global.
Bagikan
Disertai Video
28 Oct 2022
Disertai Video
24 Aug 2022
Disertai Video
23 Mar 2022
Disertai Video
28 Oct 2022
Disertai Video
24 Aug 2022
Disertai Video
23 Mar 2022