Perbedaan BEP2 dan BEP20 Dalam Ekosistem Binance

Update 20 Jan 2022 • Waktu Baca 4 Menit
Gambar Perbedaan BEP2 dan BEP20 Dalam Ekosistem Binance
Reading Time: 4 minutes

Binance adalah salah satu perusahaan pertukaran tersentralisasi (CEX) terbesar di dunia cryptocurrency, dengan volume perdagangan sebesar 9,5 trilius dolar AS di tahun 2021. Binance juga memiliki jaringan blockchain-nya sendiri yaitu Binance Chain dan Binance Smart Chain (BSC). BSC memiliki kapibilitas smart contract dengen ekosistem DApps di atasnya, sementara Binance Chain memastikan semua transaksi pada CEX berjalan dengan cepat dan lancar. Kedua blockchain ini memiliki token yang berbeda yaitu BEP-2 dan BEP-20. Lalu, apa itu perbedaan BEP2 dan BEP20? Apa perbedaan kedua token ini dan bagaimana peran mereka? Artikel ini akan membahas lengkap tentang BEP2 dan BEP20.

Ringkasan Artikel

  • 🪙 BEP2 adalah standar token yang digunakan Binance Coin (BNB) untuk segala transaksi pada platform pertukaran aset kripto Binance
  • 🪙 BEP20 adalah standar token Binance Coin (BNB) yang digunakan oleh blockchain Binance Smart Chain untuk berinteraksi dengan smart-contract.
  • 🌐 Perbedaan BEP2 dan BEP20 terletak dalam perbedaan fungsi keduanya dalam ekosistem Binance.
  • 🏦 Arsitektur blockchain ganda yang Binance gunakan bertujuan untuk memisahkan dua blockchain dengan peran berbeda. Hal ini juga membantu meringankan kepadatan jaringan yang berpotensi terjadi.

Apa itu BEP2?

BEP2 adalah standar token yang digunakan Binance Coin (BNB) untuk segala transaksi pada platform pertukaran aset kripto Binance. Standar token BEP2 diciptakan agar dapat berfungsi pada Binance CEX dan juga Binance DEX (decentralized exchange). Namun, fungsionalitas BEP2 berakhir di sini karena standar token ini tidak kompatibel dengan blockchain lain selain Binance.

BNB dalam format BEP2 hanya bisa digunakan sebagai biaya transaksi pada kedua pertukaran aset kripto Binance. Namun, BNB format ini bisa diubah ke dalam BEP20 dan bisa langsung digunakan dalam ekosistem Binance lainnya.

Binance Chain

Binance Chain adalah jaringan blockchain yang diluncurkan oleh Binance pada April 2019. Ia berfokus untuk memfasilitasi pertukaran aset yang cepat dan dapat menangani volume transaksi yang besar. Binance Chain juga menjadi fondasi Binance DEX yang khusus menangani transaksi pertukaran kripto yang terdesentralisasi. Selain itu, Binance Chain masih menggunakan algoritma proof-of-work, sama dengan Bitcoin.

Kapabilitas dan kapasitas dari Binance Chain terintegrasi dengan ekosistem Binance secara keseluruhan sehingga ia berinteraksi dengan BSC melalui token BNB. Namun, Binance Chain tidak memiliki kapabilitas smart contract untuk membangun ekosistem DApps seperti pada pada BSC.

Apa itu BEP20?

BEP20 adalah standar token Binance Coin (BNB) yang digunakan oleh blockchain Binance Smart Chain untuk berinteraksi dengan smart-contract. BNB versi BEP20 adalah token bawaan dari BSC yang mengikuti standar token Ethereum ERC-20 sehingga ia kompatibel dengan smart contract Ethereum yaitu EVM. Coin BEP20 didesain untuk interoperabilitas dan ia bisa diubah menjadi Coin BEP2 dan juga ERC-20 menggunakan bridge atau penghubung ke jaringan-jaringan blockchain lain.

BEP20 diciptakan agar ia bisa digunakan untuk segala kebutuhan transaksi pada berbagai aplikasi DApps pada BSC.

Binance Smart Chain

Binance Smart Chain diciptakan untuk memfasilitasi ekosistem smart-contract dan kompatibilitas dengan mesin EVM Ethereum. Maka dari itu, Blockchain baru ini membutuhkan standar token baru  dan menjadi alasan perbedaan BEP2 dan BEP20.
Beberapa kelebihan Binance Smart Chain. Sumber: Binance

Pembuatan Binance Smart Chain pertama kali diumumkan pada April 2020. Lima bulan setelahnya, yaitu pada September 2020, BSC akhirnya diluncurkan dan bisa digunakan. Binance membuat BSC sebagai respon terhadap popularitas Ethereum dan ekosistem DAppsnya. Sektor-sektor baru pada dunia kripto seperti DeFi, NFT, dan juga game-game kripto membuat Binance ingin menciptakan jaringan blokchain yang memiliki kapabilitas smart contract.

Lalu, karena Binance Chain memiliki kapabilitas yang terbatas dan tidak bisa mengoperasikan berbagai program kompleks, Binance Smart Chain akhirnya diciptakan. BSC menggunakan algoritma proof-of-staked-authority (PoSA) yang memungkinkan staking dan terbuatnya ekosistem DApps. Salah satu aplikasi paling populer pada BSC adalah Pancakeswap, sebuah DEX yang dimodifikasi dari program Uniswap.

Perbedaan BEP2 dan BEP20

Binance Chain dan Binance Smart Chain merupakan dua jaringan blockchain berbeda yang membentuk ekosistem Binance. Kedua blockchain ini memiliki standar token berbeda yaitu BEP2 dan BEP20.
Binance Chain vs. Binance Smart Chain. Sumber: Publish0x

Perbedaan BEP2 dan BEP20 terletak pada sisi operasional dan juga fungsionalitasnya. Salah satu perbedaan yang mendasar adalah BEP20 kompatibel dengan ERC-20, atau standar token yang dimiliki Ethereum. Sehingga memungkinkan dilakukannya transfer aset ke jaringan Ethereum. Berikut adalah penjelasan lebih lanjutnya.

FungsionalitasBEP2BEP20
Biaya transaksi dalam Binance CEX🚫
Biaya transaksi dalam Binance DEX🚫
Transfer aset kripto
Biaya transaksi pada DApps BSC🚫
Staking🚫
Kompatibel dengan ERC-20🚫
Transfer aset ke jaringan Ethereum🚫

Mengapa Binance menciptakan dua blockchain?

Binance menciptakan dua blockchain yang memiliki peran berbeda untuk melengkapi satu sama lain. Seperti yang dapat dilihat dari tabel di atas, token BNB dalam kedua blockchain tersebut memiliki fungsi yang berbeda dan tidak tumpang tindih. BSC sebagai blockchain baru juga menjalankan fungsi yang tidak bisa dilakukan oleh Binance Chain. Kedua blockchain ini juga memiliki interoperabilitas terhadap satu sama lain melalui bridge yang bisa mengubah standar token keduanya. Maka dari itu, perbedaan BEP2 dan BEP20 hanya terletak pada kedua standar token ini yang dibangun di atas dua jaringan berbeda.

Arsitektur blockchain ganda

Secara infrastruktur teknologi, Binance menciptakan dua blockchain berbeda untuk mengurangi beban komputasi yang terlalu besar pada satu blokchain. Hal ini terutama penting bagi Binance Chain yang selalu menangani volume besar dari pusat pertukaran kripto Binance. Pembuatan Binance Smart Chain yang berdiri sendiri dapat memastikan pengoperasian Binance Chain tidak terganggu. Selain itu, dalam insiden adanya server blockchain yang mati, jaringan yang lainnya tidak terpengaruh dan dapat terus berjalan.

Arsitektur blockchain ganda ini juga menjalankan algoritma verifikasi yang berbeda dalam masing-masing jaringan. Binance Chain menjalankan algoritma PoW tradisional sementara BSC memiliki algoritma PoSA dengan kapasitas menjalankan smart contract.

Referensi:

Penulis:Ari Budi Santosa

Beri nilai untuk artikel ini

Penilaian kamu akan membantu kami.

Apa yang kamu tidak suka?

Apakah ada saran untuk artikel ini?

Terima kasih untuk masukanmu!Tutup
Masukan gagal terkirim. Silakan coba lagi.Tutup

Bagikan