Pemula
Disertai Video

Mengenal 5 Prinsip Dasar Investasi

Update 29 Jul 2022 • Waktu Baca 7 Menit
Reading Time: 7 minutes

Topik investasi sudah mulai menjadi bahan obrolan umum, terutama di kalangan anak muda. Saran umum yang biasa dilontarkan adalah untuk memulai berinvestasi sedini mungkin. Namun, tidak jarang banyak anak muda yang langsung terjun ke dunia investasi tanpa terlebih dahulu mengetahui prinsip-prinsip dasarnya. Hal ini bisa menyebabkan kamu kehilangan uang yang sudah kamu kumpulkan. Maka dari itu, artikel ini akan menjelaskan beberapa prinsip dasar investasi yang perlu kamu ketahui sebelum menyelam ke dunia investasi.

Ringkasan Artikel

  • 🎓 Mempelajari prinsip dasar investasi dapat membantu menghindari kerugian pada saat awal berinvestasi dan menyesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi finansial setiap investor.
  • 🆕 Kesalahan yang paling sering dilakukan oleh banyak investor pemula adalah menggunakan uang kebutuhan sehari-hari untuk keperluan berinvestasi.
  • ⚠️ Manajemen risiko adalah bagian krusial dalam berinvestasi. Kamu perlu mengerti instrumen investasi mana yang memiliki resiko tinggi dan rendah lalu menyesuaikan dengan kondisi finansialmu.
  • 📈 Prinsip penting dalam berinvestasi pada aset kripto adalah memahami dinamika pasar, terutama untuk mengamankan keuntungan kita dan mencegahnya berubah jadi kerugian. Selain itu, kita perlu mempunyai pemahaman terhadap aset yang kita beli dan tidak terpengaruh oleh FOMO dan FUD.

Mengapa Kita Perlu Paham Prinsip Dasar Investasi?

Kebanyakan orang seringkali merasa kebingungan saat ingin mulai berinvestasi. Mulai dari mana? Berapa angka yang perlu diinvestasikan? Investasi pada aset apa? Beberapa pertanyaan ini adalah pertanyaan bagus tentang investasi secara umum. Lebih baik memulai berinvestasi dengan ragu-ragu daripada kita terjun buta tanpa mengetahui apa-apa.

Maka dari itu, kita harus memulai berinvestasi pada ilmu dan prinsip dasar yang dapat menjadi bekal menghindari kerugian. Beberapa prinsip investasi di bawah bukan hanya bermanfaat bagi investor baru tapi ia juga masih berlaku untuk investor berpengalaman. Terkadang mengingat kembali prinsip-prinsip dasar dapat membantu kita mengevaluasi strategi yang sudah dijalankan.

Berikut lima prinsip dasar berinvestasi yang perlu kamu perhatikan:

1. Tentukan Tujuan, Target, dan Prioritas Investasi

tujuan, target, dan prioritas investasi
Prioritas dan target investasi. Sumber: Mintos

Prinsip utama saat ingin berinvestasi adalah memiliki tujuan, target, dan prioritas investasi yang jelas. Ketiga hal ini akan membantumu menentukan aset investasi, nominal, dan frekuensi kamu berinvestasi.

Tujuan dan target investasi berkaitan dengan nominal yang menjadi target yang ingin kamu capai dan jangka waktu untuk mencapai tujuan tersebut. Ia berhubungan erat dengan apakah kamu berinvestasi untuk jangka panjang, menengah atau, pendek. Kamu bisa menentukan targetmu dengan kerangka SMART (specific, measurable, achievable, relevant, and time-based) yaitu Spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, relevan, dan memiliki jangka waktu.

Contohnya, apabila kamu memiliki target besar dan memilih waktu 7 tahun untuk mencapainya, kamu bisa menyebar investasimu ke dalam aset berisiko tinggi atau menengah yang memiliki potensi tinggi di masa depan (aset kripto, saham).

Di sisi lain, prioritas dalam investasi sangat berkaitan dengan kondisi finansialmu saat ini. Apabila kamu belum memiliki tabungan dana darurat dan simpanan dana terkait kebutuhan yang lebih mendesak, investasi otomatis menjadi prioritas rendah. Selalu prioritaskan dana untuk kebutuhan. Jika hal ini sudah selesai, kamu bisa berfokus untuk memprioritaskan membangun portofolio investasi.

2. Gunakan “Uang Dingin”

Kesalahan yang paling sering dilakukan oleh banyak investor pemula (bahkan berpengalaman) adalah menggunakan uang kebutuhan sehari-hari untuk keperluan berinvestasi. Hal ini biasanya dilakukan karena tergoda keuntungan besar dan instan. Hal ini terutama sering terjadi di industri aset kripto. Kamu bisa menemukan berbagai cerita menyedihkan di media sosial Twitter seperti seseorang menggunakan tabungan keluarga untuk investasi dan tiba-tiba kehilangan semuanya.

Pelajaran yang bisa kita ambil di sini adalah selalu gunakan “uang dingin” untuk berinvestasi. Istilah “uang dingin” adalah uang yang menganggur dan tidak kamu gunakan untuk kebutuhan harian. Prinsip ini dilakukan untuk mengurangi risiko efek domino dari mengalami kerugian dalam investasi.

💡 Saran ini mirip dengan petikan “Never invest money that you can’t afford to lose” yang sama-sama menekankan untuk tidak berinvestasi menggunakan uang yang kamu butuhkan.

3. Manajemen Risiko

fluktuasi harga
Fluktuasi harga aset. Sumber: Dylan Calluy di Unsplash

Kegiatan berinvestasi memiliki risiko yang bergantung kepada aset investasi yang kamu pilih. Berinvestasi pada sebuah bisnis, properti, reksadana, saham, dan kripto memiliki tingkat risikonya, kekurangan, kelebihannya masing-masing.

Mengelola risiko juga berkaitan erat dengan kondisi finansial-mu. Melakukan investasi pada aset dengan risiko tinggi bukan pilihan bagi semua orang. Setiap orang juga memiliki toleransi kerugian yang berbeda-beda. Oleh karena itu, memilih instrumen investasi yang tepat adalah bagian dari manajemen risiko.

Manajemen risiko membantu kamu untuk menyesuaikan investasi terhadap kondisi finansialmu. Investasi tidak harus seperti berjudi, kamu bisa memilih instrumen investasi risiko rendah agar kamu yakin dengan pilihanmu. Maka dari itu, kamu harus menentukan sendiri seberapa tinggi risiko yang bisa kamu toleransi? Berapa persentase kemungkinan kerugian yang berani kamu toleransi?

4. Kenali Profil Investor Dirimu Sendiri

Menurut Benjamin Graham, mentor dari investor terkenal Warren Buffett, setiap orang harus mengenali sisi investornya masing-masing. Secara umum, terdapat dua profil investor yaitu investor aktif dan pasif. Graham menyebut kedua profil ini sebagai “enterprising investors” dan “defensive investors.” Elemen penting yang membedakan antara keduanya adalah upaya dan waktu.

💡 Benjamin Graham percaya bahwa keuntungan bukan ditentukan oleh risiko dari aset yang kita beli, tetapi lewat usaha dan waktu yang kita curahkan.

Menjadi investor aktif atau enterprising investor berarti kita mau menyisihkan waktu untuk mempelajari jenis aset yang ingin dibeli secara detil dan memastikan kita mengerti tentang dinamika pasar, analisis fundamental, dan teknikal. Di sisi lain, investor pasif atau defensive investor tidak perlu mengeluarkan banyak waktu untuk meneliti dan bisa memilih instrumen investasi yang lebih stabil. Investor dari profil ini tidak akan mendapatkan keuntungan yang besar tapi angkanya stabil.

Ini memunculkan pertanyaan yang harus dijawab oleh setiap investor. Seberapa siap kamu mendedikasikan waktu dan usaha untuk investasimu? Jika kamu tidak bisa atau tidak mau melakukan penelitian sendiri, kamu lebih baik menjadi investor pasif dan memilih aset “stabil” seperti reksadana pasar uang, saham blue chip, surat obligasi, dan deposito. Sebaliknya, jika kamu mau mengeluarkan usaha, kamu bisa menjadi investor aktif yang meneliti saham atau aset kripto yang ingin kamu beli.

5. Diversifikasi

prinsip investasi diversifikasi
Diversifikasi ke beberapa “wadah” aset berbeda. Sumber: Warrior Trading

Diversifikasi adalah salah satu strategi manajemen risiko dalam berinvestasi. Ia juga salah satu prinsip dasar investasi paling penting yang digunakan oleh investor berpengalaman. Tujuan utama dari diversifikasi adalah mengurangi risiko kerugian jika salah satu aset investasimu memiliki performa buruk. Selain itu, diversifikasi juga dilakukan untuk meningkatkan kemungkinan keuntungan. Kalau kamu menyebarkan investasimu ke beberapa aset berbeda dan semuanya mengalami kenaikan, kamu akan mendapatkan keuntungan lebih banyak dibanding mengandalkan satu saja.

💡 Don’t put all your eggs in one basket adalah sebuah pepatah yang menyarankan agar jangan mempertaruhkan segalanya pada keberhasilan satu usaha atau aset.

Pada umumnya, diversifikasi bisa dibagi menjadi dua cara:

  • Menyebarkan dana antara beberapa aset dalam satu jenis instrumen investasi. Contoh: berinvestasi dalam SOL, ETH, BTC, NEAR, dan FTM di industri kripto.
  • Menyebarkan dana ke berbagai jenis instrumen investasi. Contoh: berinvestasi pada saham, aset kripto, dan reksadana.

Cara pertama dilakukan untuk mendapatkan keuntungan lebih tinggi dari investasimu dalam sebuah industri. Diversifikasi versi ini terutama dilakukan oleh investor berpengalaman yang sudah memiliki pemahaman merinci terhadap aset dan dinamika pasar aset tersebut. Kelemahan strategi ini adalah ia cukup berisiko tinggi, apalagi untuk investor pemula.

Di sisi lain, cara kedua adalah strategi ideal bagi investor pemula yang takut mengalami kerugian besar dan belum mau menjelajah lebih dalam ke dalam salah satu instrumen investasi. Dengan menyebarkan ke berbagai jenis instrumen investasi, risiko kamu akan kehilangan semua investasimu menjadi sangat kecil. Namun kekurangan cara diversifikasi ini adalah kemungkinan keuntungannya lebih kecil.

Strategi paling ideal adalah kamu melakukan kedua cara diversifikasi di atas. Ini dapat mengurangi risiko kerugian besar selagi meningkatkan kemungkinan keuntungan. Namun, tidak semua orang bisa melakukannya karena ia membutuhkan nominal investasi yang cukup besar dan pemahaman mendalam terhadap salah satu industri aset investasi. Maka dari itu, paling tidak lakukan salah satu dari kedua cara diversifikasi di atas.

Prinsip Khusus Berinvestasi dalam Aset Kripto

investasi crypto

1. Selalu Ambil Keuntungan!

Salah satu prinsip dasar investasi dalam aset kripto adalah mengambil keuntungan. Prinsip ini berguna terutama bagi investor jangka pendek atau menengah. Manfaatkan momentum pasar kripto yang sedang mengalami kenaikan dengan mengambil sejumlah keuntungan dari investasimu. Hal ini terutama sangat penting pada bull market. Jangan sampai kamu kehilangan semua aset kriptomu karena kamu menunggu harga lebih tinggi. Tentukan berapa persentase yang akan kamu ambil dari total keuntunganmu atau ambil semua modal awal yang sudah kamu investasikan.

Prinsip ini terutama sangat penting pada pasar aset kripto karena fluktuasinya yang bisa menghapus semua keuntunganmu dalam semalam!

Baca juga: 8 hal yang perlu kamu perhatikan sebelum investasi pada aset kripto

2. Awas FOMO dan FUD!

Prinsip penting lainnya dalam berinvestasi pada aset kripto adalah memperhatikan FOMO dan FUD. FOMO atau fear of missing out adalah ketakutan ketinggalan tren. Sementara itu, FUD (fear, uncertainty, and doubt) adalah istilah tiga taktik misinformasi agar investor tidak membeli suatu aset. FOMO dapat membuatmu membeli suatu aset kripto karena mengikuti tren yang ada tanpa meneliti dan membaca. Sebaliknya, FUD membuatmu ketakutan dan bingung karena adanya informasi negatif tentang sebuah aset.

Keduanya memiliki dampak negatif terhadap kamu sebagai investor. Trik terbaik untuk menghindari FUD dan FOMO adalah mengumpulkan informasi dari berbagai sumber agar kamu tetap netral dan objektif.

Baca juga: FOMO dan Psikologi Trading

Memulai Investasi Aset Kripto

Kamu dapat mulai berinvestasi di berbagai aset kripto pada aplikasi Pintu. Melalui Pintu, kamu bisa membeli aset kripto seperti BTC, ETH, dan yang lainnya dengan cara yang aman dan mudah.

Selain itu, aplikasi Pintu kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. Ayo download aplikasi cryptocurrency Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.

Kamu juga bisa belajar crypto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial.

Referensi

Penulis:Ari Budi Santosa

Beri nilai untuk artikel ini

Penilaian kamu akan membantu kami.

Apa yang kamu tidak suka?

Apakah ada saran untuk artikel ini?

Terima kasih untuk masukanmu!Tutup
Masukan gagal terkirim. Silakan coba lagi.Tutup

Bagikan