Seringkali ketika pasar memasuki periode bull market, investor merasa kebingungan kapan waktu yang tepat untuk masuk. Investor kerap terjebak menunggu harga turun untuk masuk atau ragu untuk masuk karena harga sudah menguat tajam. Dalam kondisi tersebut, Dollar Cost Averaging (DCA) bisa menjadi strategi yang dapat digunakan investor. Mau tahu bagaimana cara menerapkan strategi DCA ketika bull market? Simak selengkapnya di artikel berikut.
Dalam buku besar investasi, terdapat idiom yang menyebut bahwa time in the market beats market timing. Asumsi dari idiom ini adalah bahwa menebak waktu untuk masuk ke pasar merupakan hal yang sangat sulit, sehingga akan lebih efektif dan optimal bagi investor untuk berada di pasar lebih lama.
Cara terbaik dalam mengimplementasikan time in the market adalah dengan melakukan Dollar Cost Averaging (DCA). Lalu apa itu DCA? DCA adalah strategi investasi di mana investor membeli aset secara rutin pada interval waktu yang ditentukan seperti harian, mingguan, atau bulanan.
Tujuan dari menggunakan strategi DCA adalah investor dapat meminimalisasi dampak volatilitas harga aset crypto karena mereka membeli aset pada interval waktu yang berbeda.Ā Jadi, mereka berinvestasi pada harga beli rata-rata, tidak menginvestasikan asetnya satu kali pada satu harga.
Kamu bisa mempelajari lebih lanjut soal pengertian strategi DCA melalui artikel berikut.
Strategi DCA menjadi populer karena dianggap sebagai strategi terbaik untuk menerapkan konsep time in the market. Pembelian secara rutin akan menghasilkan harga rata-rata yang lebih optimal secara jangka panjang. Sementara jika mencoba market timing, selalu terdapat kemungkinan bahwa titik semula yang dianggap dip ternyata masih terus terkoreksi.
Selain itu, faktor lain yang membuat strategi DCA populer adalah prosesnya yang mudah. Walau mudah, ia tetap bisa memberikan potensi keuntungan yang optimal. Baik investor pemula maupun profesional cocok untuk menggunakan strategi ini. Sebagai contoh, MicroStrategy merupakan salah satu institusi besar yang tercatat rajin melakukan DCA Bitcoin.
MicroStrategy pertama kali membeli Bitcoin pada 11 Agustus 2020 sebesar 21,454 BTC senilai US$250 juta. Setelah itu, mereka rutin melakukan DCA di mana pembelian BTC terakhir sebanyak 3.000 BTC terjadi pada 15-25 Februari 2024. Kini, MicroStrategy dilaporkan mempunyai kepemilikan BTC sebanyak 193.000 BTC yang ditaksir bernilai US$ 11 miliar.
Kelebihan lain yang ditawarkan strategi DCA adalah investor akan lebih mudah menghadapi naik turunnya emosi akibat kenaikan atau penurunan harga yang drastis dalamĀ asetĀ crypto. Dengan berbagai kelebihan dan potensi keuntungan secara jangka panjang, tak mengherankan DCA menjadi salah satu strategi yang populer digunakan.
Jika melihat pergerakan historis, Bitcoin dan pasar crypto secara keseluruhan mempunyai siklus pergerakan harga. Dalam siklus tersebut, umumnya terdapat empat fase momentum pergerakan harga. Fase pertama (S1) adalah area akumulasi di mana harga crypto sedang bergerak sideways karena minim pemberitaan dan katalis. Namun, fase ini menawarkan peluang keuntungan terbesar.
Fase kedua (S2) adalah perubahan tren. Pada fase ini, setelah tren sideways berkepanjangan harga akan mulai naik akibat dorongan katalis positif. Fase ini merupakan momentum paling tepat untuk masuk dan melakukan trading.
Fase ketiga (S3) adalah volalititas yang tinggi. Umumnya, pemberitaan dan hype terkait sangat tinggi. Fase ini menawarkan peluang keuntungan yang cenderung terbatas. Fase keempat (S4) adalah crash. Tren berbalik arah dan koreksi besar terjadi.
Berikut ini adalah lima tips trading yang bisa kamu lakukan di saat bull market.
Tujuan utama dari strategi DCA adalah untuk mendapatkan harga rata-rata serendah mungkin. Dengan demikian, masuk sedini mungkin adalah langkah paling awal yang harus dilakukan ketika menggunakan strategi DCA.
Fase terbaik untuk melakukan DCA adalah ketika pasar masih berada di fase S1 atau S2 awal. Jika rutin melakukan DCA pada fase ini, ketika pasar memasuki fase akhir S3, potensi keuntungan yang didapat akan sangat besar. Cara termudah mengidentifikasi fase S1 adalah ketika pasar crypto berada di fase bear market.
Sebagai contoh, BTC yang bergerak di kisaran $15.000-$25.000 sepanjang 2022 merupakan fase S1. Sementara memasuki 2023, BTC mulai mengalami uptrend dan sudah memasuki fase S2.
Seperti yang kita tahu, tren positif tidak akan berlangsung terus menurus. Ada saatnya harga akan mengalami koreksi untuk mengatur ulang kembali trennya ke depan. Fase ini seringkali disebut sebagai bullish chop untuk menggambarkan fase koreksi setelah kenaikan harga yang signifikan.
Setelah mengalami bullish chop, harga aset akan bergerak sideways untuk beberapa saat. Fase ini merupakan periode yang baik untuk melakukan DCA secara intens, misalnya secara harian. Dengan membeli ketika harga terkoreksi, kamu bisa semakin menurunkan harga rata-rata pembelian.
DCA pada fase bullish chop merupakan metode yang tepat untuk mengambil posisi ketika kamu melewatkan fase uptrend awal atau menambah posisi untuk meningkatkan potensi keuntungan pada fase uptrend yang akan datang.
Ketika sudah memasuki bull market, kita seringkali lupa atau enggan untuk melakukan take profit. Keuntungan di atas kertas tidak ada artinya apabila kita tidak merealisasikan keuntungan tersebut. Oleh sebab itu, pastikan untuk rutin melakukan take profit ketika harga sudah menguat tajam.
Dalam melakukan take profit, setiap investor punya metodenya masing-masing. Ada yang melakukan take profit ketika keuntungan sudah mencapai 50%, 75%, 100%, dan seterusnya. Ada juga yang melakukan take profit dengan mengambil seluruh modal pembelian, lalu membiarkan sisa profitnya untuk kemudian dijual ketika harga cryptonya atau periode bull market sudah mencapai puncaknya.
Salah satu indikator yang bisa digunkan untuk mengukur puncak bull market adalah jumlah download aplikasi exchange crypto. Aplikasi Coinbase umumnya dijadikan patokan para trader. Kenaikan jumlah download Coinbase memperlihatkan kenaikan minat dari para investor ritel.
Bahkan, dalam beberapa kesempatan harga BTC mencapai ATH bersamaan dengan aplikasi Coinbase menempati peringkat pertama di App Store atau Google Play Store. Hal tersebut terjadi pada 8 Desember 2017 ketika harga BTC mencapai $17.000, 11 Mei 2021 ketika harga BTC mencapai $58.000, dan 28 Oktober 2021 ketika harga BTC mencapai 62.000. Setelahnya, BTC justru mengalami koreksi dan memulai fase bearish.
Lalu bagaimana dengan kondisi saat ini? Ketika artikel ini ditulis, BTC telah mencatatkan ATH baru di $72.950. Secara bersamaan, tren jumlah download aplikasi Coinbase juga mengalami kenaikan. Pada 15 Januari 2024 ia menempati peringkat 500 dari seluruh aplikasi. Sementara pada 12 Maret 2024 ia sudah menempati peringkat 128.
https://x.com/COINAppRankBot/status/1747106401766256940?s=20
https://x.com/COINAppRankBot/status/1767747412376924531?s=20
Jika berkaca dari peringkat aplikasi Coinbase di atas, terlihat bahwa investor ritel belum berbondong-bondong masuk ke pasar crypto. Menandakan bull market masih belum mencapai puncaknya.
Pintu menghadirkan fitur Auto DCA atau Nabung Rutin yang dapat kamu gunakan untuk mempermudah dan meningkatkan pengalaman investasimu. Dengan fitur Auto DCA kamu bisa membeli asetĀ cryptoĀ secara otomatis dengan jumlah dana yang tetap pada interval waktu yang ditentukan.
Kamu dapat mengatur jadwal rutin untuk berinvestasi dengan opsi interval harian, mingguan, atau bulanan. Dengan demikian, kamu akan secara otomatis memperoleh asetĀ cryptoĀ pada tanggal dan waktu yang telah kamu tentukan sebelumnya.
Berikut cara menggunakan fitur Auto DCA:
Fitur Auto DCA Pintu juga dilengkapi dengan DCA SimulationĀ untuk melihat bagaimana DCA akan berfungsi dalam skenario tertentu tanpa benar-benar melakukan investasi nyata. Fitur ini memungkinkan kamu untuk menguji strategi DCA kamu dan melihat hasil potensialnya sebelum kamu mulai menginvestasikan dana sungguhan.
Dengan Pintu, investasiĀ cryptoĀ kamu menjadi lebih terencana, otomatis, dan sesuai dengan preferensi kamu.
Selain Auto DCA, Pintu juga memiliki fitur Limit Order. Pelajari cara menggunakannya di sini.
DCA bisa menjadi salah satu strategi yang bisa digunakan oleh para investor crypto, bahkan dalam kondisi bull market. Tak hanya investor ritel, beberapa investor institusi besar seperti MicroStrategy juga menerapkan strategi DCA dalam menjalankan investasi crypto.
DCA akan jauh lebih baik dilakukan ketika harga aset mengalami koreksi dalam untuk hasil jangka panjang yang lebih optimal. Dengan demikian harga rata-rata pembelian bisa semakin rendah. Pintu mempunyai fitur Auto DCA atau Nabung Rutin yang dapat mempermudah pengalaman investor menjalankan strategi DCA secara konsisten.
Tertarik berinvestasi pada asetĀ crypto?Ā Tenang saja, kamu bisa membeli berbagaiĀ asetĀ cryptoĀ seperti BTC, ETH, SOL, dan yang lainnya tanpa harus khawatir adanya penipuan melalui Pintu. Selain itu, semua asetĀ cryptoĀ yang ada di Pintu sudah melewati proses penilaian yang ketat dan mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Aplikasi Pintu juga kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer sepertiĀ MetamaskĀ untuk memudahkan transaksimu. AyoĀ downloadĀ aplikasiĀ Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.
Selain melakukan transaksi, di aplikasi Pintu, kamu juga bisa belajarĀ cryptoĀ lebih lanjut melalui berbagai artikelĀ Pintu AcademyĀ yang diperbarui setiap minggunya!Ā Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial.
Bagikan