Perpetual trading menawarkan kesempatan bagi pengguna untuk mendapatkan keuntungan yang besar baik ketika harga sedang naik atau turun. Namun, nyatanya perpetual trading bukanlah hal yang mudah dilakukan. Apalagi bagi para trader pemula. Dengan mengetahui tips dan beberapa kesalahan yang kerap dilakukan, kamu bisa menjalankan perpetual trading lebih optimal. Terlebih ada tiga strategi perpetual trading yang layak kamu coba! Yuk cari tahu informasi selengkapnya di artikel berikut.
Perpetual futures adalah jenis derivatif yang memungkinkan trader untuk berspekulasi terhadap pergerakan harga suatu aset dasar, dalam hal ini crypto, tanpa batas waktu atau tanggal kedaluwarsa.
Berbeda dengan pasar spot yang hanya memungkinkan trader mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga, pasar perpetual memungkinkan trader untuk tetap mendapat keuntungan meski harga asetnya turun.
Dengan kata lain, perpetual trading menawarkan potensi keuntungan ketika pasar sedang bullish atau bearish. Jika trader meyakini harga aset akan naik di masa depan, ia bisa membuka posisi long. Sementara jika ia meyakini harga aset akan turun di masa depan, ia bisa membuka posisi short.
Keunggulan lain dari perpetual trading adalah adanya fitur leverage yang bisa mendongkrak potensi keuntungan yang didapat trader. Dengan leverage, daya beli trader akan jauh lebih besar dari yang ada di wallet mereka. Namun di satu sisi, leverage juga memiliki risiko tinggi berupa likuidasi.
Pelajari lebih lanjut soal perpetual trading dan cara kerjanya melalui artikel berikut.
Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa diterapkan ketika menjajal perpetual trading:
Sama halnya dengan trading di pasar spot, perpetual trading juga mengharuskan kamu untuk memiliki rencana trading yang jelas. Rencana trading tersebut tidak hanya berfokus pada tujuan keuntungan, namun juga bagaimana strategi keluar dari pasar ketika pergerakan harga tidak berjalan sesuai harapan.
Dalam membuat rencana trading, hindari pengembalin keputusan berdasarkan emosi. Maksudnya adalah jangan sampai emosi seperti takut atau tamak membuatmu menahan posisi merugi terlalu lama atau mengambil keuntungan terlalu cepat. Tentukan berbagai parimeter dan target harga berdasarkan analisis sebelum membuka posisi.
Permasalahan lainnya dalam membuat rencana trading adalah trader tidak memiliki komitmen yang kuat untuk mengeksekusi rencana tradingnya. Banyak trader yang menggunakan “mental stops”, menentukan target harga di dalam benak mereka untuk menutup posisinya. Namun, pada praktiknya, “mental stops” kerap diabaikan sehingga bisa berujung pada kerugian lebih besar.
Dalam menyusun rencana trading, pastikan untuk menyiapkan alat manajemen risiko seperti bracket orders untuk mengoptimalkan hasil trading. Bracket order pada dasarnya terdiri dari stop loss dan take profit order.
Misalnya, kamu membeli ETH dengan harga $2.500. Dengan bracket order, kamu bisa menentukan stop loss di $2.250 dan take profit order di $3.000. Alhasil, kamu bisa membatasi kerugian sebesar $250 dengan target keuntungan $500.
Jika kamu baru pertama kali memulai perpetual trading, jangan langsung tancap gas. Jangan sampai kamu langsung membuka banyak posisi ketika baru memulai. Kesalahan lain yang kerap dilakukan adalah langsung menggunakan seluruh modal untuk membuka satu posisi atau lebih. Mulailah dengan modal yang tidak terlalu besar dan tingkat leverage yang rendah terlebih dahulu.
Kekalahan dalam trading adalah hal yang tak bisa dihindari. Oleh sebab itu, jangan sampai membuka terlalu banyak posisi atau modal yang terlalu besar. Jika menggunakan modal besar, satu atau dua hasil yang buruk bisa berujung pada hilangnya seluruh modal yang kamu punya. Posisi yang terlalu banyak juga akan menuntut lebih banyak pengawasan dan tekanan.
Lebih baik mulai trading secara perlahan. Sembari memulai, pelajari terlebih dahulu mekanisme dan dinamika yang ada pada perpetual trading. Selain itu, coba beragam strategi dan metode sampai kamu menemukan yang hasilnya paling optimal. Barulah setelah itu pertimbangkan untuk meningkatkan modal dan leverage yang digunakan.
Secara umum, trader akan lebih semangat melakukan trading ketika pasar sedang bullish. Begitu pasar berbalik arah, ia akan cenderung menjauh dari pasar sampai keadaan membaik. Namun perlu diingat bahwa pasar perpetual juga memberikan peluang untuk tetap mendapatkan keuntungan ketika pasar sedang bearish sekalipun.
Jadi, jika seorang trader tidak berpikir secara dua arah, ia akan melewatkan peluang untuk mendapatkan keuntungan dengan membuka posisi short. Tak hanya membaca peluang, trader juga harus memiliki kemampuan analisis yang mumpuni untuk membaca tren koreksi. Namun, perlu diketahui shorting punya risiko besar seiring secara teori tidak ada batasan kenaikan harga.
Dalam perpetual trading, terdapat fitur bernama margin calls. Jika trader mendapatkan margin call, maka kemungkinan ia telah menahan posisi merugi terlalu lama. Bisa dibilang margin calls layaknya pengingat bahwa posisi yang dibuka sudah tidak lagi berjalan sesuai rencana.
Untuk mengatasi masalah ini, trader bisa menambah lagi margin mereka untuk menurunkan tingkat margin usage mereka. Tapi, langkah ini sebenarnya bukanlah langkah yang ideal. Tidak menutup kemungkinan pasca menambah margin, tren belum akan berbalik arah. Pada skenario terburuk, tren berlanjut dan trader akan terkena margin call lagi.
Jadi, alih-alih menambah margin, ada baiknya trader menutup posisi yang merugi untuk menurunkan margin usage mereka. Kemudian, dana yang tadinya hendak digunakan untuk menambah margin, bisa digunakan untuk mencari peluang trading berikutnya.
Trading ketika pasar sideways memberikan tantangannya sendiri. Pelajari lima tips berikut untuk dapatkan hasil yang maksimal.
Berikut ini adalah beberapa strategi yang umum digunakan dalam perpetual trading:
Strategi berikutnya adalah trend following atau mengikuti tren, sebuah strategi paling umum dalam dunia trading. Ide di balik strategi ini adalah mengidentifikasi tren pergerakan harga saat ini, dan kemudian mengikuti potensi tren pergerakan harga.
Indikator teknikal yang paling berguna dalam mengidentifikasi tren adalah moving average dan relative strength index. Menggunakan indikator tersebut, trader kemudian mencari titik support dan resistance kuat sebuah aset. Pastikan titik tersebut menjadi area di mana harga mengalami perubahan tren.
Jika hasil analisis memperlihatkan harga akan berada dalam uptrend, maka trader bisa langsung membuka posisi long. Sementara jika harga memperlihatkan akan mengalami penurunan, maka trader membuka posisi short.
Indikator lain yang bisa memberikan sinyal pergerakan tren adalah sentimen/berita yang berkaitan dengan aset tersebut. Jika terdapat berita/sentimen positif, harga akan bisa langsung melonjak naik, memberikan kesempatan untuk membuka posisi long. Begitupun yang sebaliknya.
Mengingat pasar bisa berbalik arah sewaktu-waktu, trader direkomendasikan untuk menggunakan order stop-loss. Order ini dapat membuat trader terhindar dari kerugian besar jika tren harga berbalik arah.
Pergerakan pullback seringkali dijadikan sebagai strategi untuk mencari titik masuk dalam perpetual trading. Pullback sering terjadi ketika trader mulai melakukan taking profit, yang mengakibatkan harga futures bergerak berlawanan dari tren breakout semula.
Namun, kondisi ini justru menjadi kesempatan masuk bagi para trader yang kelewatan pada pergerakan awal. Mereka bisa menunggu harga mengalami pullback untuk masuk pada harga yang lebih menguntungkan. Masuknya para trader baru pada saat pullback bisa mendorong harga melanjutkan trennya kembali.
Pada pasar yang sedang uptrend, pullback terjadi ketika harga menembus di atas resistance namun kemudian turun kembali untuk menguji level resistance tersebut. Jika harga tidak melewati level resistance, maka level tersebut berganti menjadi level support. Ketika sudah terkonfirmasi, trader bisa membuka posisi long dan mengekspektasikan harga lanjut menguat.
Sementara pada downtrend, pullback terjadi saat harga turun melewati titik support namun kemudian rebound dan menguji level support tadi. Saat terjadi pullback dan aset tersebut gagal melewati level support, maka level tersebut berganti menjadi level resistance. Titik tersebut bisa dimanfaatkan sebagai titik masuk posisi short karena harga diekspektasikan akan lanjut turun.
Strategi berikutnya adalah dengan memanfaatkan terjadinya breakout sebagai titik masuk. Breakout terjadi ketika harga aset berhasil keluar dari rentang trading yang telah terbentuk. Tujuan strategi ini adalah untuk memanfaatkan volatilitas pasar ketika harga berhasil breakout dari level support atau resistance, trendlines, dan indikator teknikal lainnya.
Untuk mendapatkan sinyal yang lebih akurat, terjadinya breakout harus diiringi dengan kenaikan volume perdagangan. Salah satu indikator teknikal yang bisa digunakan untuk memprediksi batas breakout adalah fibonacci retracement.
Garis fibonacci 0,5 pada chart SOL/IDR di atas merupakan level krusial. Semula harga SOL gagal menembus level tersebut sehingga menjadikannya sebagai level resistance kuat. Pada gerakan berikutnya, level tersebut berhasil ditembus sehingga terjadi breakout. Trader kemudian bisa langsung segera membuka posisi long pada area garis fibonacci 0,5.
Pasca terjadinya breakout, pasar akan mengalami volatilitas yang hebat. Hal ini dikarenakan banyaknya pending order yang langsung tereksekusi. Trader bisa memanfaatkan situasi dari kenaikan volatilitas tersebut dengan mengambil posisi yang searah dengan breakout.
Umumnya, trader akan membuka posisi short ketika harga menembus ke bawah level support dan membuka posisi long ketika harga menembus ke atas level resistance.
Pelajari cara menggunakan fibonacci retracement dalam trading melalui artikel berikut.
Berikut ini adalah beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan oleh para trader, khususnya pemula, ketika melakukan perpetual trading. Dengan mengetahui kesalahan ini diharapkan bisa membantu para pemula untuk melakukan trading secara lebih bijak.
Perpetual trading menawarkan peluang bagi trader untuk mendapatkan keuntungan baik ketika pasar sedang bullish atau bearish. Tak hanya itu, adanya leverage juga membuat trader bisa memberikan potensi keuntungan yang lebih besar. Namun, semua hal tersebut juga diiringi dengan risiko yang tidak main-main. Salah strategi, akun trader akan terlikuidasi dan seluruh modal akan lenyap.
Ada tiga strategi yang bisa digunakan untuk memperbesar potensi kemenangan di perpetual trading, yakni strategi pullback, breakout, dan trend following. Sementara untuk memastikan trader tidak terjerumus di perpetual trading, ada empat tips yang bisa diterapkan. Sebaiknya trader membuat rencana trading yang jelas, tidak terburu-buru, selalu berpikir dua arah, dan peka terhadap margin calls.
Tertarik berinvestasi pada aset crypto? Tenang saja, kamu bisa membeli berbagai aset crypto seperti BTC, ETH, SOL, dan yang lainnya tanpa harus khawatir adanya penipuan melalui Pintu. Selain itu, semua aset crypto yang ada di Pintu sudah melewati proses penilaian yang ketat dan mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Aplikasi Pintu juga kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. Ayo download aplikasi Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.
Selain melakukan transaksi, di aplikasi Pintu, kamu juga bisa belajar crypto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial
Bagikan