Melakukan trading ketika pasar sedang bullish adalah hal yang mudah karena mayoritas harga altcoin akan naik. Sementara ketika pasar sedang bearish, pelaku pasar akan cenderung berhenti melakukan trading karena situasi yang kurang mendukung. Namun, bagaimana ketika pasar sedang sideways? Alih-alih trading, yang kerap terjadi justru overtrading. Mengapa overtrading bisa terjadi? Apa yang sebaiknya dilakukan ketika pasar sedang sideways? Cari tahu jawaban lengkapnya melalui artikel berikut.
Tahun 2024 menghadirkan dinamika pasar yang sangat dinamis. Pada kuartal I-2024, pasar berada dalam zona hijau dan terlihat sangat bullish. BTC berhasil mencatatkan all time high , berbagai altcoin mengalami kenaikan hingga ratusan persen.
Namun, memasuki kuartal II-2024, kondisi mulai berubah. BTC mulai kehabisan tenaga dan harganya cenderung sideways. Di saat bersamaan, altcoin malah berguguran. Tak sedikit altcoin yang mengalami koreksi lebih dari 60% dari level tertingginya. Pasca koreksi, harga altcoin tersebut kemudian bergerak di rentang terbatas.
Memasuki kuartal III-2024, kondisi dinilai masih belum akan berubah signifikan. Banyak yang meyakini pasar masih akan berada di situasi ‘choppy’. Pada kondisi pasar yang choppy seperti saat ini, melakukan trading menjadi hal yang lebih sulit seiring minimnya pergerakan yang signifikan.
Pasar yang choppy merupakan situasi di mana pembeli dan penjual berada di posisi yang seimbang, atau dengan kata lain tarik-ulur tanpa ada pemenangnya. Harga aset kemudian menjadi bergerak naik dan turun-lambat atau cepat dan dalam pergerakan besar atau kecil-tetapi harga tidak bergerak lebih tinggi atau rendah secara keseluruhan.
Berikut ini adalah lima tips yang bisa kamu terapkan untuk memaksimalkan hasil trading ketika pasar sedang sideways.
Dalam kondisi pasar yang sideways, overtrading menjadi musuh utama yang bisa mengacaukan portofoliomu. Penyebab overtrading bisa datang dari keuntungan maupun kerugian.
Pada kasus keuntungan, overtrading terjadi ketika trader terlalu percaya diri setelah meraih satu atau beberapa kemenangan. Merasa di atas angin, ia mulai melakukan lebih banyak transaksi tanpa pertimbangan yang matang atau mengikuti trading plan yang dibuat. Tidak menutup kemungkinan trading berikutnya justru gagal dan menghilangkan profit yang telah didapat.
Pada kasus kerugian, overtrading seringkali terjadi sebagai bentuk balas dendam atau upaya “memperbaiki” keadaan. Setelah merugi, alih-alih berhenti untuk menyusun ulang strategi, trader justru membuka posisi dengan harapan mengganti kerugian. Dalam situasi tersebut, seringkali emosi lebih mendominasi sehingga tindakannya menjadi lebih berisiko dan kurang terukur.
Dalam praktiknya, menghindari overtrading bisa menjadi hal yang sulit. Berikut ini adalah hal yang bisa dilakukan untuk mencegah overtrading:
Setelah mengalami beberapa kali trading yang merugi ataupun menguntungkan, ada baiknya untuk berhenti sejenak. Manfaatkan untuk mengatur ulang rencana trading. Jika terus merugi, atur ulang parameter dan strategi trading yang digunakan. Jika sudah menang banyak, evaluasi hasil yang didapat apakah akan digunakan kembali untuk trading atau untuk kebutuhan lainnya.
Selain itu, dengan berhenti melakukan trading diharapkan bisa menurunkan emosi, baik itu greed karena untung **atau revenge karena merugi. Seperti yang kita tahu, ketika pengambilan keputusan hanya mengikuti emosi, besar kemungkinan hasilnya tidak akan optimal.
Mempersiapkan rencana trading yang matang tidak akan ada artinya jika tidak diikuti dengan kedisiplinan mengatur risiko kerugian. Pastikan setiap transaksi memiliki target harga cutloss sesuai dengan batas toleransi. Jangan lupa untuk disiplin cutloss jika kerugian mencapai batas.
Selain itu, pastikan jumlah maksimal dana yang akan digunakan untuk trading berikutnya. Hal tersebut bertujuan untuk membatasi diri agar tidak membuka posisi lebih banyak dari dana yang sudah disiapkan.
Melihat grafik atau chart secara terus-menerus bisa menimbulkan stress. Ketika candle bergerak tidak sesuai yang diharapkan, muncul kekhawatiran yang pada akhirnya bisa mengacaukan rencana trading dan berujung menjadi overtrading. Ada baiknya untuk memerhatikan chart seperlunya saja, misalnya ketika membuat analisis ataupun harga berada di dekat target harga.
Tak bisa dipungkiri, berinvestasi secara jangka panjang bisa mencegah trader masuk ke dalam jebakan overtrading. Dengan time horizon yang lebih panjang, volatilitas harga yang terjadi saat ini bisa menjadi sebuah hal yang tidak mengkhawatirkan.
Jika kondisi pasar sudah berbalik bullish, lima tips berikut akan membuat tradingmu semakin optimal.
Ketika pasar sedang sideways, metode yang bisa digunakan untuk mencegah overtrading adalah range trading menggunakan limit order. Idenya adalah menggunakan limit order beli pada area support dan limit order jual pada area resistance.
Seiring pasar sedang sideways, harga sebuah aset diyakini akan bergerak bolak-balik pada area tersebut. Jadi, walaupun mungkin presentase keuntungan yang didapat terbilang kecil, trader bisa mendapatkan keuntungan secara berulang kali.
Dengan konsisten melakukan jual dan beli pada target harga yang sudah ditentukan, transaksi akan menjadi lebih disiplin dan mencegah terjadinya overtrading.
Mau tahu cara melakukan range trading beserta strategi yang bisa digunakan untuk hasil yang lebih maksimal? Baca selengkapnya di sini.
Jika tidak ingin trading, membuat daftar watchlist altcoin adalah hal yang paling tepat dilakukan ketika pasar sedang sideways. Momen pasar sideways bisa memperlihatkan sejauh mana kinerja sebuah protokol ketika permintaan terhadap tokennya sedang terbatas. Hal tersebut bisa dijadikan sebagai tolak ukur untuk menilai kualitas proyek beserta potensi tokennya.
Dalam membuat watchlist altcoin, terdapat beberapa hal yang bisa dijadikan acuan. Salah satunya adalah berdasarkan narasi yang berpotensi menjadi narasi utama ketika pasar sudah kembali bullish. Pada siklus kali ini misalnya, banyak yang meyakini sektor Artificial Inteligence (AI) dan Real World Asset (RWA) menjadi narasi utama.
Selain itu, pemilihan altcoin juga bisa berdasarkan altcoin yang menjadi market leader pada sektornya. Pemilihan juga bisa berdasarkan altcoin baru yang menyimpan banyak potensi menyaingi protokol yang sudah ada.
Mengapa penting memantau altcoin? Altcoin yang sedang konsolidasi punya peluang besar mengalami break out ketika bull run berlangsung. Dengan menyiapkan watchlist, pemantauan bisa menjadi lebih mudah dan terfokus. Hal tersebut bisa mempermudah ketika harus memasang posisi ketika break out terjadi.
Bingung mau memilih altcoin generasi lama atau baru? Cari tahu strategi pemilihannya di sini.
Setelah membuat watchlist altcoin, langkah berikutnya adalah menentukan price alert untuk setiap altcoin tersebut. Jadi, ketika notifikasi dari price alert muncul, trader bisa langsung memantau chart dan melakukan analisis teknikal lebih lanjut. Berangkat dari hal tersebut, mereka bisa mengetahui apakah waktunya untuk memasang posisi atau tidak.
Dalam menentukan price alert, setiap trader mungkin mempunyai indikator yang berbeda-beda, sesuai dengan preferensi masing-masing. Pada tulisan kali ini, kita bisa menggunakan indikator fibonacci retracement pada SOL sebagai contoh.
Saat ini, harga SOL tengah bergerak di bawah level 61,80%. Dalam indikator fibonacci, retracement level 50% dianggap sebagai level support atau resistance kuat. Dalam kasus SOL, level 50% atau $154,28 menjadi level resistance kuat. Jika SOL mampu melewati tersebut, besar kemungkinan harganya akan lanjut terus menguat, menjadikannya titik masuk yang ideal ketika terjadi break out.
Dengan demikian, trader bisa memasang price alert di area $153. Jadi, ketika harga sudah mencapai level tersebut, trader bisa memantau pergerakan SOL untuk mengetahui apakah ia break out atau gagal menembus dan kembali terkoreksi.
Cari tahu cara menggunakan indikator fibonacci dalam trading di artikel berikut.
Kondisi pasar belakangan ini mungkin membuat banyak orang pesimistis terhadap pergerakan BTC dan aset crypto secara keseluruhan. Bahkan, tak sedikit yang meyakini bahwa BTC telah mencapai titik top.
Namun, trader kenamaan Damskotrades membantah asumsi tersebut. Menurutnya, struktur pasar saat ini terlihat masih solid. Berdasarkan time frame mingguan BTC, saat ini strukturnya masih bullish seiring berisi higher highs dan higher lows. Dengan kata lain, walaupun terjadi koreksi, BTC belum akan mengalami tren bearish seperti yang dikhawatirkan.
Lebih lanjut, Damskotrades menyebutkan bahwa secara historis BTC juga selalu mengalami pergerkan chop yang diiringi dengan koreksi pada 50 hari pertama pasca halving. Lalu, BTC akan memulai fase kedua bull run setelah 50 hari dari halving. Puncaknya, BTC akan mencatatkan upside selama 300-500 hari setelah halving.
Trader crypto kenamaan, BobLoukas melihat kondisi sideways sebenarnya sudah diekspektasikan setelah harga BTC hampir naik 2x dari harga terendahnya di Januari 2024. Bahkan, ia meyakini kondisi choppy ini akan masih berlanjut, setidaknya sampai September 2024. Bob menyebut semakin panjang masa sideways maka akan menghasilkan pergerakan harga yang lebih sehat/kuat setelahnya.
Chart Glassnode di atas juga bisa dijadikan acuan untuk mengonfirmasi data historis dan analisis para trader tersebut. Setelah halving, harga BTC justru sideways diiringi koreksi. Namun, memasuki bulan ketiga pasca halving, harga BTC mulai merangkak naik dan memulai tren bull run-nya.
Pasar yang sideways adalah kondisi normal karena bisa menjadi kesempatan akumulasi sebelum menyambut bull run. Namun, bagi para trader, kondisi sideways memberikan tantangan tersendiri karena terbatasnya pergerakan harga. Tanpa strategi yang matang, trader justru bisa terjebak overtrading karena berupaya mengganti kerugian atau melipatgandakan keuntungan yang didapat ketika pasar sideways.
Ketika pasar sideways, penting untuk seorang trader tidak melakukan overtrading. Caranya adalah dengan mengatur rencana trading, manajemen risiko ketat, menghindari chart secara terus-menerus, dan fokus secara jangka panjang. Jika ingin tetap menghasilkan profit ketika pasar sideways, metode range trading jadi pilihan yang optimal. Sementara bagi trader yang wait and see, bisa membuat watchlist altcoin dan mengatur price alert.
Tertarik berinvestasi pada aset crypto? Tenang saja, kamu bisa membeli berbagai aset crypto seperti BTC, ETH, SOL, dan yang lainnya tanpa harus khawatir adanya penipuan melalui Pintu. Selain itu, semua aset crypto yang ada di Pintu sudah melewati proses penilaian yang ketat dan mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Aplikasi Pintu juga kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. Ayo download aplikasi Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.
Selain melakukan transaksi, di aplikasi Pintu, kamu juga bisa belajar crypto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial.
Bagikan