Web2 vs Web3: Perbedaan dan Masa Depannya

Update 19 May 2023 • Waktu Baca 7 Menit
Gambar Web2 vs Web3: Perbedaan dan Masa Depannya
Reading Time: 7 minutes

Dunia internet terus mengubah cara hidup masyarakat. Saat ini, dalam kehidupan sehari-hari kita hampir selalu terpapar dengan aktivitas di dunia Web2 seperti berselancar di media sosial, belanja online di e-commerce, dan menggunakan search engine seperti Google, Bing, dan lainnya. Namun sejak kemunculan crypto, teknologi blockchain, dan Internet of Things (IoT), kita telah memasuki era baru yang disebut dengan Web3. Lantas apa itu Web2 dan Web3? Apa perbedaan yang mendasar dari dua generasi internet tersebut? Simak selengkapnya dalam artikel ini.

Ringkasan Artikel

  • 👀 Web 2.0 memungkinkan konten dihasilkan oleh pengguna yang dapat dibagikan dan dilihat oleh jutaan orang di seluruh dunia seperti media sosial Facebook, Twitter, YouTube. Menurut laporan dari We Are Social dan Hootsuite, jumlah pengguna media sosial di seluruh dunia per Januari 2023 mencapai 4,76 miliar.
  • 🌐 Web 3.0 dikenal sebagai “Web Semantik,” bersifat desentralisasi yang membuat informasi yang tersebar lebih aman dan transparan, di mana seluruh konten dan wewenang ada dalam kendali penuh setiap individu yang mengaksesnya.
  • 🆕 Web 3.0 mampu mendisrupsi banyak sektor seperti finansial, seni, kesehatan, dan masih banyak lagi. Namun Web 3.0 masih memiliki banyak kekurangan yaitu kompleksitas penggunaan dikarenakan teknologinya yang masih baru.
  • 💸 Web2 dan Web3 punya potensi membentuk masa depan internet dengan caranya masing-masing dan menghasilkan dampak positif bagi kehidupan. Siapa pun yang mampu beradaptasi dan memanfaatkan kekuatan dari Web2 dan Web3 akan memiliki keuntungan yang signifikan dalam persaingan di dunia digital.

Apa itu Web 2.0?

Web 2.0 adalah generasi internet yang hadir sejak awal tahun 2000-an. Mengutip Investopedia, Web 2.0 adalah pergeseran paradigma dalam penggunaan internet, di mana selama dua dekade pertama di abad ke-21, halaman web yang monoton dalam Web 1.0 digantikan oleh interaktivitas, konektivitas sosial, dan konten yang dihasilkan oleh pengguna dalam Web 2.0. Web 2.0 memungkinkan penggunanya membuat konten sendiri dan membagikannya untuk dilihat oleh siapa pun di belahan dunia manapun.

Sederhananya, Web 2.0 telah merevolusi industri internet dan memudahkan siapa pun untuk mengumpulkan, menghasilkan, dan mendistribusikan konten dalam jumlah besar hanya dengan satu klik dan mendistribusikan ke jaringan global. Media sosial seperti Instagram, Twitter, Facebook, YouTube, blog, podcast, adalah beberapa contoh dari produk platform Web 2.0.

Teknologi dan aplikasi Web2 meliputi:

  • 🌐 Web browser: Web2 membawa perbaikan yang signifikan dalam web browser, yang memungkinkan adanya website yang lebih interaktif dan dinamis.
  • 📱 Media sosial: Platform Facebook, Twitter, dan LinkedIn, dan lainnya yang merevolusi cara berkomunikasi dan berbagi informasi secara online.
  • 🛒 E-commerce: Belanja secara daring pun merupakan teknologi dari Web2 dan melahirkan pertumbuhan platform e-commerce dan marketplace seperti Amazon, eBay, Tokopedia, Blibli, Shopee dan lainnya yang mempertemukan penjual dan konsumen dalam melakukan aktivitas jual beli secara online.
  • 📲 Aplikasi berbasis web: Web2 juga melahirkan berbagai aplikasi web yang inovatif, seperti aplikasi edit foto, video streaming, blog, dan banyak lagi, yang memperkaya pengalaman pengguna dalam menjelajahi dunia digital.

Web2 mengubah cara kita berinteraksi dengan internet dan membuka peluang baru mulai dari bidang komunikasi hingga perdagangan. Web2 adalah sebuah era di mana pengguna memiliki peran aktif untuk menciptakan dan sharing konten, serta berpartisipasi dalam komunitas online yang luas bahkan dalam skala global. Namun saat ini kita tengah memasuki fase baru pengembangan dari dunia Web2 yaitu Web 3.0.

Apa itu Web 3.0?

Web 3.0 atau Web3 adalah fase berikutnya dalam evolusi web atau internet yang memiliki potensi menggeser paradigma Web 2.0 yang bersifat terpusat. Web 3 sendiri dibangun dengan konsep dengan kata kunci desentralisasi, keterbukaan, dan kegunaan pengguna yang lebih besar.

Web3 juga dikenal sebagai “Web Semantik” sebuah generasi berikutnya dari internet yang terus dalam pengembangan. Salah satu fitur utama dari Web3 adalah kemampuan untuk terhubung dan bertukar data dengan perangkat dan sistem lain secara terdesentralisasi. Beda dengan web2 yang bergantung pada server dan sistem terpusat untuk menyimpan dan memproses data, web3 menggunakan teknologi buku besar terdistribusi seperti blockchain untuk bisa menyimpan dan memroses data secara terdesentralisasi. Hal ini tentu memberikan nilai lebih seperti keamanan, transparansi, dan interoperabilitas yang lebih besar.

Teknologi dan aplikasi Web3 meliputi:

  • Blockchain: Web3 menggunakan teknologi blockchain untuk menyimpan dan memroses data secara terdesentralisasi. Teknologi blockchain merevolusi cara dalam melakukan transaksi dan pertukaran nilai secara online.
  • Aplikasi Terdesentralisasi (dApps): Di dunia Web3 memungkinkan pengembangan aplikasi terdesentralisasi (dApps) yang dibangun di atas teknologi blockchain dan beroperasi secara terdesentralisasi. Seluruh kendali tidak terpusat seperti halnya Web2.
  • Internet of Things (IoT): Web3 berpotensi menintegrasi komunikasi yang lancar antara perangkat dengan sistem IoT, sehingga memungkinkan otomatisasi dan efisiensi yang lebih besar.

Dampak potensial dari web3 pada internet dan masyarakat sangat signifikan. Web3 berpotensi mengubah cara masyarakat dalam melakukan transaksi dan pertukaran nilai secara online, serta cara menyimpan dan juga memroses data. Web3 juga memungkinkan adanya integrasi dan komunikasi ke perangkat dan sistem IoT, yang dapat mengarah pada otomatisasi dan efisiensi yang lebih besar dalam berbagai industri.

Baca juga: Apa Itu Web3? dan Apa Kelebihannya?

Perbedaan Web2 & Web3

Setelah mengetahui secara dasar definisi dan Web2 dan Web3, kita perlu eksplorasi lebih jauh dan membandingkan keduanya agar bisa memahami perbedaan yang paling utama dari Web2 dan juga Web3. Berikut adalah beberapa hal yang membedakan Web2 dan Web3.

Web2Web3
AdopsiAdopsi yang luasAdopsi masih terbatas
Kemudahan PenggunaanMudah digunakanLebih kompleks
KematanganLebih matang dan stabilBaru masuk tahap awal
KeamananSangat rentanAman
TransparansiKurang transparanTransparan
InteroperabilitasTerisolasiDioperasikan secara bebas
InovasiTerbatasBerpotensi inovasi berkembang
Adopsi MassalAdopsi massalBerpotensi adopsi massal
VolatilitasStabilVolatil

Selain perbedaan yang disebutkan di atas, perbedaan lainnya yang paling terlihat antara Web2 dan Web3 adalah pendekatan dalam menyimpan dan mengolah sebuah data. Web2 sendiri bergantung pada server dan sistem terpusat untuk menyimpan dan mengolah data, sedangkan Web3 menggunakan teknologi ledger terdistribusi seperti blockchain untuk menyimpan dan mengolah data secara terdesentralisasi. Perbedaan ini memiliki banyak implikasi dari segi keamanan, transparansi, dan interoperabilitas data.

Perbedaan lainnya antara Web2 dan Web3 adalah tingkat kontrol dan kepemilikan yang dimiliki pengguna atas data mereka. Di Web2, data pengguna mayoritas dikontrol dan dimiliki oleh sebuah entitas terpusat seperti platform media sosial atau mesin pencari. Sedangkan di Web3, pengguna memiliki kontrol dan kepemilikan penuh atas data mereka. Hal tersebut dimungkinkan karena seluruh data disimpan di blockchain dan dapat diakses serta dikelola oleh pengguna secara langsung tanpa perlu izin atau persetujuan suatu pihak.

Kelebihan dan Kelemahan Web2 & Web3

Web2KelebihanKelemahan
Adopsi yang luasKurangnya keamanan
Mudah digunakanMinim transparansi
Lebih matang dan stabilKurangnya interoperabilitas
Web 3DesentralisasiTerlalu kompleks
Kontrol penuh kepemilikanAdopsi masih sedikit
Inovasi semakin berkembangAsetnya volatil
Potensi Adopsi massal
Transparan

Seperti yang disebutkan di atas, baik Web2 dan Web3 punya keunggulan dan kelemahan tersendiri. Web2 bisa dibilang lebih matang dan dari sisi adopsi teknologi dan aplikasi web2 sudah diadopsi oleh banyak orang. Namun Web2 rentan terhadap ancaman keamanan dan kurang memiliki transparansi dan interoperabilitas.

Kerentanan tersebut mampu dijawab dengan teknologi dan aplikasi web3 yang menawarkan keamanan, transparansi, dan interoperabilitas yang lebih bagi pengguna. Meskipun begitu, Web3 masih dalam tahap awal pengembangan dan masih harus memperluas edukasi penggunaannya karena penggunaannya masih kompleks dan fluktuatif.

Masa Depan Web2 & Web3

Setelah memahami perbedaan antara Web2 dan Web3, bagaimana soal masa depan keduanya? Seperti yang telah kita lihat, baik Web2 dan Web3 memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, dan dalam jangka panjang masih sulit untuk memprediksi secara tepat teknologi mana yang lebih unggul dalam jangka panjang. Namun banyak pendapat ahli yang memiliki kepercayaan bahwa teknologi dan aplikasi Web3 pada akhirnya akan menggantikan Web2, ada juga yang berpendapat Web2 dan Web3 akan berdampingan dan saling melengkapi satu sama lain.

Kehadirannya yang sudah lebih dulu membuat Web2 bisa dibilang unggul dalam jumlah adopsi secara massal. Hal ini dapat diukur dari besarnya adopsi penggunaan internet dan media sosial di seluruh dunia saat ini.

Mengutip data dari International Telecommunication Union (ITU) mencatat, jumlah pengguna internet di seluruh dunia mencapai 5,3 miliar orang pada 2022 atau sekitar 66% dari populasi dunia telah menggunakan internet. Sedangkan menurut laporan dari We Are Social dan Hootsuite, jumlah pengguna media sosial di seluruh dunia per Januari 2023 mencapai 4,76 miliar atau setara dengan 59,4% dari total populasi dunia saat ini. Bisa dibilang, teknologi dan aplikasi Web2 yang telah berdiri lebih dulu tentunya memiliki basis pengguna dan infrastruktur yang signifikan.

Meskipun banyak kekhawatiran akan kompleksitas dari teknologi Web3, nyatanya adopsinya tumbuh pesat dalam waktu yang singkat. Berdasarkan data dari TripleA, perusahaan blockchain yang berbasis di Singapura, diperkirakan jumlah pengguna crypto di seluruh dunia pada tahun 2023 mencapai lebih dari 420 juta dan tentu jumlahnya akan terus bertambah seiring banyaknya inovasi dan peningkatan adopsi.

Web3 terus mengalami perkembangan yang baik dan menawarkan kebaruan dari sisi teknologi dan memberikan manfaat luas bagi banyak sektor, di antaranya:

  • 💵 Finansial: Kemunculan teknologi Decentralized Finance (DeFi) yang merujuk pada berbagai produk dan layanan keuangan tanpa perlu otoritas terpusat seperti bank. Desentralisasi ini dimungkinkan dengan teknologi blockchain dan smart-contract yang merupakan inti dari Web3. Baca juga: Apa itu DeFi (Decentralized Finance)?
  • 🎨 Seni: Lewat non-fungible token (NFT) yang dapat terintegrasi dengan Web3. Sebagai token blockchain, NFT memungkinkan para kreator untuk secara transparan memberikan bukti kepemilikan seperti seni digital, musik, data, aset dalam game, dan lainnya.
  • 🏥 Kesehatan: Dalam bidang kesehatan, sebuah aplikasi menarik dari teknologi blockchain dapat mengatasi masalah obat-obatan palsu serta menyimpan hasil rekam medis dengan aman. Contoh lainnya adalah mengamankan data pasien melalui lewat sistem Zero-Knowledge Proof. Hal ini memberikan pasien kemampuan untuk membuktikan siapa mereka kepada institusi kesehatan tanpa mengungkapkan informasi sensitif apa pun.

Masih banyak lagi industri yang mampu terdisrupsi dengan kehadiran Web3 dan ke depan memungkinkan teknologi dan aplikasi Web3 akan menjadi semakin mainstream, karena mereka menawarkan sejumlah manfaat dibandingkan dengan teknologi web2 tradisional.

Misalnya, sifat desentralisasi dari teknologi Web3 dapat membuat lebih aman dan transparan, dan mampu menarik lebih banyak adopsi. Selain itu, potensi inovasi di Web3 dapat mengarah pada pengembangan aplikasi baru dan menarik yang dapat mendisrupsi industri tradisional.

Baik web2 dan web3 punya potensi membentuk masa depan internet dengan caranya masing-masing tapi dampak yang dihasilkan sangat signifikan bagi kehidupan. Perusahaan maupun individu yang mampu beradaptasi dan memanfaatkan kekuatan dari Web2 dan Web3 kemungkinan besar akan memiliki keuntungan yang signifikan dalam lanskap digital.

Kesimpulan

Web2 dan Web3 ada di dua fase berbeda dalam evolusi internet. Web2, dikenal sebagai “web sosial,” ditandai lahirnya platform dan aplikasi terpusat seperti Facebook dan Google yang telah merubah cara manusia berkomunikasi dan berbagi platform secara online.

Di lain sisi, Web3 merepresentasikan pergeseran menuju desentralisasi dan penggunaan teknologi blockchain yang berpotensi membawa perubahan besar dalam bidang seperti privasi data, keamanan, dan kepemilikan.

Masa depan internet akan dibentuk oleh kemajuan dan adopsi teknologi web2 dan web3. Untuk itu penting bagi kita tetap update dan beradaptasi dalam setiap perubahan agar tetap relevan dan kompetitif di dunia digital.

Referensi

Penulis:Moch. Yoga Samudera

Beri nilai untuk artikel ini

Penilaian kamu akan membantu kami.

Apa yang kamu tidak suka?

Apakah ada saran untuk artikel ini?

Terima kasih untuk masukanmu!Tutup
Masukan gagal terkirim. Silakan coba lagi.Tutup

Bagikan