Investasi bisa menjadi salah satu kendaraan yang digunakan untuk mencapai tujuan finansial atau cita-cita seseorang, misalnya memenuhi biaya pernikahan, membeli mobil atau rumah, pensiun dan lain sebagainya. Karena itu, belakangan ini, semakin banyak kaum milenial hingga gen Z yang sudah mulai melek investasi.
Namun, sebagai seorang investor pemula, ada beberapa hal yang harus kamu persiapkan dan pertimbangkan sebelum berinvestasi. Untuk mengetahui apa saja persiapan yang dimaksud, Aulia Akbar CFP®, AEPP®, Financial Educator Lifepal.co.id memberikan beberapa pemaparan mengenai “5 Hal yang Wajib Dipersiapkan Sebelum Berinvestasi untuk Pemula”
Sebelum berinvestasi, langkah pertama yang harus dilakukan ialah menentukan tujuan investasi. Misalnya, mengumpulkan modal untuk membeli rumah, dana pendidikan anak, atau dana pensiun.
Oleh karena itu, sebelum mulai berinvestasi, kamu harus benar-benar mempelajari investasi yang ingin dipilih, bukan hanya sekadar FOMO (fear of missing out) saja.
“Banyak yang coba-coba FOMO di saham, kripto, sementara psikologinya belum bagus. Ketika market terjun bebas, langsung panik dan menyesal, tidak mau investasi lagi. Kalau ini yang terjadi, maka apa yang dilakukan bukan investasi, melainkan hanya spekulasi,” ungkap Akbar saat IG Live bersama Pintu, Kamis, 9 September 2021 lalu.
“Makanya pelajari dulu buat apa sih investasi, apa sih yang harus diperhatikan, bagaimana mengukur profil risiko kita. Jangan sampai investasi bikin kita tidak bisa tidur. Ketika knowledge sudah oke, sudah makin gampang mau investasi apapun,” sambungnya.
Selain itu, dalam berinvestasi, pastikan juga bahwa dana yang kamu gunakan adalah uang dingin, bukan dana untuk biaya penting seperti pendidikan anak dan sebagainya.
Baca juga: Jenis-Jenis Profil Risiko dan Cara Menghitungnya
Berdasarkan piramida financial planning, ada beberapa tahap dalam berinvestasi untuk pemula. Salah satunya adalah manajemen utang yang baik.
Jika masih punya utang, coba hitung dan pastikan kamu  telah melunasinya terlebih dahulu.
Kamu bisa menunda berinvestasi hingga utang lunas, atau dilakukan paralel dengan pelunasan utang. Namun, tentu saja harus dilakukan dengan perhitungan yang jelas juga.
Hal lainnya yang tidak kalah penting dimiliki sebelum memutuskan untuk berinvestasi adalah menyediakan emergency fund atau dana darurat. Mengapa?
Sebab, saat berada dalam situasi pelik yang mengharuskan kamu mengeluarkan banyak uang, dana darurat menjadi sumber uang yang bisa diandalkan. Kamu pun bisa terhindar dari kewajiban mengajukan pinjaman alias berutang.
Adapun besaran dana darurat yang harus dimiliki untuk investasi kamu bisa berbeda-beda, tergantung dari posisi saat ini. Misalnya, apakah ada tanggungan atau tidak.
Jika kamu sudah berkeluarga, memiliki istri dan anak, maka ada baiknya kamu memiliki dana darurat dengan besaran 6 kali pengeluaran untuk kebutuhan pokok bulanan. Bahkan, akan lebih aman lagi bila besaran dana darurat adalah 12 kali pengeluaran bulanan.
Sementara itu, untuk kamu yang masih berstatus single, bisa menyediakan 3 sampai 6 kali pengeluaran untuk kebutuhan pokok.
Tentu saja, setiap tahunnya, besaran dana darurat menyesuaikan dengan besaran alokasi kebutuhan pokok. Seandainya alokasi untuk kebutuhan pokok naik, kamu juga harus meningkatkan besaran dana darurat.
Jika ketersediaan dana darurat ini sudah aman, maka kamu bisa mulai berinvestasi dengan tenang.
Berinvestasi saat ini sudah bisa dilakukan dengan budget minim, bahkan mulai dari Rp10 ribu saja.
Namun, jika kamu ingin berinvestasi di instrumen investasi high risk high return, maka kamu bisa mulai menyisihkan dana 10 hingga 30 persen dari penghasilan per bulan untuk melakukannya.
Meski begitu, sebelum memilih jenis instrumen investasi, kamu harus mengetahui terlebih dulu apa tujuan investasi kamu. Pahami pula psikologis pribadi, apakah kamu adalah investor tipe konservatif, moderat, atau agresif?
Sebelum berinvestasi, hal lainnya yang harus disiapkan adalah memiliki proteksi diri berupa asuransi untuk melindungi kamu dari biaya-biaya tidak terduga seperti kesehatan, kecelakaan, dan kematian.
Mulai dari memiliki asuransi kesehatan sejak awal bekerja untuk menutup biaya pengeluaran mendadak karena sakit, hingga memiliki asuransi jiwa sebagai perlindungan saat kepala keluarga sebagai tulang punggung keluarga atau pencari nafkah meninggal dunia.
Itulah 5 hal yang harus disiapkan terlebih dahulu sebelum berinvestasi untuk pemula menurut Financial Educator Lifepal.co.id.
*Artikel ini dibuat oleh Aulia Akbar CFP®, AEPP®, Financial Educator sebagai bagian dari kolaborasi bersama Lifepal.co.id.